🍒 Mantan putri? 🍒

66 14 0
                                    



#AuthorPOV

"Ziva,"

Ziva menoleh dan merutuki nasibnya, ingin rasanya dirinya hilang saat ini juga dari tempat tersebut.

"Darimana aja? Kakak dateng ke rumah, tapi tante Irene bilang kamu keluar sama temen."

"Hufhh, iya tadi. Ada apa? Kenapa kakak ada disini?"

"Tadi ada urusan sebentar," balas Alfred. "Udah mau pulang? Ayo kakak anter--"

"Nggak usah kak, Ziva bawa mobil."

"Iya, kakak yang anterin. Sekalian kakak mau mampir ke rumah. Ayo," Alfred menggenggam tangan Ziva membuat gadis itu risih. Lantas ia minta dilepas.

"Kak, kenapa sih kakak jadi kaya gini. Kakak sadar nggak sih, Ziva risih dengan semua perlakuan kakak." Bentak Ziva tanpa sadar.

Alfred terdiam.

"Ziva udah coba untuk memaklumi, tapi sejauh ini kakak malah lewatin batas."

"Zi-"

"Ziva permisi," Ziva langsung pergi dari sana. Meninggalkan Alfred yang memanggilnya beberapa kali.


🍀


"Randy, seseorang menunggumu di lobi."

Randy menoleh, "Siapa?"

"Entah," jawab wanita itu acuh lalu kemudian kembali menempati kursinya.

Tak lagi menunggu lama, Randy langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut. Melewati koridor menuju lift yang akan membawanya ke lantai satu.

Randy berjalan menghampiri meja informasi. "Ra, tadi--"

"Itu, pria yang duduk disana." Jawab karyawan bernama Rara itu langsung.

"Owh, oke thanks." Randy berbalik dan berjalan menghampiri pria yang sibuk dengan handphonenya duduk disofa yang ada di lobi gedung tempat Randy bekerja.

"Ekhm," dehem Randy membuat pria itu mendongak. Randy tentu langsung mengenali wajah pria didepannya, bahkan ia terkejut dengan kemunculan pria itu yang tiba-tiba. Padahal sudah lama mereka tak bersua. "Ada apa gerangan bapak direktur menemui karyawan biasa seperti saya?" tanyanya menggoda.

"Lo ketemu sama Ziva kan?" tanya Alfred to the point.

"Hm, iya. Emang kenapa?"

"Gue minta lo jauh-jauh dari dia," ucap Alfred. Itu sebenarnya bukan permintaan melainkan perintah.

Kening Randy mengerut heran menatap teman lamanya itu.

"Gue lagi coba deket sama Ziva, jadi jangan sampe lo jadi penghalang untuk itu."

Randy terkekeh, "Lo serius? Dia adek lo anjir."

"Sekali lagi gue tau lo deket sama Ziva..." Alfred mendekat untuk membisikkan sesuatu. "Gue nggak akan segan meski dengan teman lama sekalipun."


🍀


"Happy birthday papa... Happy birthday papa... Happy birthday papa Albert... Happy birthday papa!"

Albert meniup lilin yang kemudian disambut tepuk tangan oleh Ziva dan Irene. Sedangkan Alex, cowok itu hanya sebagai penonton.

"Tadinya Ziva bingung mau kasih kado apa, tapi mengingat kalo akhir-akhir ini papa suka mancing. Jadi Ziva putusin buat beli satu set pancingan deh."

I'll be your girlfriendWhere stories live. Discover now