CHAPTER - 28

123 21 30
                                    

The Hiraeth

🌻🌻🌻
.
.
.

Cahaya mentari pagi mulai menampakan diri, dengan kami yang masih bergeming disini. Duduk dimasing-masing sisi ranjang, saling membelakangi. Sudah tak mampu lagi menatap satu sama lain, karena itu akan kembali membuatku menangis, sesak bukan main. Air mataku bahkan belum mengering.

"Kenapa..." kuhirup udara sejenak, "...Kenapa kau menyembunyikannya dariku?"

Hening.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?"

Helaan napas beratnya terdengar.

"Kenapa kau membohongiku?!"

"Maaf,"

"Aku tanya kenapa, Yoon?!"

Butuh waktu sepuluh detik sampai suara lirihnya manjawab, "Aku malu,"

Mata sembabku terpejam pun kepalan tanganku mengerat, dengan hati yang tersayat perih, sakit sekali, "Kenapa harus malu? Aku istrimu,"

Ia menghela napas, "Aku seorang pria dan itu melukai harga diriku,"

"Tetapi itu bukan berarti kau harus menyembunyikannya dariku, Yoon. Aku istrimu!"

"Aku tahu,"

"Lalu, kenapa tidak memberitahuku sejak awal? kau justru bertindak sejauh ini,"

"Aku takut,"

"Apa yang kau takutkan?"

"Aku takut kau meninggalkanku," ia menjeda, meneguk saliva, "Aku takut kehilanganmu,"

Kuhela napas berat, "Kau pikir cintaku sedangkal itu?"

Dan Yoongi tak menyahut.

"Siapa saja yang sudah mengetahuinya?"

Ia bungkam.

"Siapa, Yoon?!"

"Keluargaku dan Hoseok,"

Aku tersenyum miris, "Dan juga seseorang yang kau panggil Kim itu, kan?"

Lagi-lagi hanya aku yang dibiarkannya untuk tak tahu apapun tentangnya. Entah sudah seremuk apa hatiku saat ini. Sakitnya bukan main.

"Ternyata memang hanya aku yang tak tahu apapun tentangmu, Yoon,"

Lantas, ingatanku kembali pada kejadian sore tadi. Sore dimana satu fakta menyakitkan kembali kudapati. Tentangnya dan satu lagi rahasia besarnya.

.

.

.

Cafe Onion Anguk, pukul 15.09.

Bersyukur, pengunjung cafe sore ini tak begitu ramai, hanya ada segerombolan gadis berseragam sekolah menengah atas yang tengah bercengkrama sembari menikmati kudapan.

Membuatku dapat dengan mudah menemukan seorang pria berbalut kemeja putih bergaris itu tengah terduduk seorang diri di sudut cafe. Tempat yang aku jadikan patokan untuk aku dan seseorang bernama Kim itu bertemu.

Tetapi, tunggu sebentar.

Sepertinya aku mengenalnya. Bukankah dia...

"Dokter Kim?"

Pria dengan bahu lebar itu menoleh. Kini, wajahnya sudah sepenuhnya terlihat. Dan aku terkesiap, sama sekali tak menduga seseorang bernama Kim yang selama ini terus-menerus menghubungi Yoongi tak lain dan tak bukan adalah...

The HiraethOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz