CHAPTER - 04

114 24 21
                                    

The Hiraeth

🌻🌻🌻

"Bibi Saeun,"

Langkahku terhenti saat seorang gadis kecil menghampiriku, sesaat sebelum aku masuk ke dalam gedung kantor, "Eoh, Sulli-ya," aku lantas menundukkan tubuh, tersenyum, "Bibi merindukanmu," ujarku seraya memeluk gadis kecil berseragam sekolah taman kanak-kanak itu.

"Sulli juga merindukan Bibi. Rindu sekali," ia berujar setelah kami melepaskan pelukan, "Bibi, sih, jarang main ke rumahku. Padahal aku punya banyak boneka baru, loh,"

"Maaf, ya, akhir-akhir ini Bibi sibuk sekali," aku memasang wajah sedih, sungguhan bersedih, mengingat memang sudah lama sekali tidak sempat berkunjung ke rumah gadis manis ini, "Tapi, Bibi Janji, jika ada waktu Bibi akan main ke rumahmu. Kita main boneka bersama, oke?"

"Janji, ya?"

Sulli mengangkat jari kelingkingnya ke arahku, yang langsung ku balas dengan seulas senyum seraya menautkan jari kelingkingku dengan jari kelingking mungilnya, "Iya, Bibi janji,"

"Asik, yeyyyy!" Sulli bersorak gembira. Namun tak lama kemudian ia terdiam, memberikan isyarat padaku untuk mendekatkan telinga pada bibir mungilnya, "Bi, siapa Paman tampan di samping Bibi?"

Aku hampir saja tertawa mendengar bisikan Sulli, yang sebenarnya terlalu keras untuk bisa disebut sebuah bisikan. Lihat saja, Paman yang dimaksud Sulli saja tidak bisa menahan kekehannya ketika melihat tingkah bocah menggemaskan ini.

"Hallo gadis cantik," Jungkook -Paman yang dimaksud Sulli- melambaikan tangan, tersenyum manis, "Perkenalkan aku Paman Jungkook. Tetapi kau bisa memanggilku Paman Kookie kalau kau mau,"

"Hallo Paman Kookie. Aku Sulli, Ahn Sulli. Senang bertemu dengan Paman," Sulli membungkuk sopan, setelahnya tersenyum kelewat lebar.

"Menggemaskan sekali," Jungkook memberikan belaian lembut pada surai sebahu milik Sulli, "Paman juga senang bertemu dengan gadis cantik sepertimu,"

"Sulli keponakan Kak Hoseok, Jung. Kau masih ingat Kak Hoseok, kan?" Aku memberitahu.

Sejenak, Jungkook nampak mengingat-ingat, "Ahh, aku ingat. Kak Hoseok temannnya Kak Yoongi, kan?"

Aku menganggukan kepala sebagai jawaban.

"Itu berarti Sulli putri Kak Jiwoo?"

"Iya, kebetulan Kak Jiwoo juga berkerja di sini sebagai Manajer Pemasaran divisi dua,"

"Ahhh," Jungkook mengangguk paham.

"Ya ampun, Ahn Sulli!"

Yang dibicarakan datang, Kak Jiwoo. Wanita cantik berbalut blazer hitam itu tengah melangkah ke tempat kami.

"Sudah Ibu bilang tetap di samping Ibu. Kenapa kau malah pergi?!"

"Maaf, Bu. Habisnya aku bosan menunggu Ibu selesai berbicara dengan Paman berkumis tadi. Dan kebetulan aku melihat Bibi Saeun,"

Jawaban polos Sulli membuatku tersenyum.

"Kau ini. Lain kali tidak boleh seperti itu, kau membuat Ibu khawatir,"

"Iya, maafkan Sulli ya, Bu. Janji deh lain kali tidak lagi,"

"Ibu maafkan. Tapi ingat, tidak boleh diulangi lagi,"

"Iya, janji," Sulli mengangguk semangat.

Kak Jiwoo tersenyum lembut, seraya mengacak surai putri kecilnya gemas. Manis sekali interaksi Ibu dan anak ini. Diam-diam aku merasa iri.

The HiraethHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin