CHAPTER - 10

90 23 19
                                    

The Hiraeth

🌻🌻🌻

Tergesa, aku menyusuri kolidor rumah sakit. Hendak menuju ruang operasi di mana Yoongi berada. Tidak tahu separah apa kecelakaan yang dialaminya, sampai akhirnya harus melakukan tindakan operasi. Kak Hoseok belum bisa menjelaskan apapun saat kuhubungi tadi, sesaat setelah kuterima pesan darinya. Dengan suaranya yang panik Kak Hoseok hanya meminta persetujuanku sebagai ganti wali untuk menandatangani persetujuan tindakan operasi. Katanya, tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Yoongi harus segera di operasi.

Apa memang separah itu keadaanya?

"Kak Hoseok,"

Aku mendapatinya di sana. Duduk seorang diri di depan ruang operasi. Lantas, mataku membola saat kulihat baju yang dikenakan Kak Hoseok penuh dengan noda darah. Banyak sekali. Apa itu darah Yoongi?

Kak Hoseok menoleh, bangkit berdiri manghampiri, menatapku tajam, "Kenapa baru datang sekarang?!" tak ada lagi senyum ramahnya.

Ini memang salahku, yang memerlukan waktu dua jam lamanya untuk bisa sampai di sini. Itu pun Jungkook sudah mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Dan kenapa dia ada di sini?" kini, Kak Hoseok menatap Jungkook tak suka.

"Jungkook yang mengantarku ke sini, Kak. Aku memang sedang bersamanya tadi,"

"Ahh, pantas saja Yoongi seperti orang gila saat mencarimu. Ternyata kau memang sedang bersamanya," Kak Hoseok mendengus, "Eun, dengar, mungkin aku memang tidak tahu banyak tentang permasalahan rumah tangga kalian dan memang tidak seharusnya aku ikut campur. Tetapi sebagai sahabat dari suamimu aku hanya ingin minta tolong padamu. Tolong jangan melukainya lagi. Yoongi sudah terlalu banyak terluka selama ini,"

Dahiku berkerut, "Apa maksudmu, Kak?" tanyaku tidak mengerti.

Kak Hoseok mengabaikanku, justru mengalihkan fokus pada Jungkook, "Dan untukmu, Jung, aku mohon untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga mereka lebih dalam lagi. Jangan mengambil kesempatan ditengah-tengah masalah mereka. Kau harus sadar tempatmu!" Kak Hoseok berucap penuh penekanan. Sementara Jungkook hanya bergeming di sampingku.

Aku baru saja akan kembali membuka suara, kalau saja Kak Hoseok tidak memotongnya dengan, "Mungkin operasinya akan selesai tengah malam nanti. Aku pergi sebentar," ia menatapku, sebelum akhirnya melangkah untuk pergi. Namun, baru tiga langkah diambilnya Kak Hoseok kembali berbalik, kali ini memberi tatapannya pada Jungkook, "Lebih baik kau pulang. Kurasa kau tidak dibutuhkan di sini, Jung,"

Lalu, tanpa menunggu respon dariku dan Jungkook, Kak Hoseok kembali melangkahkan kaki, meninggalkan kami.

Dan aku masih dalam kebingungan atas semua perkataan Kak Hoseok tadi. Terlebih, sama seperti Yoongi, kenapa Kak Hoseok juga terlihat tidak menyukai Jungkook.

Ada apa sebenarnya?

"Eun," Jungkook menyentuh bahuku, "Sepertinya Kak Hoseok benar. Lebih baik aku pulang," ia tersenyum canggung, membuatku tidak enak hati.

"Maaf, Jung. Aku juga tidak tahu mengapa Kak Hoseok bisa berkata seperti itu,"

"Tidak apa-apa. Bukan salahmu," ujarnya. "Kau tidak apa-apa, kan, kalau aku tinggal sendiri?" ia menatapku khawatir.

Aku menghela napas sejenak, "Tidak apa-apa, Jung. Kau juga perlu istirahat. Pulanglah," kuberikan seulas senyuman.

"Kau juga, jangan terlalu khawatir. Aku yakin Kak Yoongi akan baik-baik saja,"

"Ya, kuharap juga begitu,"

"Yasudah, kalau begitu aku pergi, ya. Ahh, sebelumnya mau kubelikan sesuatu? kau belum sempat makan tadi,"

The HiraethWhere stories live. Discover now