CHAPTER - 15

97 20 20
                                    

The Hiraeth 

🌻🌻🌻

Masih teringat dengan jelas awal pertemuanku dengan Yoongi, kurang lebih tujuh tahun silam.

Saat itu,

Aku menyusuri deretan rak buku dari ujung ke ujung, hendak mencari buku sastra Inggris sebagai referensi tugas dari Prof. Lee. Ada satu buku yang direkomendasikan Eunwoo -teman sekelasku- untukku jadikan referensi.

Namun, nihil, sejauhku mencari buku tersebut tak kunjung ku jumpai. Sudah bertanya pada sang penjaga perpustakaan, Pak Kang bilang buku dengan judul yang ku cari itu masih tersisa satu, tetapi di mana?

Tidak menyerah, kembali ku jelajahi seisi perpustakaan. Sampai di mana kulihat di ujung sana seorang pemuda tengah membaca buku, seorang diri. Perhatianku bukan tertuju pada pemuda berkemeja flanel itu, melainkan pada buku bersampul putih yang tengah dibacanya. Aku mendekat, diam-diam membaca judul buku tersebut, walau agak susah, tetapi masih bisa terbaca. Tidak salah lagi itu judul buku yang sejak tadi kucari. Melihat itu, tanpa bisa kucegah mulutku sudah berseru.

"Sunbae-Nim,"

Tidak tahu apakah pemuda dengan anting-anting ditelinganya itu memang Seniorku atau bukan, tetapi untuk lebih amannya ku panggil saja Sunbae.

Fokus membacanya teralihkan, lantas menoleh padaku. Untuk beberapa detik berjalan ia hanya menatapku dengan kerutan di dahi, "Aku?" menunjuk dirinya sendiri.

Anggukan kepala kuberikan, tersenyum kecil. Faktanya, memang hanya ada kami berdua di sini, yang lainnya berada cukup jauh dari kami.

"Ada apa?" tanyanya kemudian.

Ku langkahkan kaki mendekat, hanya menyisakan satu langkah sebagai jarak, "Boleh ku pinjam lebih dulu?" tanyaku ragu-ragu.

Sebenarnya tidak enak hati, tetapi mau bagaimana lagi, aku benar-benar butuh buku itu.

"Apa?" kerutan di dahinya muncul lagi.

"Itu," kutunjuk buku diatas meja, "Boleh ku pinjam lebih dulu?" kini, aku tersenyum bodoh.

Pemuda itu lantas melihat kearah buku, sebelum akhirnya kembali menatapku. Namun, tak ada satu kata pun yang ia ucapan. Sampai di mana aku kembali membuka suara, "Aku butuh bukunya untuk referensi tugas Bahasa Inggrisku. Dan tugasnya harus sudah dikumpul besok lusa,"

"Lalu?"

Aku tercenung sesaat. Memangnya yang aku jelaskan tadi belum cukup jelas ya?

Baiklah, akan kujelaskan lebih rinci.

"Begini, Sunbae-Nim, aku butuh buku itu untuk referensi tugas Bahasa Inggrisku dan tugasnya harus sudah dikumpulkan besok lusa. Tadi, Pak Kang bilang bukunya hanya sisa satu, yang lainnya sudah dipinjam. Jadi, boleh tidak aku pinjam buku-nya lebih dulu?"

Pemuda itu mengangguk paham. Kukira akan mengiyakan, tetapi jawabannya justru membingungkanku, "Kalau begitu cari lagi saja bukunya,"

"Loh, bagaimana, kan bukunya hanya sisa satu dan sudah Sunbae ambil. Sekarang sudah tidak ada lagi," jelasku. "Bolehkan aku dulu yang pinjam bukunya? hanya sampai besok lusa, kok,"

"Sejak kapan Dosenmu itu memberikan tugasnya?"

Apa-apaan sih, kenapa jadi menanyakan itu. Kan, hanya tinggal katakan saja 'boleh' atau 'tidak'. Namun, mau tidak mau tetap kujawab, "Sudah dari dua minggu yang lalu sepertinya,"

The HiraethWhere stories live. Discover now