CHAPTER - 19

110 23 70
                                    

Warning!
18+
---------
3000++
Mohon minum antimo dulu sblm membaca 😂

***

The Hiraeth

🌻🌻🌻


Orang-orang bilang, saat berhubungan seks kau akan merasakan debaran gila pada jantungmu, pun secara fisik akan menjadi lebih aktif , tidak lagi bisa dikontrol. Dan aku tengah merasakannya kini. Akal sehatku sudah hilang entah ke mana, hanya bisa mengerang pun melenguh dengan jemari yang meremas kuat apapun yang bisa kuraih.

Kali ini remasan kuat kuberikan pada surai legam Yoongi, kembali melenguh ketika lumatan demi lumatan ia berikan pada setiap inci tubuh telanjangku.

Ini adalah seks -agaknya sebutan 'seks' tidak cukup tepat untuk menggambarkan kegiatan apa yang tengah kami lakukan saat ini-, maka, aku akan menyebutnya dengan kegiatan bercinta kami. Iya, ini adalah kegiatan bercinta kami untuk pertama kalinya setelah resmi menjadi sepasang suami-istri. Kendati begitu, kami tidak melakukannya di malam pertama seusai mengucap janji suci. Terlalu lelah rasanya, sehingga tidur dalam konteks sesungguhnya lah yang kami lakukan saat itu.

Lalu, tidak juga kami lakukan pada hari kedua sampai hari ke sepuluh usia pernikahan kami. Masalahnya berada pada diriku, di mana aku yang masih cukup canggung, terlebih takut untuk melakukan 'itu' dengannya. Bahkan saat tak sengaja berpapasan dengannya di saat kondisiku baru selesai mandi dan hanya mengenakan selembar handuk sebagai penutup tubuh aku sudah sangat canggung dan malu. Juga, saat tidak sengaja melihatnya yang tengah berganti pakaian, memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang tak tertutup apapun aku justru akan selalu menghindarinya dan memilih untuk tidak melihat. Seharusnya, aku sudah harus terbiasa dengan hal-hal seperti itu, toh, kami sudah resmi menjadi sepasang suami-istri. Dua orang yang sudah menjadi satu tubuh. Akan tetapi, rasa canggung semacam itu masih kurasakan.

Maklum saja, semasa kami berpacaran kontak fisik yang kami lakukan hanya sebatas bergandengan tangan, merangkul, berpelukan, mengecup kening pun pipi, dan yang paling intim hanya pada tahap saling melumat bibir. Iya, hanya sebatas itu, tidak pernah lebih.

Sebagai seorang pria normal pun Yoongi memang tidak pernah meminta atau melakukan lebih dari itu. Jika dilihat dari kesempatan ia jelas memiliki banyak sekali kesempatan untuk melakukannya. Seperti malam itu, malam di mana Yoongi mengajakku ke apartemennya. Dia bilang ingin menunjukan salah satu demo lagu yang di produserinya.

Saat itu, kami terlebih dahulu menyantap makan malam di kedai pinggir jalan tak jauh dari apartemennya. Setelah selesai, hujan tiba-tiba saja turun dan bodohnya tak membawa payung. Kami menunggu hujan reda untuk beberapa menit lamanya, sebelum akhirnya memutuskan untuk menerobosnya saja. Toh, jaraknya tidak begitu jauh, hanya perlu berlari untuk meyebrang jalan, lalu sampai.

Namun, saat tiba di apartemennya, baju yang kami kenakan tetap saja basah. Terlebih aku yang hanya mengenakan t-shirt putih polos, yang sialnya tipis sekali, sehingga jika dalam kondisi basah seperti itu akan sangat menerawang. Yoongi jelas bisa melihat warna bra yang kupakai. Berawal dari tatapan canggung pun tegukan saliva gugup yang ia lakukan, sampai akhirnya tanpa sadar aku sudah berada di bawah kungkungannya. Kami saling melumat bibir, awalnya begitu lembut, sampai pada titik di mana lumatan yang dilakukan Yoongi pada bibirku berubah menjadi kacau dan begitu liar. Ia jelas sudah dikuasai nafsunya. Hendak melakukan lebih dari sekedar lumatan bibir.

Aku yang masih memiliki sedikit akal sehat, berniat untuk menyudahi. Merasa yang kami lakukan adalah perbuatan yang salah. Kami belum berada di status yang sah untuk melakukannya. Walau seks sebelum menikah sudah menjadi hal yang lumrah, tetapi aku sungguh tidak ingin melakukannya tanpa ikatan resmi sebagai sepasang suami-istri.

The HiraethWhere stories live. Discover now