CHAPTER - 16

109 20 54
                                    

Ku kasih yang manis-manis dulu yaa. Capek kan liat YoonSa narik urat mulu. Kkkk~
Btw, chapter ini aku ngerasa panjang bgt. Ku harap kalian gak bosen bacanya. Dan maaf br update *Sungkem*

***

The Hiraeth

🌻🌻🌻

Aku tidak ingat apa yang terjadi semalam, sampai-sampai pagi ini aku terbangun di dalam kamar yang demi Tuhan tidak kukenali. Ini jelas bukan kamar tidurku, nuansanya berbeda sekali, di mana kamarku penuh dengan warna-warna cerah, sementara saat ini sejauh mata memandang hanya warna-warna gelap yang kujumpai. Walau begitu kamarnya terlihat rapi sekali, karena hanya ada sedikit barang-barang.

Apa ini kamar Jungkook?

Seingatku, semalam aku memang sedang bersamanya.

Mengabaikan pening di kepala, aku beranjak dari tempat tidur . Lalu, merajut langkah keluar dari kamar. Aku harus menemui siapapun orang yang membawaku kesini.

Aku sudah berada di ruang tengah. Melihat sekeliling, kali ini warna catnya di dominasi warna putih, terlihat lebih hidup dibanding nuansa kamarnya tadi.

"Sudah sadar rupanya,"

Terhentak kaget, kubalikan tubuh, mencari asal suara berat barusan.

"Yoongi Sunbae-Nim?!"

Dengan mata yang membola kutatap dirinya yang baru saja keluar dari ruangan dengan papan bertulisan 'Genius Lab'.

"Syukurlah kalau masih mengingatku. Kukira efek alkoholnya bisa membuatmu hilang ingatan,"

Tidak seperti diriku yang terkejut melihatnya, Yoongi Sunbae justru terlihat santai dengan wajah kusut khas bangun tidur pun surai berantakannya. Lalu, tanpa menghiraukanku ia justru melangkahkan kaki entah menuju ke mana. Aku lantas mengikutinya.

"Sunbae-Nim, kenapa aku bisa ada di sini?" tanyaku, ketika kami sudah berada diruangan yang ternyata adalah sebuah dapur.

"Tidak perlu khawatir, aku tidak melakukan apapun padamu. Hanya sebatas melepaskan sepatu,"

Setelahnya, pria dengan t-shirt hitam itu sibuk mencari sesuatu dalam lamari pendingin.

"Mau kopi, susu, teh atau air putih saja? aku tidak punya milkshake strawberry," ia berucap tanpa menoleh padaku, masih sibuk dengan isi lemari pendinginnya.

Aku bergeming. Yang kutanya kan alasan kenapa aku bisa berada di sini bersamanya. Lalu, kenapa jadi macam-macam minuman yang disebutkan.

Kini, Yoongi Sunbae menoleh padaku, menghela napas, "Aku tahu kau bingung, tetapi bisa tidak biarkan aku membuat sarapan dulu untuk kita? setelah itu akan kujawab semua pertanyaanmu," ujarnya. "Kau bisa menungguku di ruang tengah atau di mana pun kau ingin,"

Kucerna ucapannya, lalu kuanggukan kepala, "Baiklah," kuterima saja sarannya.

"Yasudah sana, jangan ganggu aku dulu,"

Yoongi Sunbae sudah hendak berbalik untuk melakukan kegiatannya yang sempat tertunda, kalau saja tidak kupanggil.

"Sunbae-Nim,"

"Apa?"

"Soal tawaranmu tadi, boleh apa saja asal bukan kopi," seulas cengiran bodoh kuberikan.

Ia menghela napas, "Oke,". Setelahnya, benar-benar berbalik, mulai sibuk dengan sesuatu yang akan dibuatnya.

"Sunbae-Nim,"

The HiraethWhere stories live. Discover now