Sabtu sore aku sudah pulang lebih awal dari éclat. Saat masuk tadi sepatu Jong In sudah berada ditempatnya, sepertinya dia juga pulang lebih awal.
Aku masuk ke dalam dan menemukan Jong In yang sedang menonton televisi.
"Kau pulang lebih awal?" Tanyaku berlalu menuju dapur untuk mengambil segelas air. Jong In mengikutiku dan berakhir duduk dikursi tinggi dibalik counter dapur.
"Tentu saja, kita kan mau nonton bareng. Netflix and chill." Ucapnya dengan tersenyum nakal diakhir.
"Kita batalkan." Ucapku membuatnya menatapku bingung. "Aku sudah memberitahu kalau hari ini aku mau ke pesta anak dari pelanggan butikku kan? Atau belum?"
"Apa nggak bisa nggak ikut ke pestanya? Aku juga membatalkan undangan supaya bisa berduaan dengan mu saja." Ucapnya merengek.
Aku berlalu ke kamar, dia masih mengikutiku. "Nggak bisa, nyonya Lee adalah pelanggan berhargaku, aku nggak bisa menolak undangannya. Lagian aku sering mengikuti pesta yang ia adakan kok."
Setelah melepaskan anting dan menghapus makeup tipis diwajahku, aku berjalan menuju kamar mandi. Saat aku masuk ke kamar mandi dan hendak berbalik menutup pintunya, Jong In malah hendak ikut masuk.
"Mau ngapain?!"
"Ikut mandi."
"Nggak boleh!" Aku mendorongnya keluar lalu segera menutup dan mengunci pintunya.
"Kau benar-benar mau tetap pergi?" Tanya Jong In begitu aku keluar dari kamar mandi, aku mengangguk.
"Tidak enak kalau nggak datang. Tuan rumahnya mengundang ku langsung." Aku yang hendak masuk ke dalam bilik, berbalik dan menahan Jong In yang mau ikut masuk.
"Aku mau ganti baju." Ucapku sebelum menutup slidedoor yang memisahkan antara bilik dan ruangan kamar.
"Lalu aku gimana? Aku sudah beli popcorn juga camilan dan es krim loh."
Astaga pria ini, ngotot sekali seperti anak kecil yang minta bermain.
Aku memilih gaun yang cocok dengan tema pestanya. Karena itu undangan untuk acara perusahaan berarti aku harus memakai dress yang agak formal. Okay gaun ini sepertinya cocok.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku keluar dari bilik begitu selesai memakai gaunnya. Bermaksud untuk segera memoles wajahku dengan makeup tapi teriakan Jong In membuatku terkejut.
"Astaga! Jangan bilang kau akan pergi dengan baju itu?!"
Jong in segera mendekat padaku lalu menghadapkan aku padanya dengan lembut. Tatapannya saat ini sangat serius seperti alat sensor yang sedang bekerja, sampai kemudian dia menyingkap belahan gaunnya membuatku terkejut.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanyaku menyingkirkan tangannya. Dia malah mendengus.
"Ayo ganti baju." Perintahnya membawaku kembali ke bilik.
