14. too vulgar

83 5 0
                                    

"Orgasme kan?"

Aku yakin mukaku sekarang sudah berubah merah seperti kepiting rebus! Bisa-bisanya Jong In bertanya dengan wajah datar seperti itu!

Aku berdeham sebelum menjawab dengan sedikit tergagap. "K-kau tau ternyata."

"Aku juga baru tau setelah searching tadi."

Heol!! Untuk apa dia sampai mencarinya di internet??!!

"Rayna." Panggilnya membuatku menatapnya lagi. "Kau bilang kita harus saling berkomunikasi kan?"

Aku mengerjapkan mataku sebelum mengangguk. Lalu Jong In meraih tanganku dan menggenggamnya.

"Karena itu, katakan padaku jika kau mengalami kesulitan atau apapun itu. Aku akan berusaha untuk membantumu menyelesaikannya, ya?"

Ucapannya sangat serius dan aku hanya bisa mengangguk. Ya, aku memang membutuhkan orang untuk berbagi keluh kesah yang aku pendam sendiri selama ini. Karena bagaimanapun juga aku tidak bisa menggenggamnya sendirian, aku perlu melepaskannya agar diriku juga merasa lega. Lalu, apakah berbagi semua kesusahan yang aku lalui kepada Jong In akan membuatku lebih lega?

"Jong In." Dia bergumam, masih menatapku lembut. "Apa kita bisa tidur sambil berpelukan?"

Dia tersenyum lalu melebarkan tangannya. "Tentu saja, kemari."

Aku bergerak menghampirinya dan berakhir didalam dekapan Jong In dengan berbantalkan lengannya, dia merengkuhku dan mengusap punggungku.

"Jika ini bisa mengurangi nyeri PMS-mu aku rela melakukannya setiap hari."

"Enak saja! Karena ini aku nggak mau kau tau cara ampuh yang dokter Lee maksud!" Aku mendongak untuk menatapnya. "Awas jika kau berani melanggar perjanjian."

Jong In terkekeh lalu mengusak rambutku asal. "Kau ini. Apa kau meragukan staminaku?"

"Ya, tentu saja. Kau bahkan nggak menunjukkan ketertarikanmu padaku di malam pertama saat kita jadi pengantin baru. Apa lagi kalau bukan karena staminamu yang lemah?"

"Ohhooo, mau ku buktikan sekarang?" Tangan Jong In yang sebelumnya bertengger dikepalaku kini turun menyelusuri punggungku.

"Aku sedang menstruasi! Awas saja kalau kau berani melakukannya, aku bisa membuat tangan kananmu dibalut gips." Desisku membuatnya mengangkat tangan yang sebelumnya mengusap punggungku.

"Kau sendiri yang memancingku dengan tidur berpelukan. Kau mengira aku tidak akan berbuat macam-macam padamu."

"Lakukan saja."

"Seㅡ"

"Kalau kau ingin melihat barang-barang mu ku buang keluar."

Gumamku kembali meringkuk dalam dada bidang Jong In. Ku dengar dia mendesah berat, mungkin lelah menghadapi ke-keras kepalaanku. Aku menghiraukannya dan memilih tidur, pelukan Jong In sangat nyaman dan itu membuatku terlelap lebih cepat dari biasanya.

🌼🌼🌼

Kemarin aku baru saja menyelesaikan gaun pengantin, bukan pesanan siapapun. Hanya iseng ingin membuatnya, dan hari ini aku berniat untuk melakukan photoshoot gaunnya.

"Kak Rayna, bagaimana dengan kalung ini?" Hyun memperlihatkan kalung berlian yang masih berada didalam kotak perhiasan.

Aku menatap model yang tengah ku polesi makeup lalu melihat kalungnya. "Sepertinya cocok, kita coba saja dulu." Ucapku pada Hyun, dia mengangguk lalu memakaikan kalungnya pada Hye Rin _model yang sudah dua tahun bekerja sama dengan éclat.

minus husband _Kim Jong InWhere stories live. Discover now