1. comeback

244 11 2
                                    



'polisi saat ini masih menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang telah memakan korban hingga lima nyawa banyaknya. Petugas setempat mengingatkan agar anda sekalian tidak pulang terlalu larut sendirian dan jangan keluar pada malam hari.'

Aku sedang menonton berita televisi yang memang akhir-akhir ini membahas tentang pembunuh berantai yang tengah ramai.

'pelaku didapati sering kali menyamar sebagai tukang cepat antar dan selalu membunyikan bel dengan terburu-buru. Jadi para pendengar sekalian, berhati-hati lah saat kalian dirumah sendirian karena pelaku lebih sering mengincar korban yang tinggal sendirianㅡ'

Pip!

Aku buru-buru mematikan televisinya.

Sialan! Mereka ingin menakut-nakuti orang atau bagaimana sih? Kalau memang pembunuh itu mengincar korban yang tinggal sendirian, maka aku bisa jadi salah satu targetnya, begitu?

Peduli hantu lah, akhir pekanku malah berakhir begini. Seharusnya aku tidak menonton berita itu.

Aku memutuskan untuk bersiap tidur, meletakkan camilan yang sebelumnya aku makan. Setelah membersihkan kekacauan yang ada, aku langsung menuju kamar dan mengganti pakaianku dengan gaun tidur satin tipis kesukaanku.

Selamat tidur dan semoga hari esok lebih baik dari hari ini!

Bisikku pada diri sendiri seperti yang biasa aku lakukan setiap akan tidur dan setelah mengucapkan itu aku langsung terlelap kedalam mimpi.

Ding dong ding dong!
Ding dong ding dong!

Aku terbangun dan memeriksa jam dimeja nakas samping ranjang yang menunjukkan pukul setengah satu Ditengah malam begini! Siapa yang mau membuat rumah ini roboh dengan menekan bel kesetanan seperti itu?!

Aku memutuskan untuk bangun dari tidurku. Sialan, Akan aku potong tangan orang yang menekan bel rumahku dengan sembrono.

Tidak peduli dengan keadaanku yang hanya mengenakan gaun tidur berbahan tipis, aku langsung melangkah menuju pintu masuk tanpa sibuk melihat layar Telkom terlebih dahulu.

Aku mengusap mataku sembari mengambil stik golf didekat rak sepatu sebelum bersiap membuka pintu. Aku menarik nafas, mengumpulkan kesadaranku yang baru bangun tidur. Aku harus jaga-jaga, bisa saja orang dibalik pintu ini adalah pembunuh berantai yang dibicarakan diberita semalam, aku akan langsung memecahkan kepalanya sebelum pembunuh itu mengacungkan pisaunya padaku.

Suara bel masih terus berbunyi dan sangat tidak sabaran. Sebenarnya itu membuatku sedikit takut, tapi tidak sampai membuatku mengurungkan niat untuk membukakan pintu.

Tiba-tiba bunyi belnya berhenti, membuatku penasaran, apakah orang dibalik pintu sudah pergi? Karena itu, tanpa menunggu lagi aku langsung membuka pintunya.

Danㅡ

Hug

Gelap.

Dan, wangi.

Apa aku sudah berada di surga? Apa pembunuh berantai viral itu yang mengirimku kemari? Aku tidak bisa bergerak.

"Kau baik-baik saja?"

Deg

Suara ini...

Aku melangkah mundur perlahan, ternyata aku menubruk tubuh seseorang. Aku mendongakkan kepala dan yang ku dapati adalah seorang pria yang berdiri menjulang tengah menatapku... khawatir?

Dia memeriksa keadaanku sampai membuatku menghadap ke kanan ke kiri hingga memutar-mutar badanku dan terus bertanya apakah aku baik-baik saja. Sampai beberapa menit kemudian dia baru berhenti bertingkah.

minus husband _Kim Jong InWhere stories live. Discover now