2. restart?

109 9 0
                                    


Aku Im Ray Na, ah tidak seharusnya margaku sekarang bukan Im lagi, tapi Kim. Ya, marga dari suamiku, Kim Jong In.

Umurku sekarang 26 tahun, aku menikah saat usiaku 21 tahun. Saat itu aku masih kuliah, tapi kedua orangtuaku mengenalkan ku pada anak rekannya. Yang dimana aku dijodohkan dengan Kim Jong In, pria yang 7 tahun lebih tua dariku.

Kami berdua anak tunggal dikeluarga, dan tidak bisa menolak permintaan orang tua karena aku sendiri memang tidak pernah terpikirkan sekalipun untuk menikah. Terakhir aku pacaran mungkin saat aku SMP? Seingatku begitu, dan setelah putus aku tidak pernah lagi mempunyai kekasih sampai aku menikah dengannya.

Kedua orangtua kami tidak pernah memaksa untuk menyetujui perjodohan ini, tapi kami menerimanya dan mereka senang karena mengira kami saling suka. Ya, wajarlah mereka menganggap begitu, karena dijaman sekarang biasanya orang-orang akan menolak perjodohan yang dianggap kuno.

Aku dan Jong In memiliki waktu setidaknya tiga bulan untuk saling mengenal, dua bulan sebelum menikah dan satu bulan setelah menikah. Setelah tiga bulan itu aku tidak pernah lagi berhubungan dengannya karena seperti yang aku ungkit ungkit sebelumnya, dia meninggalkanku lima tahun lamanya, sendirian. Dia hanya memberikan aku rumah dan uang bulanan. Untuk mengabari aku yang sebagai istrinya pun dia memilih menyuruh orang lain ketimbang ia lakukan sendiri.

Aku heran, apa susahnya menekan ponsel untuk menghubungi ku? Aku sampai berfikir yang tidak-tidak kalau tangannya lumpuh atau jari-jarinya patah sampai tidak bisa menggunakannya untuk menghubungiku.

Jika ditanya kecewa, tentu saja aku kecewa dan marah padanya. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkannya, dia sendiri itu seorang CEO perusahaan besar. Waktu untuk tidur pun jarang terselip dijadwalnya, ia menghabiskan waktu dalam sehari hanya untuk bekerja dan bekerja. Seolah pekerjaannya itu adalah segalanya, yah benar sih dia bahkan lebih memilih pekerjaannya ketimbang diriku.

Dua bulan sebelum menikah aku mencoba untuk memahami sifat dan kepribadiannya. Orang tua kami sering kali membuat pertemuan untuk aku dan Jong In. Entah untuk sekedar makan ataupun berbelanja yang menurutku sangat tidak perlu. Tapi Kim Jong In selalu datang, meski kadang terlambat tapi ia tetap mengusahakan datang. Jujur saja sifatnya yang satu itu yang membuatku yakin untuk melanjutkan perjodohan ini ketingkat lebih lanjut.

Aku tidak pernah memikirkan soal bagaimana tipe ideal laki-laki untuk ku nikahi sebelumnya. Yang pasti aku hanya ingin seseorang yang bisa menghargai dan menghormati sesama. Ya, karena itu menerima Jong In dengan alasan ia selalu datang saat pertemuan meski kadang ia sampai menerjang hujan dan salju. Aku mengira dia pas dengan tipe yang aku inginkan, menghargai dan menghormati. Tapi nyatanya aku salah besar.

Menghargai apanya?! Dia malah meninggalkan aku dan lebih memilih pekerjaannya itu. Menghormati?! Dia menyuruh orang lain untuk menghubungiku mengenainya, itu yang disebut menghormati?!

Hah, seharusnya aku tidak gegabah lima tahun yang lalu. Dulu aku terlalu naif karena masih seorang remaja yang hormonnya terlalu aktif. Sampai sampai saat dia memayungiku dengan jasnya disaat hujan tiba-tiba turun, pulangnya aku seperti orang gila yang kegirangan dan tidak bisa berhenti tersenyum.

Tapi sekarang tidak lagi! Sekarang umurku dua puluh enam tahun! Dan aku sudah berjuang habis-habisan untuk meng-upgrade diriku untuk menjadi perempuan dewasa. Lima tahun ini aku membanting tubuhku sampai remuk semua karena terlalu keras berjuang, kadang saat bangun pagi aku merasa seperti seorang nenek-nenek. Badanku pegal-pegal seperti mau copot dan seringkali sakit punggung. but i get paid for it, karena sekarang diusiaku yang baru dua puluh enam tahun ini aku sudah mempunyai butik milikku sendiri!

Dan yang paling membanggakan lagi, aku sudah bisa menjadi seorang istri yang sesungguhnya. Aku bisa memasak, membereskan rumah, mencuci piring dan membuatkan teh panas berikut camilannya, aku bisa! Berkat guru-guru kursusku yang kubayar dengan uang bulanan dari suami, aku bisa melakukan segalanya.

minus husband _Kim Jong InDonde viven las historias. Descúbrelo ahora