3. he's weird

94 12 2
                                    


Aku bangun saat alaramku berbunyi, itu berarti sekarang sudah pukul tujuh. Sebenarnya aku merasa malas untuk bekerja hari ini, tapi aku teringat pesanan gaun yang harus segera diselesaikan. Ah, mau tidak mau aku harus bangun dan berangkat kerja!

Seperti biasa aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dulu. Lalu memilih pakaian yang akan ku kenakan hari ini, sepertinya midi dress untuk mengawali pekan tidak buruk.

Tanpa menunggu lagi aku langsung meraih dan mengenakan midi dress flower dengan lengan tiga perempat. Aku memakai riasan tipis seperti biasa, hanya agar wajahku tidak terlihat pucat. Setelah dirasa penampilan ku sudah sempurna, aku sempatkan untuk bercermin sebentar melihat diriku yang terlihat semakin cantik tiap harinya.

Aku tersenyum lalu meraih tas Channel ku sebelum keluar dari ruang ganti. Aku hampir lupa tidak membawa ponsel jika tidak ada panggilan masuk. Aku meraih ponselku dan mengangkat panggilan masuk yang ternyata dari ibuku.

"Iya bu?"

"Hari ini kau sibuk?" Aku terus berjalan menuju pintu sembari menjawab pertanyaan ibu.

"Ya, sepertinya aku akan pulang malam lagi." Jawabku seadanya.

"Kau ini, sudah ibu bilang jangan pulang terlalu malam. Kau tau kawasanmu itu sedang ramai pembunuhan."

"Mau bagaimana lagi bu. Aku kan harus bekerja."

"Sarapan dulu." Aku hampir terjatuh karena terkejut dengan suara bas yang tiba-tiba berbisik ditelinga ku.

"Aku terkejut, bodoh." Makiku pada pria itu.

Dia malah tersenyum dan mengambil ponselku yang masih tersambung dengan ibu.

"Tenang saja bu, aku akan mengantar dan menjemputnya kerja mulai sekarang." Ucapnya sambil menuntunku ke ruang makan dan menyuruhku duduk.

Astaga, aku kira semalam aku hanya bermimpi kalau pria yang katanya suamiku ini pulang. Tapi ternyata dia betulan pulang dan, memasakkan sarapan untukku?

"Iya bu, aku mengerti. Neee." Ia menutup panggilannya dan duduk disampingku.

"Aku buatkan nasi goreng untukmu." Ucapnya mendekatkan sepiring nasi goreng ke hadapanku. Aku menatapnya ragu.

"Kau, memasak?" Tanyaku yang langsung ia angguki.

"Seperti yang kau lihat. Ayo dimakan, dan katakan bagaimana rasanya." Ia meraih sendok dan mengambil nasi goreng untuk ia suapkan padaku.

Aku memundurkan kepalaku membuatnya menatapku bertanya. "Dengar ya, meski kau memasakkanku sarapan. Jangan berharap kau bisa tinggal disini. Aku ini bukan tipe orang yang mudah disuap dengan hal hal seperti ini."

Dia malah terkekeh kecil mendengar perkataan ku.

"Ya, ya. Kalau begitu aku akan mencari cara lain agar kau mengijinkan aku tinggal." Jawabnya lalu menyuapiku.

Aku melebarkan mataku, waah.. bagaimana bisa ada nasi goreng seenak ini?

"Bagaimana?" Tanya Jong In dengan wajah harap-harap cemas.

"Enak." Jawabku lalu merebut sendok darinya, menghabiskan sarapan dengan lahap.

🌼🌼🌼

Blam

"Terimakasih." Ucapku pada Jong In yang mengantarkanku ke butik. Dia memaksa.

Aku langsung melangkah masuk tanpa menunggu sahutannya. Begitu didepan pintu aku berhenti dan berbalik, Jong In mengikutiku.

"Kau sedang apa?" Tanyaku padanya.

minus husband _Kim Jong InWhere stories live. Discover now