18. this Bit*h

58 7 0
                                    


"Kaideen?!"

Aku menoleh ke arah pintu masuk, dan kalian tau? Disana berdiri seorang wanita yang mengenakan gaun pantai lengkap dengan topi dan kaca mata hitamnya.

Jong In menatapku Sedangkan aku masih menatap perempuan itu dengan wajah muak. Kalian pasti tahu siapa dia.

"Aerin?" Aku menoleh pada Jong In dan dia mengangguk. "Baiklah, aku berniat untuk menemuinya. Syukurlah aku tidak perlu repot-repot membuat janji, dia sudah datang sendiri menghampiriku."

Perempuan itu berjalan kemari dengan sangat centil, tepatnya menghampiri Jong In. Tapi aku segera menahan tangannya dan menariknya ke hadapanku.

"Apaan kau?!" Tanyanya tak terima.

Aku memiringkan kepalaku menatapnya remeh. "Aku yang harusnya menanyakan hal itu. Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyaku tenang.

Dia menghempaskan tangannya, memegangi pergelangan tangannya lalu menatap Jong In dengan wajah sok imut.

"Siapa dia, Kaiden?"

"Aku istrinya." Jawabku mendahului Jong In, membuat Aerin kembali menatapku lalu dia tersenyum pongah.

"Aaa... Jadi kau, istrinya Kaiden.." dia melihat penampilanku dari atas kebawah lalu mengangguk dengan penuh penghakiman. Ia lalu menatap Jong In. "Aku kira dia sepupumu."

Dia kembali melihatku. "Siapapun pasti akan mengira begitu." Dia tersenyum sok ramah. "Adik kecil, harusnya kau sedang bersekolah bersama temanmu."

"Ah benar, aku lupa." Ucapku. "Gimana ya? Jadi kau beneran Erin erin itu?" Aku melipat lengan gaun satin yang aku kenakan.

"Seorang superstar yang mencoba merebut suami orang?" Ucapanku membuat wajahnya memerah. "Astaga, aku kira kau secantik apa. Tapi lihat." Aku menunjuk dan melihat penampilannya dari atas kebawah.

"Ieuuh, kau kelihatan sangat norak." Aku mendengar suara Jong In yang berusaha menahan tawa. "Bahkan orang gila pun nggak akan memakai baju seperti itu untuk liburan."

Aerin membuka mulutnya kehabisan kata-kata dan wajahnya memerah, aku yakin dia sangat marah sekarang. Tapi, siapa yang peduli?

"Kau! Jaga bicaramu, aku lebih tua darimu." Ucapnya geram.

"Aku tau, dengan melihat kerutan diwajahmu, siapapun tau aku lebih muda darimu. Kau bahkan mengira aku masih sekolah, itu berarti aku terlihat awet muda kan?" Aku mengibaskan rambutku kebelakang.

"Ku tebak, usiamu pasti 40 tahun." Dia menatapku dengan melotot. "Oh ada apa dengan reaksimu? Jangan bilang usiamu lebih dari itu?! Berapa? 43? 45 atau 48?"

"Cukup." Dia berucap dengan gigi terkantup.

Aku mengerucutkan bibirku. "Kenapa kau marah? Aku kan hanya bertanya." Ucapku dengan nada sok imut, sengaja mempermainkannya. Tapi Jong In malah tertawa.

"Kaiden.. lihat apa yang dia lakukan."

"Ohho!! Apa kau baru saja merengek pada suami orang?" Aku mengambil ponselku. "Superstar apanya yang mengejar-ngejar suami orang yang sedang bulan madu. Apa yang akan orang katakan jika aku mempostingnya diinternet?"

"Ya!" Dia mengangkat tangannya tapi tidak jadi karena Jong In yang sebelumnya masih duduk langsung berdiri dibelakang ku dengan sigap.

"Jangan pernah berani mengangkat tanganmu pada istriku." Ucap Jong In memeluk bahuku dari belakang.

"Apa ini? Kenapa kauㅡ"

"Presdir Kim!" Kami semua menoleh kearah pintu masuk, dan disana ada sekertaris Yun yang terengah-engah seperti orang yang habis dikejar anjing.

minus husband _Kim Jong InWhere stories live. Discover now