BAB 28 - Serangan Lawan

Start from the beginning
                                    

"Kenapa lo liatin mereka terus, bukannya kalian udah end ya?"

Siapa lagi kalau bukan Halda. Ketua circle paras tenar itu muncul dimana-mana. Dan selalu satu tujuannya. Mengacaukan setiap hal kecil untuk diperdebatkan menjadi besar. Karena Mily sekarang lagi gak mood menghadapi situasi konyol seperti ini. Ia lalu mencoba menghindar untuk pergi dari hadapan Halda.

"Eits...Mau kemana lo?"

Bukannya malah dibiarkan pergi. Halda menghalangi setiap langkah Mily. Seperti seakan ingin menjebak Mily dalam kondisi yang tidak tepat ini. Dasar anak yang ingin sekali mencari perkara. Tak melihat apa dan siapa yang sedang dihadapinya saat ini. Semua diterjang meski badai telah ada dihadapannya sekarang.

"Lo bisa nggak minggir dari hadapan gue?!"

"Nggak, emang kenapa?"

"Dasar Anj**g ya lo!"

Halda langsung spontan mengeluarkan telunjuknya. Menancapkan tepat di bibir merah Mily. Bukan untuk menutup mulut Mily. Tetapi hanya memberhentikan kata-kata kasar yang akan muncul kesekian kalinya. Entah apalagi hal yang direncanakan Halda saat ini.

"Lo ikut gue!" Tegas Halda sambil menarik tangan Mily kasar.

Mily yang mencoba melepaskan semuanya. Malah dicengkeram erat oleh Halda. Mily yang mencoba menahan rasa sakit itu. Tak ingin mencoba untuk melepaskan genggamannya. Keluar dari taman dan menuju suatu tempat yang entah kemana. Langkah mereka dipercepat melewati koridor yang cukup ramai. Mily hanya bisa menahan semuanya. Ia ingin tau apa yang akan dilakukan geng paras tenar pada dirinya. Karena pasti ada rahasia yang mereka sembunyikan selama ini. Sehingga Mily ingin mengetahui tentang segalanya.

Sampai di tempat yang telah direncanakan. Halda membuka pintu gudang sekolah. Tepatnya di area belakang sekolah. Cukup kumuh dipenuhi barang bekas. Yang juga merupakan tempat yang sempat dijadikan objek penculikan Mily oleh Reva, Romeo dan Tasya. Namun itu telah dilupakan. Sepertinya mereka akan merencanakan hal baru. Kali ini tarikan tangan itu semakin kuat. Memasukkan Mily ke dalam gudang sekolah dengan kasarnya.

"Argh...Aduh sakit tau gak!" Teriak Mily tak terima akan sikap Halda.

Halda yang sepertinya telah geram akan semua ini. Segera menutup pintu gudang itu dengan pelan. Sembari melihati suasana luar yang sudah cukup aman. Gudang yang telah lusuh, dipenuhi barang bekas yang telah rusak. Bahkan terlihat berdebu dan bersarang laba-laba. Tapi disini juga banyak sekali benda-benda tajam seperti kayu, kaca, besi dan sebagainya. Yang bisa membuat luka yang tidak biasa bagi manusia.

"Halda! Lo ngapain bawa gue kesini? Temen-temen lo mana!"

Halda hanya tertawa. Dibalik pintu gudang ia hanya melihat wajah Mily yang tengah ketakutan akan sikapnya kali ini. Wajah Halda seperti halnya psikopat yang hendak membunuh manusia lainnya. Kedua tangannya mendekap. Setelah cengkeraman yang cukup membuatnya lelah. Hingga sampai pada titik yang ia tunggu-tunggu.

Mily mencoba tenang di situasi yang cukup seram ini. Disini sepertinya Halda sendiri. Tak ada seorangpun bahkan jejak terlihat disini. Bukan berarti ini bisa dibilang aman. Bisa saja Halda membuat suatu hal yang lebih liar. Daripada hal yang biasanya ia lakukan bersama teman-temannya.

Kembali ke area taman. Reva dan Romeo yang tengah bersedih. Sedang menikmati angin-angin menyejukkan disana. Sambil melihati kehijauan yang rindang. Seperti cukup menutupi rasa kekecewaan mereka akan hal ini. Meskipun tak semua bisa dilupakan begitu saja. Tapi seenggaknya mereka tengah menjalankan proses. Yang nantinya akan membawa ke tujuan yang sebenarnya.

"Jadi gimana Rev nantinya?"

Dengan suara yang sudah tak kuat mengeluarkan kata-kata. Romeo sedang meyakinkan kepada Reva sekali lagi. Apakah misi ini akan tetap dijalankan apa tidak. Bukan untuk memamerkan kepada semua orang melainkan sebuah pengorbanan. Dimana hal yang seharusnya tercapai secepatnya, harus ditunda karena hal yang tak terduga.

Romeo and His CrushWhere stories live. Discover now