Semoga Peka

49 36 51
                                    

💛💫Happy Reading💫💛
Semoga suka dengan chapter ini yaaa
Ilysm,
(saturnusimpian)
🍁




Dengan lihai kedua tangan Dewi memanggang roti bakar lalu di potong kecil kecil dan menaruh roti bakar di piring. Hira terus memperhatikan Dewi yang sedang serius. Terpampang senyuman di wajah Hira.

"Ini, makan." Dewi menyodorkan piring roti bakar yang sudah dipotong-potongnya ke hadapan Hira.

"Iya, Mah." Hira mengambil toples selai cokelat. Gadis itu mengoles selai cokelat ke roti bakar. Lalu ia makan roti bakarnya.

"Papah sama Zuko kemana?" tanya Dewi sembari merapihkan peralatan dapur yang sempat sedikit berantakan karena ia memnggang roti.

"Papah lagi di depan. Kalau Zuko lagi mandi, Mah,"

"PAAAH PAPAAAH, ZUUKOO AYOO SARAPAAN. Nanti keburu dingiiiin!" Dewi berteriak dan hampir membiat Hira tersedak.

Kelakuan Dewi memang kadang seperti itu. Semua orang yang ada di rumah, harus sarapan. Kalau tidak sarapan pasti akan perang dunia ketiga nanti.

"Si Mamah teriak teriak. Kedengeran lho sampai tetangga nanti," Zian langsung datang dan duduk berhadapan dengan Hira di meja makan.

"Biarin aja. Sampai Perancis juga nggak apa apa teriakan mamah kedengeran. Lumayan kan jadi terkenal teriakkan mamah,"

Hira tertawa, "Yang terkenal suaranya Mamah, bukan Mamah. Haha,"

"Bener deh anak, papah," Hira dan Zian saling fist bump.

Hari ini adalah hari Sabtu. Hira bangun pagi pagi karena ingin pergi ke Cafe bersama Dewi. Sebenarnya bukan hanya itu tujuan ia ingin bangun pagi pagi, tetapi ingin bertemu dengan Alan. Mungkin hari ini Alan ada di Cafe.

Setelah sarapan, Zian, Dewi, Hira dan Zuko pergi ke Cafe bersama sama. Mereka kesana menggunakan mobil Zian. Seperti biasa, Zian dan Dewi menunjukkan kemesraannya di depan anak anaknya.

***

"Sayang nanti bantuin mama di belakang ya," ucap Dewi setelah membuka intu mobil.

"Iya Mah,"

Zian, Dewi, Zuko, dan Hira masuk ke dalam Cafe. Mereka saling bekerja sama untuk membuka Cafe pagi ini. Dewi memberikan apron bewarna kecoklatan untuk Hira. Ia pun memakai apron tersebut.

Satu per satu pegawai di Cafe mulai berdatangan. Cafe pun sudah siap untuk buka.

Hira melihat sekeliling Cafe. Hira mencari Alan. Dimana Alan? Mengapa dia belum datang juga? Apa dia nggak datang hari ini? Apa dia sakit? Pertanyaan-pertanyaan itu yang tengah menghantui pikirannya.

Daripada berpikiran yang aneh-aneh, Hira mencari kesibukan dengan membantu Dewi di belakang. Seperti apa yang di minta Mamahnya.

Hira mengecek bahan dasar pembuatan kopi di gudang pasokan. Bahan-bahan masih lengkap. Setelah mengecek bahan dasar, Hira mengelap kaca pintu. Sambil melihat kanan-kiri mencari Alan. Siapa tahu Hira akan lihat Alan datang 'kan?

"Kakak serius nggak sih ngelap kacanya?" tanya Zuko.

"Iya, serius lah. Masa nggak,"

"Habisnya sih kakak, celingak-celinguk mulu. Nyariin Kak Alan ya?" goda Zuko.

"Nggak! Udah deh mending kamu sama Papah aja. Jangan jahilin kakak mulu," kata Hira sedikit kesal dengan Zuko.

"Kak, liat tuh ada Kak Alan!" ucap Zuko menunjuk ke arah pintu.

"Mana, mana kok nggak ada?" Hira menoleh tetapi Alan tidak ada. Ternyata Zuko menjahili Hira. Ketahuan kalau Hira sedang menunggu Alan!

"Tuh kan bener kata aku juga apa," Zuko tertawa karena sukses menjahili Hira.

Two Love One Heart (HIATUS SEMENTARA)Where stories live. Discover now