Vina Berulah

71 59 32
                                    

Bel istirahat berbunyi, Xiyon dan Grielle mengajak Hira ke kantin. Saat mereka berada di luar pintu kelas, ada seorang cowok yang berdiri tepat di depan Hira. Siapa lagi kalau bukan Devan.

"Gue sama Grielle ke kantin dulu ya," Xiyon pergi dengan tatapan terus tertuju pada Devan, sedangkan Grielle menatap Devan dengan tatapan melotot. Devan menaikkan satu alisnya karena tatapan kedua sahabat Hira yang aneh.

"Kemarin jadi ke toko?" tanya Devan.

"Jadi," jawab Hira, kemudian ia berjalan pelan menuju ke kantin.

"Terus kenapa pulangnya gak sama Om Zian?" tanya Devan sembari mengikuti jalan Hira. Kali ini pertanyaan Devan seperti menginterogasi Hira.

"Papah itu masih ada kerjaan di kantor, Kak. Jadi aku pulang sendiri deh,"

"Serius pulang sendiri?" Hira menatap Devan sejenak. Mengapa Devan bertanya seperti itu? Apakah Devan melihat Hira pulang bersama Alan kemarin?.

"Hmm, aku pulang sama.. temenku, Kak."

"Ooh, cuman temen." balas Devan dengan nada penekanan di kata 'teman'.

"Kok Kak Devan bisa tau kalo aku kemarin pulang sama temenku?"

"Kemarin kakak ke cafe mau jemput kamu. Tapi kamunya malah udah pulang kata tante Dewi."

"Hehe.. Maaf ya Kak."

"Iya nggak apa apa, yok kita ke kantin." Hira menganggukan kepala.

***

Hira dan Devan tiba di kantin. Kali ini suasana kantin sangat ramai. banyak siswa maupun siswi yang mengantre membeli makanan dan minuman. Hira merasa sedikit tak nyaman dengan suasana keriuhan di kantin.

Dari arah lain, Vina, Anna, dan Kiran datang. kemudian Vina melirik Hira dengan mata yang tak menyukai Hira. Dengan sengaja Vina menyenggol kasar lengan Hira, sampai sampai Hira ingin terjatuh. Untungnya, Devan sigap dan langsung memegang lengan Hira.

"Bisa nggak, gausah kayak gitu?!" ketus Devan pada Vina.

"Oooops, sorry, sorry. Sakit ya, Hira?" jawab Vina yang menyebalkan.

"Nggak punya sopan santun! Bangsat lo!" kata Devan dengan nada tinggi. Devan mengepalkan tangan. Lalu, menatap Devan sambil memegang tangan Devan. Devan pun menatap Hira kembali. Hira menggelengkan kepalanya sebanyak dua kali. Devan tau, Hira meminta dirinya untuk menahan emosi. Akhirnya Devan dapat menenangkan dirinya.

Siswa dan siwi yang berada di kantin pun terdiam. Mereka lebih menilih memperhatikan Devan dan Hira. Pasalnya mereka takut dengan Devan yang merupakan anggota Geng Motor Zevaros. Tak ada yang berani dengan Geng Motor Zevaros. Kecuali orang orang yang borjuis seperti Vina.

"Kiran, Anna liat deh," ucap Vina.

"Liat apa, Vin?" jawab Anna mencoba mengerti apa yang dimaksud Vina. Sedangkan Kiran sudah mengerti apa yang dimaksud oleh Vina.

"Liat orang yang di depan kita, lengket banget kayak papeda. Hahaha," tawa Vina yang sangat tak enak di dengar sama sekali. Kiran dan Anna pun ikut tertawa karena jawaban Vina.

"GUE SAMA HIRA UDAH KAYAK ADEK KAKAK, NGERTI??"

"Mulut mulut gue. Ya terserah gue mau ngomong apa!" jawab Vina yang membuat Devan semakin geram.

Grielle dan Xuyon yang berada di kantin langsung menghampiri Devan dan Vina yang sembari tadi berdebat. Grielle mengangkat satu alisnya, lalu menggandeng lengan sahabatnya. "Eh lo, Vina bisa diem nggak sih? Jangan comel jadi bocah!" Xiyon menatap tajam Vina.

Two Love One Heart (HIATUS SEMENTARA)Where stories live. Discover now