52

47 10 3
                                    

Seminggu setelah Aluna pulang dari rumah sakit, kini ia sedang berada di gazebo halaman belakang rumahnya bersama fiki yang sedang menyanyikan sebuah lagu untuknya, beberapa perubahan terjadi dalam hidupnya ia yang dulunya kurang merasakan kasih sayang dari orangtuanya kini mendapatkan itu dari ayah dan bunda shandy terlebih lagi sekarang bunda shandy tinggal bersamanya bahkan ia tak lagi kesepian disepanjang malam tak seperti sebelum sebelumnya.

Fiki terus memetik gitarnya dengan semangat dan senyuman yang tak pernah luntur dari bibirnya, ia bersyukur meskipun keluarga kakaknya sudah kembali tapi kakaknya tak pernah meninggalkannya, mungkin awalnya ia takut kepada shandy dan bunda yang akan membawa Aluna pergi jauh dari hidupnya tapi ia sepertinya salah Aluna sekarang masih disisi nya sekarang, ia menghentikan permainan gitarnya dan kini mulai menatap aluna

"kak mentari aku boleh tanya sesuatu?"ucapnya

"boleh dong dek,  tanya aja"

"misalnya kalo ada orang yang ngajak kakak pergi ninggalin aku,  apa kakak mau ikut dia atau kakak bakalan ada disamping aku terus? Meskipun yang ngajak kakak mungkin salah satu orang terpenting di hidup kakak"

"hah kamu kenapa dek kok tiba tiba nanyain itu?"

"aku cuma mau tau kak,  apa jawaban kakak"

"kakak bakalan susah buat jauh dari kamu dek,  tapi kakak gak tau takdir apa yang bakal kita hadepin didepan,  tapi kamu harus yakin misalnya nanti kakak ninggalin kamu bukan berarti kakak gak sayang sama kamu" ucap Aluna lembut

Fiki diam dan memetik asal gitarnya ia sedikit memikirkan perkataan aluna

"dek hari minggu nanti gimana kalo kita ke pantai? Kakak kan punya janji yang belum ditepatin"

"boleh tuh lun kak shand juga udah lama gak ke pantai" bukan fiki yang menjawab pertanyaan Aluna tapi shandy yang datang dari arah dalam dan menentang beberapa plastik yang menjawabnya

"loh kak bukannya itu acara kita berdua ya"fiki mengatakan itu setengah berisik kepada aluna

"gapapa dek,  kalo lebih banyak orang kan nambah rame,  gimana kamu mau? "

" yaudah deh terserah kakak"

"oh iya lun kita pergi kaya acara keluarga aja,  ayah, bunda, mamah sama papah nya fiki ikut.  Biar lebih rame ajak aji ama zweitson juga kalo mau"

"kak.... "

" gapapa ya dek,  biar kita banyak momen bareng"

Fiki sekarang pasrah dan menuruti apa yang kakaknya ucapkan,  tadinya ia hanya ingin menghabiskan waktu berdua tapi sepertinya kakaknya itu punya pikiran yang berbeda.  Shandy yang sudah duduk diantara fiki dan Aluna mempersilahkan keduanya untuk memakan camilan yang ia bawa,  mereka makan dengan disertai candaan yang dibuat oleh shandy,  Aluna bahkan tertawa dengan lepas.

Hari minggu itu tiba hari untuk pergi bersama berlibur dipantai semua orang terlihat sangat antusias hari ini,  kapan lagi mereka berkumpul untuk melepas penat bersama orang terkasih

Fiki berada didepan mobil kedua orangtuanya,  ia bersama Aluna menunggu mamah yang sedang mengambil sesuatu ke dalam rumah,  ia memakai pakaian kaos hitam dan celana hitam senada dengan aluna

"akhirnya ya dek kita bisa liburan bareng,  momen kali ini lebih rame karna ada keluarga kak shand,  keluarga zweitson sama aji"

"padahal aku cuma mau liburan berdua hm"fiki berkata dengan suara yang hampir berbisik

"apa dek, kamu bilang apa tadi? "

" eh iya kak aku juga seneng"

"lun,  kamu sembilan ama kakak aja ya masih kosong tuh mobilnya" ucap shandy yang datang dari arah belakang mobil dan kini berdiri dihadapan aluna

"loh bang,  kan kak mentari ikut mobil gue, mobilna juga sama masih kosong"ucap fiki sedikit kesal

"tapi fik, bunda mau Aluna semobil ama kita ini kemauan bunda loh lun"

"gak bisa gitu dong bang,  pokoknya kak mentari semobil ama gue"

Aluna yang melihat perdebatan itu pun melerai

"dek,  gapapa ya kakak ikut kak shand,  nanti pulangnya kakak sama fiki,  kakak gak enak kalo nolak permintaan bunda"

"yaudah terserah kakak aja"fiki pergi dan langsung masuk kedalam mobilnya tanpa mempedulikan Aluna dan shandy yang masih mematung ditempatnya

"udah lun nanti disana fiki udah lupa ama kejadian ini,  yuk kita naik bentar lagi mau berangkat nih"

Aluna hanya mengangguk dan mengikuti langkah shandy untuk masuk kedalam mobil yang didalamnya sudah ada ayah dan bunda shandy.

Ayah berada deposito mengemukakan sedangkan bunda berada di jok belakang, shandy duduk disamping ayahnya dan Aluna duduk disamping bunda

"bunda kira kamu gak mau ikut mobil ini lun"

"Aluna nya mah mau bund tapi fiki malah ngambek"celetuk shandy

"yaudah nanti disana kita bujuk fiki biar gak ngambek lagi ya" ucap bunda shandy

Perjalanan dimulai mobil mobil mereka berjalan seperti hendak melakukan konvoi, ada empat mobil yang dipimpin oleh keluarga fiki,  disusul keluarga shandy lalu fajri dan yang terakhir zweitson,  mereka melakukan kendaraan dengan kecepatan sedang mengingat jarak pantai itu tidak terlalu jauh dan mereka ingin selamat sampai tujuan

Setelah menempuh waktu sekitar satu jam mereka telah sampai di salah satu pantai, terlihat ramai orang orang berlalu lalang hati minggu seperti ini memang pilihan yang bagus untuk berlibur bersama keluarga dan salah satu pilihan yang tepat adalah pantai.

Aluna turun dari mobil dan membawa perlengkapan nya,  ia sudah berjanji kepada fiki untuk melakukan beberapa hal diantaranya main layang layang dan bermain air jadi ia sudah menyiapkan baju ganti dari rumahnya.  Aluna menghampiri fiki yang sedang berjalan bersama fajri dan zweitson

"dek,  mau main lapangan dulu atau gimana? "tanya aluna

" wah pada mau main layangan ya kak lun,  aji ikutan ya tapi ga ada layangan nya gimana dong? "

" zweit juga kak mau ikutan tapi sama kaya aji"

"tenang tenang disana ada tukang layangan  kita beli aja"

"ayoooo"ucap fajri dan zweitson kompak

Fiki hanya menganggur dan mengikuti langkah fajri dan zweitson yang bersemangat,  ia masih sedikit kesal dengan sikap kakaknya tadi

"dek kamu masih marah ya?"ucap Aluna membuka obrolan

"engga" hanya kata itu yang keluar dari mulut fiki

"kok diem aja sih,  kamu kan mau liburan harusnya kamu seneng seneng "

Fiki hanya memilih layangan mana yang akan ia pakai tanpa mau menanggapi ucapan kakaknya,  hanya sebentar fiki akan menyiapkan Aluna dan selanjutnya ia akan kembali seperti semula lagi

" dek,  yang ini bagus kembaran yuk " Aluna menunjukan dua buah layangan dengan warna yang senada dan motif yang sama

"udahlah kalo lo ga mau buat gue aja"

Haiiiii aku mau minta maaf karna lama banget engga update,  semoga dimaafin ya
Enjoy tiis story
Terimakasih buat yang udah vote dan jangan malu malu buat komen yaaaaa
Semoga kalian sehat dan bahagia selalu

PELINDUNGMU RAPUHWhere stories live. Discover now