20

55 12 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi, para siswa dan siswi berhamburan untuk menuju ke parkiran, fiki sedang berjalan bersama zweitson disampingnya, mereka hanya berdua karena aji tadi sudah berlari meninggalkan mereka menuju toilet.
Dilorong, mereka bertemu fenly, Alea dan tentu saja aluna. Kini mereka beriringan berjalan bersama.

"fik lo semangat ya buat besok, gue yakin lo pasti menang di lomba kali ini"

"makasih ya kak lea, kak lea dateng kan ke lomba nanti"

"Gue dateng kok, tapi agak telat ya, ada urusan dikit"

"sibuk banget ya le , semenjak jadi bu ketu nih"

Alea hanya menyunggingkan senyumnya. Mereka sudah sampai diparkiran dan menuju kendaraan masing masing, ketika hendak menaiki motor bersama fiki tiba tiba ada yang memegang pergelangan tangan aluna, secara refleks aluna memelintir tangan yang sudah lancang memegangnya tersebut.

"aw kak luna sakit" ringis orang itu

"eh ji, sorry sorry gue fikir siapa tadi, abis lo dateng dateng ngagetin" Aluna melepaskan tangan fajri dan memeriksanya.

"iya iya, tadi coach bilang ada rapat dadakan, gue disuruh manggil kak luna"

"lah kok ga ngabarin lewat grup dulu sih, biasa nya kan ngabarin lewat grup"

"orang udah dikabarin lewat grup, chat pribadi juga udah, tapi kak luna nya aja yang engga ngecek hp, coba liat deh"

Aluna mengeluarkan hp dari saku nya ia menyalakan hp itu dan betapa terkejutnya ia melihat banyaknya notifikasi yang ada di WhatsApp nya.

Ia memukul kening ya sendiri, ia lupa jika tadi hp nya ia silent dan tidak ia buka sama sekali karena sibuk mengerjakan tugas seabreg yang diberikan oleh gurunya.

"oh iya ini, banyak banget, dek kamu pulang sendiri dulu ya, kakak dipanggil coach dadakan nih, penting banget deh kayaknya sampe sampe coach aja nyepam gini" Aluna memperlihatkan hp nya kepada fiki dan fiki hanya menganggukan kepalanya.

"yaudah kak, aku gapapa kakak nanti hati hati ya" ucap Fiki dengan senyumannya

"pulang naik apa mentari? Gue jemput aja ya"

"ga usah kak fen, kak luna kan bisa balik bareng gue"

"yaudah deh ji, nanti hati hati ya, mentari kita pulang duluan ya"

Fiki, Fenly dan Alea pergi meninggalkan area sekolah dan disusul zweitson dibelakang dengan supir pribadi keluarganya. Aluna dan fajri sekarang sedang berjalan ke arah lapangan basket, mereka menghampiri beberapa anak anak yang sedang duduk lesehan sambil mengobrol.

"hai semua" ucap aluna sambil bertos ria dengan semua teman basket ya, disusul fajri dibelakangnya

"lo lama banget sih lun, tadi coach udah kesini, tapi karna lo belum dateng dia pergi ke kantor dulu" ucap reyhan ketua tim basket putra

"ya maaf, tadi gue kelupaan ga ngecek hp, hp nya juga gue silent hehe" ucap Alea dengan senyum andalannya

Dari arah kantor terlihat seorang lelaki dewasa yang masih berumur 27 tahun, coach yang merangkap sebagai pembina tim basket menghampiri anak anak tadi.

"nah sudah kumpul semua ini, baiklah bisa kita mulai" ucapnya

"bisa pak" ucap anak anak kompak.

Mereka duduk setengah lingkaran dan mendengarkan apa yang coachnya sampaikan dengan tenang dan tertib. Beberapa pengumuman tentang jadwal dan peraturan yang berubah disampaikan secara lantang dan jelas oleh coach. Semua menyimaknya. Setelah selesai mereka dipersilahkan untuk pulang.
Aluna dan fajri sudah berada diatas motor fajri, tadi fajri mengajak aluna untuk kerumahnya terlebih dahulu karena ia akan mengambil pakaian dan beberapa keperluan ya, Aluna hanya mengiyakan dan duduk manis dibelakang kok motor fajri.

Kini mereka sudah sampai didepan sebuah rumah besar dan bisa dikatakan mewah tapi sepi seperti tidak ada penghuninya. Fajri memarkirkan motornya ditempatnya, ia kemudian turun dan mengajak aluna untuk masuk kedalam.
Mereka mulai masuk, Aluna memperhatikan seluruh isi rumah ketika fajri pamit untuk masuk ke kamarnya, ia melihat lihat banyak figura yang terpajang disana. Satu keluarga yang nampak terlihat bahagia. Tapi ia menemukan sesuatu yang janggal, ia menemukan foto keluarga dengan 2 anak kecil didalamnya, ia meyakini jika salah satu dari keduanya fajri karena terlihat dari gigi kelinci. Tapi perempuan kecil dengan kuncir dua yang sedikit lebih tinggi disampingnya ia tak tahu siapa.

Fajri sudah selesai dengan semua keperluannya. Ia menghampiri aluna yang sedang mengamati beberapa foto diatas meja, ia menepuk bahu aluna pelan yang menandakan jika ia sudah selesai.

"kak luna kita mau makan dulu gak?" ucap aluna

"kamu udah laper ya ji, yaudah kita makan dulu ya"

"tapi dirumah aji mbak nya lagi pulang kampung, bahan makanan nya mah ada tapi ga ada yang masak, apa kita beli diluar aja ya kak luna"

"ga usah ji, gimana kalo gue masakin aja?" tawar aluna

Bola mata fajri berbinar mendengar tawaran aluna, ia seringkali mendengar fiki yang selalu memuji hasil masakan kakaknya dan sejujurnya fajri juga ingin mencicipinya.

"boleh kak?, tapi gak ngerepotin kak luna kan?"

"enggak kok ji, yaudah dimana dapurnya"

"ayo ikut aji"

Dengan sangat antusias fajri menarik tangan aluna lembut menuju arah dapurnya, ketika sudah sampai di dapur aluna membuka isi kulkas dan menemukan beberapa bahan makanan. Langsung saja ia mengambilnya dan menaruh semua bahan itu pada beberapa wadah untuk dibersihkan. Fajri yang berada disampingnya juga ikut membantu, walaupun hanya hal kecil seperti memotong bawang dan mencuci bahan makanan itu. Tanpa disadari aluna memperhatikan wajah dari fajri, ia terlihat sangat senang dan sorot matanya tidak menunjukan kesepian lagi. Setelah berkutat dengan itu semua, akhirnya makanan itu sudah matang dan siap untuk dimakan. Mereka membawanya ke meja makan. Hanya ayam kecap dan tumis capcay tapi fajri merasa bahagia hari ini, ia merasakan kembali hadirnya seorang kakak yang sangat ia rindukan.

"ji, maaf sebelumnya, mungkin gue agak lancang, tapi yang difoto itu siapa?" tanya aluna hati hati

"dia......"

Haiiii terimakasih buat yang udah mampir dan vote, kalo ada yang mau dikata katain silahkan dikolom komentar ya, maaf minggu kemaren cuma update 1 chapter.
Jaga kesehatan, Stay safe semoga selalu bahagia.

28-01-2022

PELINDUNGMU RAPUHWhere stories live. Discover now