62

25 8 0
                                    

Fiki terduduk lemas setelah tadi mengangkat telepon,ia terisak kuat sehingga menimbulkan tanda tanya bagi orang orang disekitarnya. Didekatnya ada shandy, bunda dan fenly yang heran dengan tingkah fiki, shandy berjongkok menyetarakan tinggi badannya dengan fiki

"Fik, lo kenapa? Ada apa fik?" Ucap shandy

Fiki masih terisak "bang gue pasti salah denger bang, ini pasti gak mungkin kan bang?"

"Ada apa sih fik kita semua bingung lo kenapa?"

"Bang tadi ada orang yang bilang kak mentari kecelakaan bang"

Seketika shandy dan fenly terkejut, bunda langsung merasa khawatir ia berjongkok didepan fiki

"Sekarang gimana keadaan luna? Dimana dia?" Ucap bunda

Tinggg bunyi suara hp fiki ia langsung mengecek hp nya, alamat rumah sakit sudah ada disana, fiki menunjukan hp nya ke arah bunda dan seketika bunda memanggil ayah yang kebetulan menghampiri mereka

"Yah, ayo kita pergi ke rumah sakit"ucap bunda dengan nada khawatir

"Siapa yang sakit bund?"

"Aluna kecelakaan yah"

Suasana di dalam rumah itu mendadak riuh, ayah menelepon nomer yang tadi menghubungi fiki untuk memastikan, dan ternyata benar jika kabar itu bukan kabar bohong, ayah, bunda, fiki dan shandy langsung bergegas pergi ke rumah sakit, sedangkan fenly diminta untuk stay sebentar dan memberi kabar kepada tamu undangan yang sedikit demi sedikit mulai berdatangan.

Fiki segera berlari menuju ruang UGD, ia masih menantikan pintu ruangan itu terbuka dan ingin mengetahui kabar kakak tersayangnya disana, ia masih terisak di depan pintu itu, shandy menghampirinya dan membawa fiki untuk duduk dikursi tunggu, ayah sedang menenangkan bunda yang sedari tadi menangis. Setelah menunggu selama satu jam pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan dokter yang keluar.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya dok?" Ucap ayah

"Pasien mengalami benturan yang sangat parah dan berakibat luka di kepala dengan pecah pembuluh darah atau gegar otak dan masih kritis untuk lebih jelasnya mari ikut saya ke ruangan" ucap dokter

Ayah dan bunda mengikuti dokter keruangannya, sedangkan fiki menatap ruang UGD itu dengan tatapan kosong, shandy yang baru saja datang setelah membeli beberapa makanan dan minuman pun bingung dengan fiki karena ia melihat fiki hanya menatap pintu itu seperti orang linglung.

"Fik" shandy memanggil fiki dan sedikit menggoyangkan bahu pemuda tersebut, tapi ia kaget karena tiba tiba fiki memeluknya dengan sangat erat dan menangis terisak dipelukan shandy

"Bang, gimana keadaan aluna?" Ucap alea yang datang bersama fenly, fajri dan zweitson

Fiki melepas pelukannya, ia menatap teman kakaknya dan temannya

"kak mentari gegar otak" 4 kata itu yang terlontar dari bibirnya dan membuat orang yang berada disana kaget bukan main, mereka tahu resiko seseorang yang gegar otak, alea menangis dan direngkuh oleh fenly sedangkan fajri dan zweitson mendekat ke arah fiki dan mencoba menenangkan sahabatnya itu dan memberikan kalimat jika kakaknya akan baik baik saja.

Ayah dan bunda menghampiri mereka dengan wajah sedihnya, shandy langsung memeluk bundanya untuk memberikan sedikit ketenangan dan menuntun bundanya untuk duduk dikursi

"Bund, luna bisa sembuh kan?" Ucap shandy

"Kak, adek kamu itu anak kuat kamu doain adek kamu ya kak, kalian juga tolong bantu doain aluna ya"ucap ayah

"Tapi om kak mentari pasti bakal sembuh dan balik lagi ke kita kan om? Aku ga mau kak mentari pergi, aku mau kak mentari disini" ucap fiki

"Fiki sayang, bunda tau kamu sayang ama luna kamu doain kakak kamu ya, luna pasti lagi berjuang sekarang"

Fiki yang terlelap dikursi didepan ruang tunggu itu menggeliat karna merasa posisi tidurnya yang tak nyaman, ia tidur dengan bersandar di bahu shandy sedangkan disebelahnya ada fenly yang masih terlelap, tadi shandy meminta ayah dan bundanya untuk pulang kerumah karena ia tak ingin ayah dan bundanya tidak beristirahat dan juga shandy khawatir jika nanti ayah atau bundanya jatuh sakit, fajri dan zweitson juga sudah mengunjungi aluna tapi mereka pulang karena shandy tak ingin terlalu banyak yang menunggu aluna.

Fiki mengintip dibalik celah pintu ruang UGD ia nampak melihat aluna dengan segala selang yang ada ditubuhnya, ingatannya kembali kepada perkataan aluna sebelum kecelakaan itu terjadi "nanti kita ketemu kok, kamu tunggu aja disana" menjadi kalimat yang fiki tunggu pembuktiannya, memang fiki bertemu dengan aluna tapi bukan ini yang ada didalam bayangannya, ia ingin jika mereka bertemu dirumah aluna dan hanyut dengan kebahagiaan pesta.

"Fik, gue yakin kok kalo mentari itu cewe yang kuat lo tau kan sekuat apa dia selama ini" ucap seseorang yang kini merangkul bahu fiki

"Gue tau kak fen, yang gue takutin sekarang kak mentari mutusin buat stop dan malah milih pergi, gue gak bisa dan gue gak tau kalo ga ada kak mentari dihidup gue kak" ucap fiki yang tak terasa bulir bening mengaliri pipi mulusnya

"Sekarang yang harus kita lakuin cuma banyak banyak berdoa semoga mentari balik lagi ke kita dan ga kemana mana" ucap fenly yang matanya menatap aluna dengan segala perlengkapan medisnya

"Kak, temenin gue doa yuk, gue mau doain kak mentari"

"Ayo fik kita doain mentari sama sama"

Fiki dan fenly pergi untuk mendoakan aluna, sedangkan shandy yang daritadi mendengar percakapan dua lelaki yang sangat menyayangi aluna itu pun merasa beruntung jika banyak yang menyayangi adiknya, sebenarnya ia sudah terbangun ketika fiki berdiri didepan pintu tapi ia tak ingin bangun untuk menguatkan fiki karena sebenarnya ia juga sedih dan rapuh,hanya saja ia pandai menyembunyikan kesedihan itu karena banyak orang orang yang harus ia kuatkan.

Haiiiii terimakasih untuk yang udah mau baca, vote dan komen.
Semoga suka yaaaa
Mau up tapi kaya rasa buat nulisnya belum ada huhu strugle aja gitu.

PELINDUNGMU RAPUHМесто, где живут истории. Откройте их для себя