25

52 10 0
                                    

Aluna sedang merebahkan tubuhnya dikasur, sudah dari 25 menit yang lalu ia dan shandy pulang, rasanya hari ini lumayan melelahkan untuknya. Saat pulang tadi rumah masih dalam kondisi sepi, mungkin fiki, mamah dan papah belum pulang pikirnya. Pikirannya melayang memikirkan pertandingan basket yang sebentar lagi akan ia lakoni. Ia juga sedang memikirkan bagaimana cara menyampaikan kepada fiki bahwa lomba itu akan diadakan diluar kota, itu hal dadakan yang diberitahu oleh pelatihnya. Ingat ketika ia ditarik fajri diparkiran dan disuruh menemui pelatihnya, ya itu  rapat mengenai dimana tempat untuk menyelenggarakan lomba. Aluna merasa pusing memikirkan itu ia memutuskan untuk membersihkan dirinya dan mengganti baju. Setelah semuanya selesai ia pergi ke arah balkon. Menatap bintang dilangit dapat sedikit menenangkan pikirannya.

"kak mentari" Aluna menoleh ketika seseorang yang sedang ia pikirkan sudah ada dibelakangnya

"kamu udah pulang dek? Gimana tadi seru?"

"gak seru karena ga ada kakak" Fiki menggembung kan pipinya membuat aluna mencubit kedua pipinya

"kan kamu bisa quality time ama mamah papah, jarang jarang loh"

"iya sih tapi tetep aja ada yang kurang"

"dek sini duduk dulu" Aluna menarik lengan fiki dengan lembut dan menyuruh ya untuk duduk berhadapan di kursi satunya. Fiki hanya menurut dan diam, sepertinya aluna akan menyampaikan hal yang penting, fikirnya

"mulai lusa  dan seminggu kedepan kakak bakal keluar kota, soalnya venue pertandingan dirubah"

"hah kok dadakan sih kak, bukannya venue nya disini ya"

"katanya disini lagi ada perbaikan jadi ga bisa dipake dek, kakak aja dapet kabar ini dadakan banget"

"nanti ga ada yang nemenin aku dong dirumah, mamah tadi bilang besok mau pergi keluar kota ama papah"

"kan ada kak shandy dek, kamu gak bakal sendirian"

"ish tapi kak shandy kan beda ama kak mentari"

"ya gimana ini diluar kendali kakak, gapapa ya kakak tinggal seminggu doang kok, nanti pas final kamu bisa nyusul kesana, nanti kakak bilang ama kak shand"

"yaudah deh karna ini demi sekolah aku ijinin"

"nah gitu dong ini baru adeknya kakak"

Malam semakin larut aluna dan fiki memutuskan untuk tidur, fiki tidur dikamar aluna lagi, katanya ini kesempatan sebelum aluna pergi berlomba, Aluna hanya mengiyakan saja toh memang adiknya ini tidak bisa ditolak jika menginginkan sesuatu.

Pagi menyapa kedua insan yang masih memejamkan matanya, mereka masih tertidur lelap, shandy yang masuk kedalam kamar aluna pun hanya menggelengkan kepala nya, ia sudah mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada sahutan dan selalu kamar aluna tidak pernah dikunci.

"lun, hey bangun kamu sekolah kan" shandy menepuk nepuk pelan pipi aluna

"eunghhhh, jam berapa kak shand?" tanya aluna dengan suara khas bangun tidur

"jam setengah 6 lun, ayo bangun ah kakak tunggu di meja makan ya, bangunin fiki juga"

"iya kak"

Setelah shandy keluar, Aluna membangunkan fiki dan menyuruh ya untuk bersiap siap sekolah, ia juga melakukan hal yang sama. Setelah sudah siap ia turun dan duduk disamping shandy yang sudah ada dimeja makan dengan nasi goreng dimeja itu. Fiki lalu menyusul dan duduk dihadapan aluna. Hari ini meja makan terlihat kosong karena sedari jam 5 subuh mamah dan papah sudah berangkat karena takut tertinggal pesawat. Fiki sudah tau dan tak menanyakan hal itu. Seusai sarapan fiki dan aluna berpamitan kepada shandy untuk pergi ke sekolah, mereka menggunakan motor dan shandy juga akan berangkat ke kantornya.

Fenly dan Alea seperti biasa sudah menunggu jadilah mereka berangkat bersama seperti biasanya, sesampainya disekolah mereka bertemu fajri dan zweitson yang ternyata baru sampai juga. Aluna mengecek handphone nya ketika ada notifikasi yang muncul, itu berasal dari grup WhatsApp tim basketnya. Pelajaran pertama mereka disuruh kumpul dan mereka akan dispen selama seminggu. Aluna melirik fajri dan berganti melirik fiki. Fajri yang mengerti lirikan itu hanya mengangguk saja. Mereka sudah berpisah dilorong, Aluna terlebih dahulu ke kelasnya untuk memberitahu sekretaris kelas bahwa ia dispen dan nanti surat dispen itu menyusul, ia berjalan bersama fenly. Aluna dan Fenly sedang duduk dimeja mereka, Fenly memperhatikan aluna yang sedang merapikan barang yang ada ditasnya, Aluna terlihat lucu dimata fenly karena rambut yang biasanya dikunci hari ini digerai oleh aluna, sepertinya aluna sehabis keramas dan tak sempat mengeringkan rambutnya itu.

"lucu banget sih" kalimat yang tak sengaja terlontar dari mulut fenly

"ah apa fen? Sorry gue gak denger"

"ah gapapa lun, oh iya lun" Fenly merogoh tas nya dan mengambil sesuatu dari dalam tas itu

"ini buat lo"

"botol minum?"

"iya gue gak mau lo dehidrasi nanti, dan gue tau lo suka lupa buat beli minum jadi gue beliin botol minum"

"makasih ya fen, lo emang paling pengertian deh"

"oh iya mentari semangat yah buat tandingnya, jaga kesehatan, jangan lupa makan juga nanti disana"

"siap fen, gue mau titip fiki ya fen, pastiin dia makan yang bener dan kalo bisa lo temenin dirumah ya kalo kak shandy belum pulang"

"siap itu mah, gue bakal jagain fiki buat lo"

"makasih" Aluna tersenyum ke arah fenly

Fenly pun membalas senyum itu

"lun diluar ada yang nyariin tuh katanya disuruh ke lapangan" sahut teman aluna dari luar

"oh oke bentar dulu"

"Gue ke lapangan dulu ya fen"

"lun kuncir rambutnya jangan lupa"

"oh iya fen"

Aluna keluar kelas sambil mengikat rambutnya, ia mendapati fajri dan beberapa teman basketnya yang menunggunya. Mereka pergi kelapa gan bersama sama .

Haiiii terimakasih bagi yang sudah mampir dan memberikan vote nya, kalo ada yang mau dikata katain silahkan dikolom komentar yaaaaa, jaga kesehatan, Stay safe dan semoga selalu bahagia.

13-02-2022




PELINDUNGMU RAPUHWhere stories live. Discover now