12

46 12 0
                                    

Aluna dan fiki kini sudah berada di sekolah, mereka diantar shandy karna ban motor aluna yang bocor dan mobil yang biasa digunakan untuk antar jemput mereka sedang ada dibengkel. Fiki turun terlebih dahulu dari kursi penumpang ia bergegas duluan katanya karena ada tugas yang belum ia selesaikan, sedangkan kini didalam mobil ada aluna dan shandy yang sama sama terdiam. Suasana sedikit canggung karena aluna yang notabene baru mengenal shandy tidak tau harus bersikap bagaimana, tapi shandy berusaha mencairkan suasana.

"pulang jam berapa lun?" tanya shandy

"jam setengah 6 kak tapi kayaknya nanti aku mau mampir ke rumah Alea dulu buat ngambil baju yang kemaren aku titipin"

"pulangnya kakak jemput ya?"

"eh ga usah kak, nanti aluna bisa pulang sendiri ko"

"motor kamu kan ada dibengkel lun, mobil juga lagi di servis, mau pulang pake apa kamu?"

"nanti bisa mesen ojol ko kak atau minta jemput ama fiki, makasih ya" Aluna membuka pintu mobil shandy dan mulai turun, ia tak sadar  meninggalkan seragam olahraga yang disimpan didalam totebag, ia terus saja berjalan menuju kelasnya, disisi lain shandy yang menyadari ada barang aluna tertinggal pun turun dari mobil dan menghampiri salah satu siswa yang sedang berjalan ke arah gerbang sekolah.

"dek permisi, bisa minta tolong gak ya?"

"iya kak kenapa ya?"

"ini tolong kasih ke aluna ya, bilang tadi ketinggalan di mobil"

"oh iya kak, kebetulan saya temen sekelas ya, nanti saya kasih ke aluna"

"makasih ya dek" ucap shandy dengan senyumnya

"sama sama kak" ucap siswa itu.

Aluna sedang mengobrol dengan Alea didalam kelas, ya mereka hanya berdua karena ini terlalu pagi untuk murid murid datang, mereka masuk dalam barisan murid murid rajin dan kesayangan para guru makanya mereka datang lebih awal, Aluna menceritakan adanya orang baru yang datang di rumahnya ia menceritakan tentang kedatangan shandy yang tiba tiba dan entah dengan tujuan apa ingin dipanggil "kakak" olehnya, Aluna sedikit bingung tapi ditanggapi santai oleh Alea.

"mungkin biar lebih akrab aja kali lun, lo kan cewe juga beda kalo ama fiki"

"iya sih le, tapi kayak..."

"mentari" suara itu menghentikan  aluna yang sedang mengobrol dengan Alea, dari arah pintu sesosok pemuda tampan dengan totebag yang ia bawa berjalan kearah bangku yang ditempati aluna dan Alea.

"ini tadi ada titipan tapi gak tau siapa, katanya punya lo ketinggalan di mobil dia"

"yaampun lupa gue, kirain baju olahraga nya gue simpen di tas, taunya malah hampir ketinggalan, makasih ya fen"

"sama sama mentari, mulai deh jiwa pikun nya" ucap fenly dengan kekehannya dan mengacak rambut aluna gemas

"ya namanya manusia tempat khilap dan dosa" ucap aluna yang menampilkan cengiran nya

"btw tadi siapa sih tari, ko gue baru liat"

"nah itu fen yang lagi kita bahas, eh lo malah dateng langsung ngerusuh, jadi setengah setengah deh ini"

"ye maaf, coba ulangan dong gue kan baru dateng, ga tau awalannya gimana"

Aluna mulai menarik nafas untuk menceritakan kejadian kemarin pada fenly dan Alea, tak ada yang terlewat ketika ia menceritakannya, Alea dan Fenly hanya menyimak dan sesekali menganggukan kepalanya, mereka akan menanggapi aluna ketika aluna sudah selesai bercerita.

"jadi gitu fen, le, menurut kalian gimana? Aneh aja gitu tiba tiba ada saudara dateng tapi mamah ga pernah cerita kalo gue ama fiki punya saudara sebelumnya"

"ya masuk akal sih lun, maksudnya kan saudara lo juga tinggal diluar kota kan dan pasti punya kesibukan makanya dia gak pernah ngunjungin kalian" jawab Alea santai

"emang agak aneh sih menurut gue ya, secara mendadak gitu, tapi yaudah lah kali aja emang dia bisa jadi malaikat lo pas mamah ada dirumah tari dan lo ga kesepian lagi" ucap fenly dengan senyum hangatnya

Dikelas  fiki kini suasana sudah riuh dan ramai, ada yang sedang nyanyi nyayi dipojokan, ada yang sedang sarapan memakan bekal, ada yang pacaran tapi tidak tau tempat, mabar game online dan ada yang mengobrol seperti yang dilakukan fiki, aji dan zweitson.

"ngomong ngomong fik, gimana bang shan? Kayaknya dia orang baik deh" ucap zweitson sambil membenarkan letak kacamata nya

"bang shan siapa fik?"  ucap aji dengan raut bingung nya

"itu ji saudara gue yang tinggal diluar kota, dia kayaknya baik sih son soalnya tadi aja berangkat sekolah gue dianterin"

"wait, lo gak pernah cerita punya saudara yang tinggal diluar kota" ucap aji lagi

"Gue juga baru tau kemaren ji, itu pun ngedadak"

"oh gitu semoga kalian akur akur ya"

"maksudnya gimana son?"

"ya gapapa sih maksud gue lo, kak luna ama bang shan bisa hidup berdampingan dan ga ada iri satu sama lain"

"apaan iri, sorry kaga level, mau ada bang shan atau engga, kak mentari tetep kakak gue dan gue yakin dia gak bakal berubah dan tetep sayang ama gue"

"iya fik kita juga percaya itu"

Tak lama bel sekolah pun berbunyi dengan nyaringnya pertanda jika kbm akan dimulai dan semua siswa sudah harus berada dikelas  dan mengikuti pelajaran dengan baik.

Hai terimakasih buat yang udah mampir dan vote, kalo ada keluhan silahkan komen ya aku tunggu, jaga kesehatan dan bahagia selalu.

PELINDUNGMU RAPUHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt