43

47 11 4
                                    

Aluna sudah berada diruang kerja ayah shandy, ruangan yang terlihat cukup luas dan nyaman, beberapa hiasan dan banyak nya map tersusun rapi baik di lemari ataupun dimeja kerjanya, Aluna mengitari ruangan itu menunggu ayah shandy yang sedang ada urusan kantor dan shandy yang tadi izin ketoilet. Ia melihat lihat tapi ada satu figura yang menyita perhatiannya, sebuah figura yang diletakkan diatas meja dekat laptop kerja ayah shandy, disana terlihat ayah shandy bersama perempuan , satu orang balita dan seorang bayi yang digendong. Tangan aluna terulur mengambil figura itu dan ia menebak pasti balita yang ada disana adalah shandy karna tidak mungkin bayi yang memakai baju berwarna Pink itu adalah shandy.

Shandy mendekati aluna ia tersenyum ketika melihat figura yang berada ditangan aluna, Aluna terus saja memandangi figura itu entah perasaan apa yang saat ini dia rasakan seperti ada rindu yang mendalam tapi ia bingung rindu kepada siapa dan rindu yang bagaimana?

"itu foto keluarga kakak lun sebelum keluarga kakak kepisah" ucap shandy yang kini menatap aluna dan figura itu bergantian

"maaf kak sebelumnya, emang keluarga kakak kepisah gimana? Bukannya kakak tinggal bareng ayah kakak ya?"  tanya aluna yang kini mulai penasaran

"ini bunda kakak lun dan bayi mungil dan lucu ini adek kakak" ucap shandy menunjuk satu satu orang yang tadi ia sebutkan

"waktu kakak umur enam tahun kakak punya adek bayi yang cantik, kakak sayang banget ama dia tapi saat itu kondisi ekonomi ayah lagi gak stabil lun, perusahaan ayah bangkrut dan ayah dipaksa ninggalin bunda sama kakek waktu itu, jadi kakak ama ayah harus pergi ninggalin bunda dan adek kakak, kita pergi pulang ke kampung halaman ayah kita buka lembaran baru tanpa sedikitpun ngehapus semua kenangan yang udah kita buat ama bunda, selama dikampung juga ayah ga pernah sehari pun gak mikirin bunda dan adek, kadang ayah sampe sakit karena kangen "

"tapi kak kenapa kakak ama ayah gak pernah cari bunda dan adek kecil ini?"

"kita udah usaha nyari lun, kita udah datengin rumah lama kita tapi katanya mereka pindah, kita tanya tetangga sekitar rumah mereka tapi ga ada satu pun yang tau"

"terus sekarang kakak udah ketemu ama bunda atau sama adek kakak?"

"Kalo bunda kakak belum ketemu lun, kakak masih usaha cari tapi kalo adek, kakak udah ketemu kok" ucap shandy dengan senyum merekahnya

"siapa kak? Nanti kenalin ya ama aluna"

"nanti kakak kenalin kamu ama adek kakak ya, tapi kalo udah waktunya ya"

Aluna hanya mengangguk, kini mereka duduk pada kursi panjang di ruangan itu, tak lama ayah shandy datang dan mengajak keduanya untuk makan diluar bersama, ketika sudah tiba diresto yang berada dekat dengan kantor, masing masing dari mereka memesan obrolan hangat dengan sesekali canda tawa menghiasi meja mereka terlihat seperti keluarga bahagia, tiba tiba pikiran aluna dipenuhi oleh sosok fiki, ia masih memikirkan perubahan sikap fiki tadi pagi, itu membuat selera makannya berkurang dan bahkan ia hanya mengaduk aduk makanannya saja sekarang.

"kenapa cuma diaduk aduk doang sih dek, ayo dimakan tadi pagi juga kan ga sarapan, masa sekarang kamu ga makan sih?" ucap shandy

"loh tadi aluna ga sarapan shand?" tanya ayah

"luna udah kenyang yah, kak luna ke toilet dulu ya"

Shandy dan ayahnya hanya mengangguk aluna pergi ke toilet untuk membasuh mukanya, ia juga akan menelepon fiki Karena ini waktunya jam istirahat

Nada dering tersambung tapi fiki tak kunjung mengangkat telpon dari aluna, Aluna semakin dibuat khawatir olehnya, ia memutuskan untuk menunggu fiki pulang di warung dekat sekolahnya. Aluna mengirimkan pesan singkat kepada shandy bahwa ia akan pulang karna ada urusan mendadak, Aluna menaiki ojol untuk pulang  dan mengambil motornya, setelah mengambil motor ia segera bergegas menuju ke arah sekolahnya dan menunggu di warung yang sering ia kunjungi ketika sedang eskul, ia duduk dan hanya memesan jus jeruk.

Beberapa jam telah berlalu kini para murid telah meninggalkan sekolah itu aluna juga melihat motor fenly yang seperti terburu buru meninggalkan area sekolah dengan Alea diboncengannya, ia belum melihat fiki keluar dari sekolah itu, ia menunggu lagi dan sekitar setengah jam barulah ia melihat adik kesayangannya itu pergi dari gerbang sekolah, ia membuntuti fiki walaupun dari jauh tapi  aluna bisa melihat jelas fiki dari motornya, ia terus membuntuti fiki sampai dipertigaan gang yang cukup sepi ia melihat fiki dihadang oleh lima orang berbadan besar dan berpakaian seperti preman, ia bisa melihat ekspresi ketakutan dari Fiki terlebih lagi salah satu dari preman itu mulai mengacungkan pisau ke arah wajah dari Fiki, tanpa basi basi lagi aluna turun dari motornya dan menghampiri fiki, membawa fiki bersembunyi dibalik tubuhnya.

"dek kamu gapapa kan, sekarang kamu cari tempat sembunyi sana ya" Fiki hanya menuruti perintah aluna dan ia berlari mencari tempat sembunyi

"lo semua mau ngapain adek gue hah? Cupu ya kalian maennya keroyokan ama anak sma lagi" ucap aluna

Para preman itu hanya terkekeh dan sudah berancang ancang akan menyerang aluna, fiki hanya menatap khawatir aluna dari balik tong sampah dekat pohon mangga yang besar

Suara pukulan terdengar oleh telinga fiki, ia ketakutan dan gemetar, ia takut jika kakaknya akan terluka. Aluna memang memegang sabuk hitam taekwondo tapi jika ia dihadapkan dengan lima orang bukankah itu tak sepadan? Fiki terus mengamati kakaknya dari kejauhan, ia mulai gelisah karna kakaknya sudah terlihat lelah dan kerepotan, fiki mempunyai ide untuk menelepon fenly, dengan gemetaran fiki menelepon fenly

"halo halo kak fen hikssss" ucap fiki dengansuara bergetar dan menangis

"lo kenapa fik? Lo dimana? Kenapa lo nangis?" tanya fenly beruntun

"kak fen tolong kak mentari kak dia lagi dikeroyok di gang yang mau ke perumahan kak, tolong kak " ucap fiki

"Gue ama yang lain bakal secepatnya kesana lo tetep disitu lo jangan kemana mana"

Sreeeeetttttt

"kak mentariiiiiii....."

Haiiii terimakasih bagi yang sudah mampir dan memberikan votenya kalo ada yang mau dikata katain silahkan dikolom komentar yaaaaa
Semangat buat aktivitas hari ini
Semoga bahagia dan sehat selalu

PELINDUNGMU RAPUHWhere stories live. Discover now