33

49 9 0
                                    

Fiki memetik gitar dibalik balkon kamar aluna, ia ingat betul jika setiap malam aluna pasti disini memandang langit malam, ia memainkan lagu dengan asal ia tau  jika aluna sedang berjuang demi nama baik sekolahnya tapi apakah ini salah jika fiki mempunyai firasat tidak baik terlebih ia memang terbiasa akan kehadiran aluna. Fiki sesekali melirik ponsel yang ia letakkan disampingnya itu, belum ada tanda tanda jika aluna akan menghubunginya ia mendesah pelan dan memejamkan matanya menghilangkan semua pikiran buruk.

Tak lama ponsel ya berdering ia langsung melihat siapa yang menghubunginya ternyata seseorang yang ia tunggu tanpa basa basi lagi ia mengangkat panggilan video dari kakaknya

"hai dek, kamu udah makan?" ucap aluna diseberang sana, terlihat aluna seperti disebuah kedai dengan beberapa orang yang sedang makan

"eh kak mentari lagi dimana?"

"kakak lagi makan bakso nih dek, pertanyaan kakak belum dijawab loh"

"aku udah kok kak tadi bareng ama kak fenly"

"dirumah lagi ama siapa? Kak shandy udah pulang?"

"bang shand belum pulang kak, aku sendiri"

"kak lun nih minum ya"

"makasih ya ji"

"kakak lagi ama aji?"

"iya kakak lagi ama aji nih, tadi aji ngajakin kakak makan bakso yaudah kakak iain"

Fiki merubah raut wajahnya, ia yang tadinya senang kini cemberut aluna tak sadar karena ia sesekali menyuapkan bakso dan diajak fajri mengobrol, fiki melihat kedekatan aluna dan fajri ia tak menyangkal jika ia sedang iri sekarang, ia yang biasanya bersama Aluna tapi sekarang malah fajri yang bisa sedekat itu dengan aluna

"dek udah dulu ya, kakak mau balik ke penginapan ini mau ujan deh kayaknya"

"yaudah kak hati hati ya"

Aluna buru buru mematikan panggilan itu membuat fiki semakin cemberut, moodnya mendadak jadi hilang, ia pikir ketika aluna menelepon ya ia akan menghabiskan waktu berdua walaupun itu hanya dari percakapan via telpon.

"Fiki, fikkk" terdengar panggilan dari luar

"iya bang gue di balkon kamar kak mentari"

Tak lama suara pintu terbuka terdengar dan lelaki berambut gondrong menghampiri fiki, ia membawa beberapa plastik di kedua tangannya dan meletakkannya dihadapkan fiki

"nih fik makanan, gue gak tau lo suka apa jadi gue beliin beberapa makanan ama minuman" ucapnya

"dalam rangka apa nih bang? Kok banyak banget lo bawa makanan" tanya fiki heran

"lo kan adek nya aluna berarti adek gue juga, lagian aluna udah nitip in lo ke gue, nanti tiba tiba lo kurus karna ga nafsu makan gue lagi yang disalah in aluna"

"ah bisa ae lo bang, yaudah gue makan ya" Fiki mengeluarkan satu makanan dari dalam plastik yang tadi shandy bawa ia membukanya dan mendapati roti bakar dengan selai coklat, ah itu makanan kesukaan aluna ia jadi terpikirkan jika aluna berada disini ia pasti akan dengan lahap memakannya.

"dimakan fik bukan diliatin doang"

"ini makanan kesukaan kak mentari bang, kalo dia ada disini pasti dia bakal seneng banget dibawain roti bakar selai coklat"

"udah ya fik, dia lagi berjuang buat nama sekolah kalian lo jangan kaya gini ya, kan ada gue yang nemenin lo"

Fiki diam ia menyuapkan roti yang ia ambil tadi, menikmati rasa yang ada didalamnya

"bang?"

Shandy menengok ke arah fiki, ia meletakkan sepotong roti yang ia ambil

"kenapa fik?"

"lo pernah iri ga sih bang?"

"iri dalam artian gimana fik?"

"lo udah bareng terus ama dia dan sekarang dia malah sering ama yang lain"

"wait, lo lagi iri ama siapa nih fik? Pasti tentang aluna kan"

Fiki diam ia menunduk

"sebenernya gue iri bang karna sekarang aji deket ama kak mentari"

Shandy paham sekarang kenapa fiki terlihat sedih dan murung

"fik, mau sedeket apapun aji ama aluna rasa sayang aluna ke lo ga bakal pernah berkurang, dia bakal jadi kakak yang sayang sama lo, mungkin dia lagi butuh ruang aja kan selama ini dia ama lo mulu lagian yang gue denger kalo aji punya kakak yang udah meninggal ya, mungkin aluna pengen ngehibur dia aja" ucap shandy bijak

"iya bang gue ngerti, pokoknya nanti pas final gue mau nonton kak mentari gue bakal support dia paling depan" ucap Fiki dengan semangat yang membara

Shandy menanggapi ya dengan tersenyum ia mengusap rambut Fiki dan berpamitan keluar untuk membersihkan dirinya, diambang pintu shandy menengok kembali ke arah dalam melihat fiki yang sedang asik memakan ice cream

" andai aja lo tau fik, gue cemburu dan iri lo selalu deket aluna dan aluna ga pernah jauh dari lo, gue harus nahan semua itu tanpa bisa cerita ke siapapun kalo gue cerita gue bisa jauh dari aluna" batinnya

Shandy pergi menuju kamarnya membersihkan diri lalu beristirahat, sedangkan fiki setelah ia menghabiskan beberapa makanan ia membawa sampah dan sisa makanan itu ke dapur menaruh sisa makanan diatas meja dan membuang sisa sampahnya.

Haiiii terimakasih bagi yang sudah mampir dan memberikan votenya
Maaf ga bisa tepat waktu, harusnya ini di up hari jumat atau sabtu atau minggu

Jangan lupa komennya juga yaaaa
Stay safe, sehat sehat ya semoga bahagia

PELINDUNGMU RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang