37

40 9 0
                                    

Aluna sedang latihan bersama yang lainnya karena pertandingan final akan dilakukan besok, ketika sedang latihan tiba tiba ia kebelet dan harus ke toilet, ia pergi ke toilet seorang diri, setelah beberapa lama ia menyelesaikan panggilan alamnya ia keluar sudah ada rebecca dan satu temannya disana, rebecca menghalangi jalan aluna ketika aluna akan pergi

"heh luna gue ingetin ya sama lo, kali ini tim gue yang bakalan menang jadi lo sama tim lo ga usah cape cape latian karna yang pasti menang itu tim kita dan gue pasti bakalan jadi pemain terbaik"

Aluna hanya menatap rebecca dengan senyum miring "oh ya, lets see siapa yang bakalan menang"

Aluna melangkahkan kaki nya menuju pintu dan hendak keluar tapi langkahnya tertahan

"lo tinggal pilih sih, mau menang disini tapi adek kesayangan lo itu celaka  atau lo kalah dan adek lo baik baik aja" ucap rebecca dengan tersenyum smirk

Aluna berbalik dan menatap tajam rebecca "jangan pernah lo sentuh adek gue, lo lupa ya gue punya sabuk item sekali lo sentuh dia abis lo sama gue" Aluna melanjutkan langkahnya ia sebenarnya sedikit takut dengan ancaman rebecca ia tahu rebecca tidak pernah main main dengan ucapannya sekarang yang dipikirkannya adalah fiki, Aluna sudah bergabung latihan bersama timnya tapi ada yang berubah ia menjadi tidak semangat dan kurang fokus tidak seperti tadi sebelum ia berpamitan ke toilet.

"capt kenapa sih? Kok maen ya jadi gini? Tadi sebelum ke toilet lo fine fine aja"

"Gue gapapa kok vi, gue agak cape dikit aja"

"lo mending duduk dulu deh capt"

Aluna izin kepada pelatihnya untuk duduk, ia meneguk air yang tersisa setengah itu hingga tandas ia masih memikirkan omongan rebecca dan takut fiki akan celaka.

Latihan usai semua pemain diizinkan untuk pulang ke penginapan, Aluna berjalan bersama fajri dan viona mereka pulang terakhir karena pelatih mengarahkan mereka dahulu.
Sepanjang jalan hanya ada rasa khawatir dan ia ingin cepat cepat untuk sampai dikamar dan menghubungi fiki, latihan kali ini tidak diperbolehkan membawa hp oleh pelatih jadi semua hp disimpan dikamar masing masing.

"kak luna kenapa sih? Aji perhatiin kok gelisah banget?"

"gue gak kenapa napa kok ji, gue cuma kangen ama fiki terus pengen nanyain besok dia bisa nonton langsung apa engga"

"oh gitu pantes aja kak luna kaya gelisah gitu, eh kak lun kemaren aji liat kaya ada bang shand sih, ya aji gak mastiin lagi sih soalnya pas itu cuma ngeliat selewat doang"

"kak shand emang ada disini ji, udah dari pas perempat final, dia juga Stay sekalian liburan katanya"

"oh gitu, yaudah aji duluan ya kak" fajri membelokkan langkahnya karena penginapan nya ada dipojok kiri sedangkan aluna dan viona terus saja lurus.

Setelah sampai aluna langsung mencari hpnya, ketika hp nya sudah ketemu ia men dial nomer fiki, hanya terdengar suara operator disana aluna duga hp fiki mati jadi ia tak bisa menghubunginya, tak kehilangan akal ia langsung menghubungi fenly seharus pada jam jam begini mereka sedang berkumpul dan duduk dikantin. Panggilan aluna diangkat oleh fenly.

"hai mentari..."

"fen, fiki dimana? Dia baik kan? Kok gak bisa dihubungi sih? Gue telpon tapi hp nya mati" belum sempat fenly menyelesaikan ucapannya tapi aluna sudah memotong ucapan fenly

"tar tenang dulu, lo kenapa sih? Fiki masih dikelas ya belum kesini, ini gue ama lea lagi nungguin fiki ama zweitson"

"fen lo bisa kan jagain fiki selagi gue belum pulang"

"mentari Are you okey? Lo lagi ada masalah ya?"

"Gue cuma takut fiki kenapa napa fen jadi gue mohon lo jagain dia selagi gue ga ada ya"

"iya tar gue bakal jagain fiki"

"nanti kalo fiki udah datang suruh dia hubungin gue ya fen"

"iya ntar gue suruh dia telpon lo"

Aluna mematikan sambungan teleponnya karena ada yang mengetuk pintu kamarnya, ia membuka pintu kamar dan mendapati ayah shandy disana, ayah shandy tersenyum begitupun aluna yang membalas senyumannya

"eh ayah harusnya kalo mau ketemu luna ayah telpon atau chat aja biar luna yang nyamperin ayah"

"gapapa ayah seneng kok nyamperin luna, kamu kok abis latian gak mandi sih nak? Itu bajunya basah nanti masuk angin loh" ucap ayah shandy

"eh iya yah tadi temen aluna dulu yang bersih bersih abis ini aluna kok"

"yaudah kamu bersih bersih dulu abis itu ayah tunggu kamu di Cafe dibawah ya, ayah pengen makan berdua sama kamu, shandy ama nindy lagi pergi ke pantai lagi pacaran"

"ini luna ganti baju doang deh yah takut ayah nunggu nya lama"

"kamu bersih bersih aja lun, ga baik abis olahraga gak bersih bersih, santai aja ayah bisa nunggu kok, yaudah ayah tinggal dulu ya lun" ayah shandy mengelus pucuk rambut aluna sambil melemparkan senyum hangat seperti biasanya setelah itu ia pergi, Aluna kembali masuk kedalam dan mulai membersihkan dirinya, setelah dirasa cukup ia turun ke bawah untuk menemui ayah shandy, tapi ditanggal ia bertemu fajri yang sedang berjalan sendiri.

"kak lun mau kemana? Kok kaya buru buru gitu"

"Gue mau ketemu ayah ji, lo mau kemana?"

"mau ke Cafe bawah sih kak laper pengen makan"

"yaudah bareng aja yuk"

Fajri mengangguk dan kini mereka berjalan ke Cafe yang ada dibawah, ekor mata aluna menelisik ke setiap sudut untuk mencari ayahnya, ketika sudah ditemukan aluna menarik tangan fajri untuk mengikutinya

"maaf ayah aluna lama" ucapnya ketika sampai dimeja itu

"gapapa lun, duduk dulu, ayah udah pesenin makanan buat kamu, eh ini siapa lun?" ayah menunjuk pemuda yang berada disamping aluna

"hai om kenalin aku fajri biasa dipanggil aji"

"oh bentar om pesen lagi"

"ga usah om biar aji yang pesen" fajri berdiri dan memesan

"jadi gini lun ada yang mau ayah omongin, sebenarnya...."

Haiiii terimakasih bagi yang sudah mampir dan memberikan votenya
Jangan lupa komennya ya aku tunggu
Gimana puasanya lancar?
Tetep semangat ya
Semoga bahagia dan sehat selalu

PELINDUNGMU RAPUHDonde viven las historias. Descúbrelo ahora