𝖊 : lembar 30 ✿

383 52 12
                                    

Baru Raka hendak menjawab, terdengar suara dobrakan pintu dari lantai bawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru Raka hendak menjawab, terdengar suara dobrakan pintu dari lantai bawah. Sontak mereka semua kembali berkumpul menjadi satu.

"Sial. ini terlalu cepat." Gumam pelan dia yang tersembunyi diantara tujuh bersaudara.

Terdengar lagi dentuman tapakan kaki yang berarti dia yang sedang berjalan sedang emosi.

"Apakah itu manusia? Tapi apa manusia bisa masuk ke dalam bangunan aneh ini?" Lirih Arjuna.

"Haruskah kita berteriak minta tolong pada manusia yang datang itu?" Cicit Anggasta.

"Tidak. Jangan. Apa kalian tidak mendengar dia melangkah dengan penuh emosi?" Raka melarang.

"Oh Tuhan, masalah apalagi ini." Arkana berujar seraya mengeratkan pegangan tangannya pada sang adik.

Benar. Yang datang memang manusia. Manusia berbaju serba hitam, dan menggunakan masker hitam. Hanya mata yang memancarkan kekesalan yang terpancar disana.

"Ini tidak mungkin!" Geram si berbaju hitam tanpa alasan, namun matanya telah menggambarkan bahwa ia sedang marah.

Ketujuhnya tetap tenang hingga si berbaju hitam ternyata mengeluarkan sebilah kapak tajam dari dalam jaket tebalnya.

"Setelah berhadapan dengan arwah pendendam, haruskah kita menghadapi manusia pendendam?" Jika kalian tau, Arsa sudah menangis. Manusia lebih menyeramkan daripada hantu, sungguh. Karena, manusia bisa menjadi lebih kejam daripada setan itu sendiri.

"Kalian telah membunuh kesayanganku!" Genggaman tangan si serba hitam itu pada kapak yang dipegangnya kian mengerat.

"Seharusnya kesayanganku mendapat makan malam ini. Seharusnya kalian lah yang menjadi santapannya! Ka-"

"Apa kesayangan om itu kanibal?" Lagi-lagi Anggasta menyeletuk di saat yang tidak tepat.

"Ya Tuhan, dek .." Lirih Arkana frustasi.

Orang itu membuka maskernya, dan lagi-lagi membuat kejutan untuk mereka. Wujudnya sangat menyeramkan. Mulutnya sobek, namun sepertinya ia yang menjahitnya sendiri.

"Lotus kesayanganku tidak mudah musnah begitu saja! Lotus ku hanya bisa dimusnahkan oleh sesama arwah. Tapi, mengapa bocah-bocah seperti kalian .. bisa?"

Tak ada yang berani menjawab. Semua terbungkam ketakutan. Jika mereka menjawab, mereka takut jika salah berbicara dan berakhir kapak yang ada di genggaman orang itu melayang lalu menancap pada diri mereka.

Orang didepan mereka mengendus kesal. Tujuh bersaudara itu semakin ketakutan ketika orang itu mengangkat kapaknya dan menatapnya lamat dalam. Mereka takut apabila orang itu melakukan gerakan tiba-tiba yang bahkan mereka sendiri tidak bisa memprediksinya.

"Kesayanganku bercerita, dia ingin merasakan memakan jiwa kalian. Tapi sungguh miris, kesayanganku lenyap begitu saja." Kini orang berpakaian serba hitam itu kembali menatap tujuh bersaudara seraya menyeringai, "Jika kesayanganku tidak berhasil membuat kalian pergi ke alam baka, maka aku yang akan melakukannya."

Kapak itu terbang melayang setelah dilempar acak oleh orang itu,

Dan seperti akhirnya,






































Kapak itu tertancap pada ubun-ubun kepala salah satu keturunan Adinata.






Membuat ruangan itu berbau anyir darah. Sejenak, lantai itu tergenang cairan merah pekat.

 Sejenak, lantai itu tergenang cairan merah pekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

frumpoussun Ⓒ︎ 090622

aku tim sad ending, mmf yh 😅☝️💪🤝

[2] adinata ; enhypen ✓Where stories live. Discover now