𝖍 : lembar 09 ✿

610 91 1
                                    

Langkah Arkana terhenti di tengah anak tangga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langkah Arkana terhenti di tengah anak tangga. Kebingungan ikut menyerangnya secara random. Otaknya mencoba mengingat perawakan orang yang disebut Mama Kejora. "Kejora? Yang mana deh?" Efek karna saking banyaknya emak-emak komplek yang menginginkan Arkana sebagai mantu mereka.

"ABANGGG!"

Arkana sontak berlari menurunkan satu persatu anak tangga begitu suara melengking teriakan Anggasta memanggilnya.

Begitu langkahnya terhenti di ruang tamu, Arkana mendapati seorang gadis remaja dengan sosok seorang ibu yang menemaninya. Dari penampilannya terlihat anggun, namun begitu gadis itu melihat kedatangan Arkana, sikapnya terlihat kecentilan. Arkana mendecih pelan, berjalan ke arah bundanya terduduk, seraya tanpa sadar mengibaskan rambutnya.

Arkana tau, kedua tamu didepannya adalah sahabat bundanya yang kemarin hari Arkana temui dan putrinya. Apakah kini Arkana benar-benar akan dijodohkan layaknya yang ada di siaran TV?

"Duh, Arkana kalau mode malam hari tambah ganteng ya!" Sahabat bunda Arkana histeris sendiri. Tangannya terulur mengusak-usak rambut Arkana dengan gemas.

Tak sengaja Arkana berkontak mata dengan gadis di depannya, gadis itu menatap Arkana penuh puja, Arkana risih. 'Seperti tidak pernah melihat orang tampan saja.' Rutuknya dalam batin.

"Kamu harusnya jangan heran. Bundanya saja cantik, makanya anaknya juga kena!" Bunda Arkana membalas dengan sedikit memamerkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu ditunjukan.

"Ah iya! Kenalin, ini anak tante yang kemarin mau tante perkenalkan. Cantik kan, Kana?" Gadis itu sontak mengulurkan tangannya berbentuk jabatan ke hadapan Arkana sambil menyelipkan rambutnya kesisi telinganya. "Kejora, kak." Dia tersenyum manis.

Bukan manis. Arkana menganggap biasa saja.

Dengan malas dan masih dengan wajah datarnya, Arkana membalas jabatan Kejora. "Arkana." Katanya singkat.

"ADUH! COCOK PISAN, BANG!!" Arsa bersorak dengan bertepuk tangan, diikuti Angkasa disampingnya yang hendak mengambil foto dari handphone milik Arkana sendiri.

Arkana terlebih dahulu melepas tautan kedua tangan, mengundang wajah kecewa dari sang lawan bicara. Namun Arkana menyukai raut wajah cemberut Kejora, seperti ada rasa kepuasan yang menjalar dari dalam raga.

"Ra, gak sabar deh, ambil Arkana buat jadi menantuku!" Kedua ibu di samping Arkana berbisik walau jarak bersebrangan memisahkan mereka. Bisikan pelan, namun dapat terdengar jelas oleh Arkana. Arkana bergedik ngeri mendengarnya.

Bunda Adinata tersenyum penuh arti, "Kana, pindah duduk gih disamping Kejora, ya? Bunda mau ngomong dulu sama tante Tri." Pinta Bunda membuat Arkana melotot malas. Arkana sudah menduga sih, kejadian ini akan dia hadapi. Dengan langkah gusar Arkana berjalan berpindah, dan terduduk di samping Kejora.

[2] adinata ; enhypen ✓Where stories live. Discover now