𝖍 : lembar 12 ✿

501 87 3
                                    

Disinilah keluarga Adinata berada sekarang, Salah satu desa di provinsi Bali menjadi latar belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Disinilah keluarga Adinata berada sekarang, Salah satu desa di provinsi Bali menjadi latar belakang. Perjalanan yang menghabiskan waktu cukup lama membuat Arkana tertidur pulas selama perjalanan. Jarum jam di LockScreen milik Arkana, terpampang angka 01.23 AM.

Arkana bersama keenam saudaranya masih berdiam diri di dalam mobil, sedangkan orangtua mereka telah lebih dulu keluar untuk menyiapkan kamar mungkin?

Diluar, mobil keluarga yang ditumpangi Arkana dikelilingi oleh pohon bambu yang lebat. Dengan suasana seperti hutan, juga kegelapan malam yang membuat keadaan di luar semakin mencekam. Sejujurnya, inilah yang Arkana takutkan juga ditambah dengan penglihatannya yang telah upgrade untuk melihat mereka.

Kembali lagi kedalam mobil. Kelima saudaranya tampak kompak tertidur pulas karna faktor jam subuh. Disampingnya ada Arsa yang memainkan game pada handphone barunya.

"Bunda sama ayah lama banget, bang?"

Arkana ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Arsa. Arkana menengok sekilas ke arah Arsa, dan kembali memandang jendela yang mengarah pada pohon-pohon bambu yang lebat. "Coba kamu chat bunda. View dari dalam mobil serem. Abang merinding, nih." Kata Arkana seraya menunjukan lengannya yang memang sudah merinding semenjak gerakan-gerakan aneh yang timbul pada diantara pohon-pohon bambu.

"Abang, jangan diliatin mulu. Nanti penunggunya tambah usil." Suara Raka menginterupsi tiba-tiba. Arkana sedikit terkejut karna dirinya mengira hanya Arsa yang tak tertidur. Namun .. mengapa Raka bisa tau tentang hal yang seharusnya tidak diketahuinya?

"Raka..?"

"Nenek bilang begitu." Dengan nada cuek tidak seperti biasanya. Raka kembali pada posisi merebahkan dirinya, tidak menghiraukan Arkana.

Haruskah Arkana menaruh kecurigaan pada Raka?

ttuk ttuk ttuk

Kaca mobilnya diketuk satu persatu. Sontak Arkana mendudukkan dirinya, melihat ke luar dan tidak menemukan orang yang usil mengetuk.

ttuk ttuk ttuk

Suara itu bergema sekali lagi. Namun untuk yang kedua kalinya juga, Arkana tidak melihat pelakunya. Arkana memutuskan pandangannya dari memandang jendela, dan melihat keadaan di dalam mobil yang telah berubah menegang.

Ternyata adik-adiknya telah terbangun dengan rata-rata berwajah pucat. Tunggu! Mereka bukan hantukan?

"A-ada apa?" Arkana benar-benar ketakutan, hampir mati rasanya ketika jantungnya berdetak begitu cepat.

"Dari ekspresi kalian semua, bukan aku aja kan? yang mendengar suara ketukan." Langit menatap Arkana dengan siratan mata pertolongan. Well, tidak tau saja Langit bahwa kakak tertuanya juga lebih takut.

"Jangan nengok ke jendela. Tutup gordennya, sekarang." Dengan kompak, mereka yang duduk di dekat kaca jendela mengulurkan tangannya menarik gorden untuk menutupi pemandangan luar jendela. Mereka tidak tau maksud suruhan Arkana, tapi mereka yakin itu untuk keselamatan mereka. Presentasenya sangat kecil akan kakak tertuanya akan menyesatkan mereka, bukan?

[2] adinata ; enhypen ✓Where stories live. Discover now