LIMA PULUH SEMBILAN: MOST WANTED

Mulai dari awal
                                    

"Evalina gua sayang sama lo."

Caldora mengernyit. "Sepertinya lo harus samperin dia deh. Soalnya dia enggak bakal berhenti ngebacot loh." ia menepuk bahu Evalina yang sekarang bersembunyi di belakang pilar karena malu.

Perempuan berkepang dua itu menarik napas panjang lalu menghembuskannya cepat. Ia mengangguk ketika mendengar saran dari Caldora. Tidak ada pilihan lain selain menghentikan cowok itu berbicara.

Langkah perempuan berkepang dua itu setengah berlari ke titik tengah lapangan. Ketika sudah berdiri di hadapan empat cowok itu Evalina merampas toa yang ada di tangan Angkasa. "CUKUP ANGKASA!"

"Usaha lo enggak sia-sia bro." Arjuna menyengir. "Akhirnya pujaan hati lo datang juga."

"Lo diam ya." Evalina memelototi Arjuna.

"Jangan galak-galak napa sih." sahut cowok berambut lebat itu. "Lama enggak ketemu ternyata lo tambah galak ya." desis Arjuna si playboy.

Evalina menjitak kepala Arjuna. "Apa lo bilang?"

"Ampun bosku." Arjuna mengusap-usap kepalanya yang pedas karena jitakan manja itu.

Affandra tertawa melihat Arjuna dijitak. "Evalina... di bagian kepala sebelah kiri belum benjol nih. Tambah satu lagi. Gratis!!!"

Evalina berdesis. Affandra tidak berubah, ia masih saja suka ngelucu dan tertawa jika temannya mendapatkan penderitaan. "Lo juga diam. Atau lo mau gue jitak juga!"

"Jangan. Nanti gue hilang ingatan." Affandra si cowok humoris itu menyengir.

Sudut mata Evalina melihat Arganta, cowok itu tersenyum ke arahnya dan mengangkat tangan. "Hai Evalina, lo apa kabar?"

Cuma Arganta satu-satunya yang waras. Evalina sangat senang bertemu dengan cowok pemalu satu itu. Ia tetap sopan dan baik. "Gue baik kok. Lo apa kabar, Arganta?"

Cowok berponi itu merapikan rambutnya. "Gue baik juga kok. Senang bisa ketemu lo lagi."

Arjuna mendengus. "Enggak adil. Lo kok baik sama Arganta. Tapi sama gue jahat."

Evalina tidak mau dengar dan tidak peduli dengan ocehan Arjuna. Ia sekarang memberikan tatapan penuhnya kepada ketua geng mereka.

"Lo ngapain sih? Bikin malu tahu nggak sih. Lo ngapain panggil-panggil gue." suara Evalina terdengar seperti berbisik namun tetap jelas terdengar di telinga Angkasa.

"Kalian juga! Kalian ngapain ke sekolah gue." Evalina menatap keempat cowok itu heran.

"Gue dipaksa sama Angkasa." kata Arjuna.

Affandra memutar bola matanya sambil bersiul melihat langit. "Gue ngikut Angkasa aja sih."

"Gue dijebak. Gue kira mau liburan ke Jakarta eh ternyata pindah sekolah." cetus Arganta lalu mengerecutkan bibirnya.

Angkasa berdeham santai. "Gue sekarang sekolah di sini."

Evalina membuka mulutnya. Rahangnya hampir jatuh ke tanah. Mereka berempat memang benar-benar membuatnya hampir gila sekarang.

"Apa? Bercanda kalian enggak lucu." semprot Evalina dongkol.

"Gue pindah sekolah di sini supaya bisa dekat sama lo lagi." suara itu terdengar lembut dan tulus.

Evalina menggeleng lalu mengibaskan tangan. "Ngaco lo. Mending kalian pulang ke Bandung lagi deh."

"Setuju, ayo kita pulang. Gue malu lama-lama berdiri di tengah lapangan begini." keluh Arganta.

"Jangan dulu, soalnya tadi gue lihat ada yang cantik." Arjuna melihat ke sekeliling mencari mangsa.

Dasar playboy! Enggak ada berubahnya. Setahun bisa punya mantan dua puluh empat. Berarti dalam sebulan bisa dua kali ganti pacar.

Affandra seperti berpikir sesaat sebelum berbicara. "Gue sih no komen."

"Kita semua beneran pindah ke sini." kata Angkasa dengan senyum cerianya.

"Iya, masa baru pindah disuruh pindah lagi." celetuk Arjuna.

Arganta tersenyum. "Evalina, kita semua kangen tahu sama lo."

"Lagian kita udah bosan juga di Bandung." Affandra menambahkan.

Perempuan berkepang dua itu menghentakan kakinya ke tanah. "Udah ah terserah kalian, yang jelas gue minta sama kalian terutama lo jangan bikin malu gue lagi." Jarinya menunjuk Angkasa.

"Evalina... malu kenapa sih? Memangnya salah mengungkapkan perasaan? Ada larangan?" Angkasa memberikan tatapan teduhnya kepada Evalina.

Melihat mata teduh itu malah membuat Evalina semakin gerah. "Lo enggak malu ya? Teriak-teriak begitu."

"Rasa sayang gue lebih besar dari rasa malu ini." lirih cowok berjaket kulit hitam itu.

Evalina mendesah lelah. "Tolong Jangan bawa-bawa perasaan. Lo enggak punya perasaan sama sekali. Tahu kenapa? Karena lo itu udah selingkuhin gue."

Perempuan berlesung pipi itu langsung berbalik dan meninggalkan Angkasa. Evalina tahu sekarang semua mata tertuju padanya. Ia seperti artis saja.

Apa lihat-lihat? Mau minta tanda tangan atau foto ya?!

Angkasa menarik napas panjang untuk menenangkan hatinya. "Gue bakal buat lo jatuh cinta lagi sama gue."

"Gue suka gaya lo, bro. Jangan menyerah sebelum janur kuning melengkung." Arjuna menepuk bahu temannya untuk memberikan suntikan semangat.

Affandra menguap. "Masih lama ya kita di tengah lapangan begini? Semua murid lihatin kita loh. Sudah mirip topeng monyet nih kita."

"Dasar goblok, ayo semangatin Angkasa bukannya malah ngelucu." Arjuna memberikan jurus kuncian lehernya kepada Affandra.

Arganta memasukan kedua tangannya ke saku celana abu-abunya. "Ada yang mau temanin gue ke toilet? Gue malu nih sendirian."

Arjuna dan Affandra saling pandang dan kompak mengangguk dan berkata. "Mauuuu."

SMA Rajawali akan menjadi awal cerita baru empat cowok itu. Cerita yang diharapkan berakhir dengan bahagia.

***

GIMANA MENURUT KALIAN CERITA RAJAWALI?

MAKIN BANYAK COGAN LOH!!!

HATI-HATI OLENG YAAA HEHE

TULIS RAJAWALI SEBANYAK-BANYAKNYA!

TULIS NAMA ALEXANDER SEBANYAK-BANYAKNYA!

TULIS NAMA EVALINA SEBANYAK-BANYAKNYA!

KASIH SARAN CAST YANG COCOK BUAT MEREKA BERDUA DONG.

SPAM KOMENTAR 😊 DI SINI LAGI YA BANYAK-BANYAK.

SEMANGAT YANG IKUTAN GIVEAWAY, SEMOGA BERUNTUNG.

JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI DAN TAG AKU YA DI INSTAGRAM: HENDRA.PUTRA13.

YANG ADA TIKTOK BISA JUGA DONG BUAT KONTEN TENTANG RAJAWALI BIAR VIRAL. HEHEHE

SPAM 🔥 SEBANYAK-BANYAKNYA!

KALIAN SEJAK KAPAN PUNYA WP?

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

UPDATE KAPAN LAGI YA? BESOK/ HARI INI?

PENASARAN DENGAN BAB SELANJUTNYA?

SPAM ❤️ UNTUK NEXT CHAPTER?

KASIH SATU KATA UNTUK ALEXANDER, EVALINA, ATAU AUTHOR? HEHEHE

TERIMA KASIH, AYANG.

TERTANDA, HENDRA PUTRA

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang