LIMA PULUH TIGA: PAWANG CINTA

1.4K 186 336
                                    

UPDATE NIH, DEMI KALIAN NIH, MANA SUARANYA?

JAM BERAPA KALIAN BACA CERITA RAJAWALI?

APA KABAR AYANG?

KAMU LAGI APA?

ABSEN DULU YUK SEBELUM MEMBACA.

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA DI SINI BANYAK-BANYAK. 🌹🌸🌷

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA. HEHEHE.

KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA BIAR AKU SEMANGAT NULISNYA.

KAMU KELAS BERAPA?

KAMU BERAPA BERSAUDARA?

GIVEAWAY LAGI YUK!

***

Bandung

Evalina dan Angkasa sudah tidak pernah bertemu lagi semenjak adegan menikmati es krim itu. Evalina sebenarnya ingin ke kelas cowok itu namun ia urungkan niatnya karena tentu saja malu.

Perempuan berkepang dua itu berpikir cowok itu pasti sudah lupa dengannya.

Mungkin juga ia tidak penting untuk diingat.

Nama Angkasa sebagai anak baru sudah sangat populer di sekolah. Semua murid pun mengenalinya. Cowok itu memang pantas diidolakan. Ia salah satu most wanted di sekolah.

Angkasa, ia cowok yang miliki mata indah dan alis tebal yang menawan. Wajah tirus dan senyum memikat. Hidung mancung dan bibir merah merona. Tubuhnya tinggi dan kulitnya putih bersih. Wajar bila semua perempuan menjadikannya daftar incaran.

Evalina pun mundur perlahan. Ia tahu berharap pada cowok populer itu adalah hal yang paling beresiko. Resiko ditolak 60%  dan 40%  pasti ia bakal diserang sama perempuan lain yang menyukai Angkasa.

Sudah dua minggu Evalina membiasakan diri untuk tidak tahu menahu tentang cowok itu. Bahkan ketika melihat cowok itu di kantin, Evalina langsung membalikkan badan dan pergi.

Namun kali ini entah kenapa waktu mempertemukannya, Evalina tidak bisa menghindar lagi karena dadanya berdesir dan kakinya terpaku di tanah.

Angkasa tersenyum lebar. "Hai... kita ketemu lagi."

"Lo masih ingat gue, kan?" tanyanya dengan kedua alis terjungkit.

Evalina yang sedang memegang tumpukan buku di tangannya bergetar. Ia hanya bisa mengangguk saja.

"Lo apa kabar?" suara itu terdengar sangat ramah.

Perempuan berkepang dua itu memilin bibir, hatinya bertanya-tanya apakah cowok ini selalu ramah kepada semua perempuan? Atau hanya kepadanya saja.

"Kabar gue baik aja kok." Ia menarik napas sebelum melanjutkan ucapannya. "Lo sendiri apa kabar?"

"Kabar gue buruk nih."

"Kenapa?" Wajah Evalina berubah agak khawatir.

Mata teduh itu menatap Evalina tanpa kedip. "Soalnya gue enggak ada nomer hape lo. Hehehe."

"Dan itu adalah hal yang paling buruk dihidup gue." lanjutnya sambil memberengut.

Evalina berdeham sambil tersenyum samar. "Memangnya kalau lo punya nomer gue kabar lo bisa jadi baik gitu?"

"Bukan kabar gue aja yang baik tapi gue bakal jadi cowok yang paling beruntung." Senyum Angkasa tersungging.

Evalina tersipu. Apakah ini hanya sekedar gombalan. Tapi ia menyukainya. Bahkan gemas sekali. Ingin rasanya mencubit pipi cowok itu namun ia kuat-kuat menahan diri untuk tidak melakukannya.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang