EMPAT PULUH EMPAT: NASI GORENG SPESIAL

1.3K 255 2K
                                    

HALLO...

APA KABAR? SEMANGAT YA.

SELAMAT HARI SABTU. SEMOGA HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN. TULIS AAMIIN SEBANYAK-BANYAKNYA.

ABSEN DULU YUK SEBELUM MEMBACA!

SPAM KOMEN ❤️ DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA!

WARNA BAJU YANG KAMU PAKAI HARI INI APA?

SALAM KENAL YA BUAT PARA PEMBACA, HAI! I LOVE YOU!

JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI KE MEDSOS KALIAN YA, BIAR MAKIN BANYAK YANG BACA. OKE.

SEKALI LAGI SPAM 🔥 DI SINI SEBANYAK-BANYAK-BANYAKNYA. AKU SUKA LOH 😘

***

Malam ini langit bertabur bintang. Berkelap-kelip seperti kunang-kunang. Evalina termenung di dalam kamar.

Gimana ya cara ajak cowok cuek itu ketemuan?

Apa Evalina telepon aja ya?

Ah pasti langsung ditolak.

Evalina mencoba berpikir menggunakan otaknya yang jarang digunakan. Otaknya hanya berfungi untuk menghitung uang saja.

Tiba-tiba saja otak kecilnya yang malang itu menemukan ide cemerlang. Senyum tersungging di bibir tipisnya. Ia menepuk-nepuk kepalanya.

"Ternyata kamu berguna juga kawan." kata Evalina kepada otak.

Tapi sekarang Evalina harus pura-pura sakit karena adiknya baru saja membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu. Kebiasaan deh.

"Kakak, kata momay ikut yuk ke pasar malam?"

Evalina menutupi seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan wajahnya saja dengan selimut. "Kakak enggak ikut deh." jawab Evalina dengan nada gemetar yang dibuat-buat.

Adiknya yang jenius itu menaikkan satu alisnya. "Kakak kenapa? Kok mirip kepompong sih?"

"Lagi nggak enak badan nih."

"Beneran nggak ikut nih? Di pasar malam ada permainan bianglala loh." infonya dengan mulut yang dipenuhi lolipop.

Perempuan berlesung pipi itu mengerang. "Kakak mau istirahat aja malam ini."

Sang adik hanya menatapnya curiga namun sedetik kemudian terlihat masa bodoh.

"Momay..... kakak pura-pura sakit nih."

Hah? Tahu dari mana bocil itu?

Kan sudah dibilang ia jenius daripada anak-anak seumurannya.

"Dasar bocah kurang ajar." Evalina melemparkan guling ke arah adiknya.

Mendengar ada yang ribut di lantai dua, sang ibu langsung menghampiri. "Kamu kenapa sayang? Sakit?" tanya ibunya ketika melihat anak perempuannya itu menggigil.

"Iya... momay." Evalina menganggukan kepala.

Sang ibu meletakkan tangan di dahi anaknya. Tidak panas dan tidak dingin. Sang ibu mengerutkan kening. "Sakit apa?"

"Sakit hati mungkin." sahut sang adik yang berdiri di ambang pintu.

Perempuan itu langsung memberikannya tatapan leser. "Anak kecil ingusan lo diam aja ya."

"Aktingnya kurang bagus." Sang adik memeletkan lidahnya.

Ibunya menghela napas karena melihat kedua anaknya sekarang saling mengeluarkan tatapan berapi-api sebuah tanda perang telah dimulai.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang