38

1K 75 18
                                    

Selasa, 10 Maret 2022. Hari dimana hari terakhir Gio melakukan ujian praktek. Beberapa hari lalu ia mengalami keadaan kritis lagi, namun sekarang Gio memaksakan untuk pergi sekolah ia bertekad untuk menyelesaikan sekolah nya urusan hidup dan mati ia kesampingkan dulu. Ia hanya ingin lulus SMA hanya itu keinginannya sekarang.

"Gi.. Lo beneran mau ikutan uprak? Mending Lo istirahat aja gue yakin nilai Lo akan baik-baik saja." Ujar Jeno khawatir

"Gue mau lulus dengan usaha gue sendiri Jen, bukan karena belas kasihan." Jawab Gio lalu pergi dari sana untuk ke kelas praktik

"Batu banget sih jadi orang. Ck!!"

________

"Baik anak-anak sekarang kita ujian praktek TIK, boleh duduk sesuai absen ya." Ujar Bu Windi selaku guru TIK di kelas dua belas.

Semua murid duduk sesuai dengan absen nya dan Gio berada di tengah barisan terakhir sementara Devan dan Jeno berada di barisan kedua dan Vale berada di pojok barisan terakhir. Absen mereka memang berjauhan namun dalam hal komputer mereka sangat ahli jadi tak ada kata menyontek di dalam kamus TIK mereka. Suasana hening semua fokus dengan tugas yang di berikan oleh Bu Windi, tak ada suara bisik-bisik sebab anak-anak dua belas IPS 3 atau Anak zaman sekarang sudah sangat fasih dalam teknologi.

Selang satu jam praktek TIK telah selesai, semua nya keluar dengan perasaan senang karena menurut mereka pelajaran ini dan penjas adalah yang paling mereka sukai, walau bagi Devan seni budaya adalah favorit nya. Gio dan kawan kawan pergi ke kantin sekarang mereka tidak hanya berempat melainkan banyakan, Dika, Rio, Johan, Lisa, Resti, dan lainnya pun ikut bergabung.

"Anjir kita mau ke kantin atau tawuran banyak bener. Sampe adek kelas pada minggir kita lewat haha.." seru Dika saat melihat adik kelasnya menyingkir dari jalannya mereka.

"Ya gimana gak nyingkir, orang banyakan gini hampir sekelas." Sahut Rio

"Yaudah nikmatin aja, jadi pusat perhatian sehari. Kalo gue sih udah biasa... Ya jelas lah gue kan ganteng!!" Tambah Gio yang berjalan paling depan.

"Kumat dah percaya diri tanpa batas.." dumel Devan yang berada di belakang Gio. Gio hanya tersenyum kecil sambil terus berjalan dan memasang wajah cool nya. Entah kenapa saat ini orang-orang melihat Gio berbeda lelaki tampan itu yang biasanya tersenyum ramah sekarang tatapan nya lebih sayu dan mengintimidasi berbeda dengan yang sebelumnya.

Saat ini mereka berada di roftoop yang niat awal nya pergi ke kantin mereka urungkan sebab terlalu berisik. Dan memutuskan untuk ke roftoop serta memesan makanan yang akan di bawakan oleh Rio karena dia ada urusan sebentar dengan guru jadi sekalian titip makanan.

"Gak nyangka yah kita bakal pisah. Tinggal ngitung Minggu!!" Dika berceloteh dengan permen yang ia minta dari Lisa.

"Gi, Lo kenapa pake kupluk gak kayak biasanya." Tanya Lisa penasaran.

"Kenapa? Gue makin ganteng ya?"

"Ehemm... Hmm" semua berdehem dengan keras membuat Lisa mendelik menatap mereka galak.

"Gue kan cuman nanya kenapa sih Lo pada. Emang salah ya? Ish.." Lisa merajuk. Dan tak disangka Gio membela Lisa yang sedang merajuk. "Udah.. lu pada demen banget godain dia. Lo juga udah jangan ngambek lagi ya? Gue beliin es krim deh." Mendengar itu semuanya semakin menyoraki Lisa walau begitu gadis manis itu tersenyum malu dengan tindakan Gio yang merangkul pundak nya. Bayangin aja orang yang Lo suka terus belain dan rangkul lo gak jedak jeduk tuh jantung haha

"Asikk lampu hijau!!" Teriak Jeno bersama Dika. Tak lama Rio datang dengan makanan yang berada di dalam kantong kresek hitam besar.

"Njir Ri, Lo udah kayak belanja bulanan. Banyak bener!!"

Sergio | HaechanWhere stories live. Discover now