13

619 69 18
                                    

Happy reading!!
_________________________________________
_________________________________________

Gio sedang berada di kamar mandi, teman-temannya menunggu di kantin sebab di persimpangan koridor Gio kebelet dan langsung ngacir ke kamar mandi. Setelah selesai Gio menatap dirinya di cermin dan merapikan rambutnya.

"Makin cakep gue!!" Pujinya pada diri sendiri.
Gio keluar dari sana dan tak sengaja ia menabrak seseorang dan dengan cepat diri Nya meminta maaf.

"Sorry gue gak liat!" Ujarnya sambil mengambil buku berserakan di lantai.

"Nih,--" Gio terdiam saat melihat yang ia tabrak ternyata Shakil orang selalu ia tatap dengan dingin juga ia hindari dan selalu ia ketusin.

"Punya mata gak sih?" Tanya Gio dengan merubah suara nya menjadi dingin. Dasar si Gio tadi minta maaf gak liat sekarang malah nyalahin orang ck..

"Maaf!!" Shakil menerima buku yang Gio ambilkan dan tersenyum membuat Gio menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Ngapain lo senyum? Naksir sama gue? Jelas lah gue kan cakep tajir idaman cewek. Tapi sayang lo bukan tipe gue!!!" Ucap Gio dengan percaya diri lalu pergi meninggalkan Shakil yang sedikit membuka mulut nya.

"Dengan lo ngomong gitu, gue makin suka sama lo Gi!" Ucap Shakil tersenyum kecil lalu melanjutkan perjalanannya ke perpustakaan.

Gio menghampiri teman-temannya yang sedang menyantap batagor pak adi, ia lantas duduk dan ikut memakan batagor yang sudah ia pesan lewat Jeno tanpa menyapa sama sekali.

"Setan, datang tak diundang pulang tak di antar!!" Ujar Devan melihat Gio yang datang-datang langsung makan gitu aja

"Lagi ngaca lo?" Balas Gio membuat Devan mendelik, ya kali dirinya yang setan mana ada setan ganteng seperti dirinya.

"Kita udah lama nih gak pernah kumpul lagi, tar balik sekolah nongkrong yok!" Ajak Vale yang kangen dengan rutinitas mereka sebelum nanti sibuk dengan segala ujian.

"Ayok, gue juga kangen lo pada!!" Ujar Gio sambil memeluk Vale dan Jeno yang berada di sisi kanan kirinya. Sementara mereka berdua bergidik ngeri dengan tingkah Gio yang di manja manjakan.

"Geli gue anjir liatnya!" Celoteh Devan

"Tapi gue ada urusan bentar, jadi lo pada nanti langsung ke tkp aja gue nyusul!!"

"Lu kira tindak perdana kali!!" Ujar Jeno

"Pidana, sempak kuda punya temen gak ada yang normal apa ya. Kayak nya gue salah bergaul!!" Ujar Vale menggeleng gelengkan kepalanya.

"Sialan lo, gini-gini bikin hidup mu selalu tertawa bahagia, kakanda  yang selalu menebar lelucon yang bikin sakit perut mu, menjadi moodboster mu seandainya tidak ada kakanda disini pasti semua hampa!" Ujar Gio mendramatis seperti seseorang yang sedang membacakan puisi.

"Gue yang selalu menebar senyuman yang menular ke semua orang!" Tambah Jeno

"Gue yang selalu membuat keributan sama Gio, yang selalu membuat seorang Valentino Rossi menahan kesabaran!!" Tambah lagi Devan sama dramatisnya dengan Gio.

"Waradana, kutil cicak!!" Gio menjitak kepala Devan dan mereka tertawa bersama di kantin yang ramai akan manusia kelaparan. Membuat mereka jadi pusat perhatian namun mereka abaikan yang penting senang bodo amat orang mau bilang apa.

"Hahaha, gakpapa deh punya temen gak waras semua yang penting kita sama-sama happy." Ujar Gio dan mereka tertawa ngakak walau ucapan Gio tak terlalu lucu tapi ekspresi Gio sangat membuat mood orang yang melihat nya ingin tertawa.

Sergio | HaechanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ