31

536 54 2
                                    

"Gue mau bilang makasih buat lo semua yang udah melewati hari hari indah bersama selama tiga tahun. Entah itu canda tawa atau tangis terlepas dari itu gue sangat seneng bisa ketemu kalian semua. Semua waktu kita habis kan di sekolah ini di bingkai kenangan yang akan selalu membekas di ingatan ... "

"Iya apalagi lo yang bakal di inget satu sekolahan karena kesengklekan nya haha!" Potong Ramzi cowok yang selalu jadi bahan keisengan Gio. Mereka langsung saling bersahutan meledek Gio apalagi Devan.

"Iya gue akui gue ganteng!!" Tak ... pukulan yang mendarat di jidat Gio hingga dirinya mengaduh cukup membuat seisi kelas tergelak siapa lagi kalau bukan Vale yang menjitak kepala Gio.

"Iya maksud nya gue akui akhlak gue kurang baik, maka dari itu gue minta maaf yang sebesar-besarnya dan gue mau menyampaikan sesuatu yang harus kalian ingat, bahwa kita saat ini berteman udah hampir tiga tahun gue selalu berharap setelah kita keluar dari gerbang sekolah ini silaturahmi kita masih terjaga. Walau pada akhirnya kita memiliki jalan masing-masing, tujuan hidup yang berbeda sebab ada cita-cita dan masa depan yang harus kita kejar tapi jangan jadikan itu alasan kita memutus perteman yang kita bangun sedemikian rupa dari tak saling mengenal hingga saling meledek dengan aib masing-masing ...,"

"Yah walaupun sifat gue yang jail, iseng bukan semata mata menggangu kalian gue hanya ingin menghidupkan suasana biar gak sepi kayak kuburan, awal masuk kan begitu lu pada inget gak???" Tanya Gio menunjuk mereka dengan wajah nyolot nya.

"Iya anjir gue jadi inget sampe gue pengen pindah kelas soal nya orang-orang nya pada diem dieman." Jawab Lisa perempuan berambut coklat sebahu itu dulu pernah suka sama Gio tapi setelah kenal Gio lebih jauh rasa suka nya memudar. Bukan karena kelakuan Gio yang selalu nyeleneh tapi karena Gio sendiri yang bilang buat ngga suka sama dia kalo gak mau sakit hati.

"Ehem...ekhemm..." deheman itu adalah suara Dika dan Jeno yang tau bahwa Lisa suka sama Gio jadi setiap Lisa berinteraksi dengan Gio mereka selalu berdehem dan menggoda Lisa hingga gadis itu kesal dan puasa ngomong selama dua hari sebenarnya itu adalah sifat Gio yang di ikuti oleh Lisa sebab dulu ia begitu suka sampai kebiasaan buruk Gio ia tiru.

"Apaan si lo bedua, keselek?! Nih gue ada air." Ujar Lisa membuat Dika dan Jeno mengulurkan tangannya lumayan gratis pikir mereka.

"Air comberan bekas pel noh!!" Tunjuk Lisa pada ember yang berisi air bekas pel. "Anjing lo Lisa gue doa in lo jadi monyet!" Teriak Jeno sambil berdiri ingin menghampiri Lisa ditahan oleh Devan dan Dika sementara yang lain hanya tergelak menyaksikan keributan yang selalu di buat oleh anak-anak kelas dua belas IPS tiga.

"Oke oke lanjut lagi, sekarang gue mau pesen sama kalian ...," ujar Vale mengambil alih obrolan serius lagi.

"Gue pesen martabak sama nasi goreng dong!" Ujar Gio mendapat pelototan dari Vale membuat ia terkekeh dan terdiam menyimak apa yang akan Vale katakan.

"Serius goblok!!" Maki Devan sementara Gio mengangkat bahu acuh.

"Disini gue mau bilang makasih yang sebesar-besarnya, berkat kalian hidup gue lebih berwarna gue punya banyak temen selain Gio, Devan dan Jeno. Jujur, gue adalah orang yang gak bisa dekat dengan orang lain tapi kalian ... Kalian rangkul gue buat lebih mengekspresikan diri gue sebenarnya ...,"

"Gue sangat bersyukur bisa di pertemukan sama kalian di kelas ini. Kalo dulu gue gak disini gak di tempatkan di kelas ini gue gak tau akan seperti apa?! Mungkin gue akan jadi sosok yang kelam yang gak bisa menyalurkan perasaan gue yang sesungguhnya. Gue bisa sampai di titik ini berkat kalian ..., thanks gue sangat berterima kasih sama kalian!" Curhat Vale menatap mereka satu persatu suasana kelas yang beberapa menit gaduh akhirnya senyap seperti tak berpenghuni.

Sergio | HaechanWhere stories live. Discover now