30

633 75 19
                                    

Jangan lupa vote dan comment yaa!!
_______________________________


Gio bersiap-siap memakai seragam nya ia menyisir rambut nya hingga klimis tertata sangat rapi. "Pucat gini juga gue tetep tampan ternyata, wawww... Gue ganteng banget ternyata pantesan si Shakil naksir gue." Sudah lama rasa percaya diri Gio hilang itu menurut perasaan Gio. Beda lagi jika teman-temannya yang sudah muak dengan tingkah nyeleneh dan PD yang tak terbatas.

Dimata teman-temannya Gio itu mau sakit atau ngga semua nya gak ngaruh apapun yang ada makin keliatan gilanya. Setelah di rasa selesai dengan dandanan nya Gio turun ke lantai dasar dan menyapa keluarga nya yang sudah berada di meja makan.

"Pagiiii semuaaa!!!" Teriak Gio sambil menarik kursi di samping Anta. Anta menatap Gio ia tersenyum dalam diam, sudah lama tak mendengar teriakan anak cerewet ini-pikir Anta.

"Pagiii Adek gemes gue!!" Sahut Anta dengan senyum lebar.

"ASTAGFIRULLAH!!" Teriak Gio memegang dada nya.

"Kenapa Al?" Tanya sang papa melihat Gio berteriak.

"Serem pah,  papa kasih bang Anta minum obat apa kok tiba-tiba bertingkah imut gitu." Ujar Gio bergidik

"Anjim banget punya adek, gue baikin malah ngeledek. Taik lo!!" Kesal Anta

"Eh abang? Di depan makanan bicara kasar ya. Mau mama goreng?" Marah Fani degan mengangkat sendok dan garpu nya.

"Hehe, maaf mah keceplosan!"

Setelah itu Gio terdiam ia baru ingat tadi papa nya memanggil Gio dengan sebutan Al, sudah lama ia tak mendengar panggilan itu. Sebenernya itu adalah panggilan Gio saat kecil katanya panggilan kesayangan tapi karena nama panjang Gio dan Anta sama jadi Anta protes dan ingin di sebut Al juga. Jadinya panggilan Al sudah tak di gunakan lagi dan Panggilan Gio adalah panggilan kesayangan yang di cetuskan oleh Hendra sementara Anta dicetuskan oleh Fani.

"Gio jadi kangen di panggil Al deh pah... Hehe!"

"Yaudah, kalo itu mau lo mulai sekarang gue bakal panggil lo Al." Ujar Anta menatap Gio dari samping.

"Ngga deh, gue udah nyaman sama nama ini tapi emang cuman lagi kangen aja soal nya udah lama hehe..."

"Yaudah lanjutin makannya nanti dingin masakan mama kalo ngobrol terus."

Setelah selesai Gio akan berangkat dengan sepeda motor nya tapi di cegah oleh Anta dan Anta lah yang akan mengantarkan Gio. Setelah bersalaman Gio mengatakan hal yang sudah lama pula tak di dengar oleh mereka.

"Mah ..., kapan bikin adek Gio pengen liat adek!" Rengek Gio membuat Fani terdiam entah kenapa saat ini, saat Gio meminta seorang adik baru ia merasa sedih padahal biasanya ia selalu kesal dan marah-marah.

"Kamu berdoa aja sama allah kalo kamu mau adek baru papa kan cuman bisa berusaha tapi yang titipin seorang bayi kan cuman allah!" Nasihat Hendra setelah melihat wajah murung Fani. Ia paham betul setelah tau Gio sakit Fani jadi lebih sensitif.

"Gak deh Gio bercanda hahaha.." Gio berlari menuju teras rumah dan di ikuti oleh Anta yang sudah siap mengantarkan adik satu-satu nya itu.

"Yokkk!!" Ajak Anta namun terhenti saat melihat di depan sudah ada Devan, Jeno dan Vale yang tersenyum lebar.

"Pagii banggg!!!" Sapa mereka berbarengan.

"Anjir, udah kayak kembar tiga aja lu pada!" Ujar Anta mengelus dada.

"Gi, lu udah siap aja padahal mau kita gedor itu kamar lo."

"Gue kan anak rajin gak kayak lo pada!"

"Yeee..., dasar tuyul. Buruan ah nanti telat tau kan lo pada jakarta padat oleh manusia super syaibuk!"

Sergio | HaechanWhere stories live. Discover now