22

546 62 3
                                    

Satu...dua...tiga....... byurrrr

Gio yang sebelumnya sudah dipegangi oleh Devan dan Jeno akhirnya meluncur dan mendarat di kolam renang yang dalam nya sepinggang orang dewasa itu nyebur dengan mulus. Mereka tertawa bahagia melihat wajah Gio  yang meronta minta di lepaskan tapi tak berhasil.

"Anjirrrr, dingin banget sumpah Aaaa..." teriak nya menahan dingin tapi beberapa saat ia mulai menikmatinya dan berenang kesana kemari. Lalu Gio meminta tolong pada Devan untuk menariknya keluar dari kolam, namun karena sifat jahil  Gio ia menarik Devan hingga Devan ikut masuk ke kolam renang walau awal nya Devan marah-marah tapi akhirnya mereka berdua basah kuyup dan bersenang-senang  lalu mengajak Jeno serta Vale untuk ikut bergabung.

Jeno yang sudah berganti baju pun langsung lompat ke kolam renang walau awalnya merasa sangat kedinginan tapi setelah agak lama mereka menikmatinya. Vale menyimpan kamera nya di kursi dengan mode on camera, lantas ia pun ikut bergabung bersama teman-temannya.

Mereka saling mencipratkan air satu sama lain dan Anta datang ikut bergabung dengan membawa bola mereka asyik bermain di dalam kolam sementara Fani dan Hendra mengawasi dari kursi tepi kolam renang, dengan Hendra memeluk pinggang Fani.

Fani tersenyum hangat saat melihat Gio sangat senang bersama teman-temannya, seolah teman-teman Gio adalah dunia nya. Dan jika mereka pergi Gio akan kehilangan tawa dan senyum tulus itu dari wajahnya.

Fani merasa bersalah pernah mengira bahwa Devan, Jeno dan Vale adalah anak yang bisa membawa pengaruh buruk akan anak nya. Tapi nyata nya tidak seperti yang ia duga, mereka bertiga membawa pengaruh positif bagi anak nya membawa senyuman terpatri dalam wajah Gio. Walau Fani tau Gio pun sama hal nya dengan mereka membawa pengaruh baik bagi semua nya. Mereka saling melengkapi.

Anaknya itu pembawa virus setiap tawa dari Gio  akan menular pada siapa pun yang melihat dan mendengarnya. Menularkan kebahagiaan yang bahkan dirinya pun tak tau jika anaknya mungkin tak baik-baik saja di belakangnya. Fani selalu berdoa semoga ia akan terus melihat senyum itu selamanya. Ia beruntung memiliki dua anak yang baik dan penurut.

"Heh, tolongin gue. Gio lu ya gue bales lu!" Ujar Devan saat Gio menenggelamkan kepala Devan ke dalam air beberapa kali. Yang lainnya hanya menertawakan Devan Gio menarik tubuhnya menghindari Devan karena berlari dalam air sangat sulit Gio akhirnya naik ke permukaan dan berlari ke orang tua nya.

"Mah, Devan noh ngejar Gio!!" Adu Gio pada sang mama sambil bersembunyi di belakang mamanya seperti anak kecil.

"Tante masa Devan ditenggelamin di kolam sama anak tante yang jail nya bikin Devan nyebut mulu Tan, Om." Devan ikut mengadu kan si pelaku dengan muka semenyedihkan mungkin.

"Bohong lo, mana ada anak nya mama Fani sama papa Hendra yang ganteng ini nenggelamin kurcaci kayak lo iya kan mah, pah" Gio meminta pembelaan.

"Mama liat ya, Gio. Jangan kayak gitu nanti kalo kenapa-napa gimana?" Ujar Fani membela Devan membuat Devan tersenyum menang sementara Hendra hanya menggelengkan kepalanya.

"Ya kalo kenapa-napa tinggalin aja disini kita pulang nanti juga ada yang nemuin!" Ujar Gio bercanda.

"Sialan, lo." Mereka lantas berjalan ke meja yang sudah tersedia banyak makanan. Jeno, Vale dan Anta ikut naik dan menghampiri Gio dan Devan.

Setelah lama bermain di kolam renang mereka sekarang merasa kedinginan. Matahari telah berdiri tegak di atas sana mereka berempat asyik dengan pop mie yang sudah di seduh oleh Fani sementara Anta ia memisahkan diri memakan pop mie nya dengan  memainkan telepon genggam nya sambil berteleponan dengan pujaan hati.

"Kita jalan-jalan yok habis ini." Ajak Jeno yang langsung di setujui oleh ketiga temannya.

"Yaudah gue mau mandi dulu!" Ucap Gio yang lebih dulu naik ke atas untuk membersihkan badannya, dengan guyuran air hangat dari shower Gio menikmati hangat nya air. Setelah selesai Gio ke luar dengan handuk yang melilit bagian pinggangnya.

Sergio | HaechanWhere stories live. Discover now