KANAYA 19

53.3K 3.3K 30
                                    

Kana dan ketiga temannya pun sampai ke depan rumah Raka yang merupakan papa nya Vani.

"Emang rumah nya ga di kunci Na?"

"Lo pada bisa manjatkan?" Mereka saling melirik lalu tertawa.

"Udah lama ga aksi" kayu berkata sambil keluar mobil, diikuti ketiga temannya.

"Gue naek dulu, pas gue di atas lempar tas lo pada, btw hp jangan di taro di tas"

Kay mulai menaiki pagar yang tinggi itu, penampilan mereka saat ini benar benar tidak cocok untuk memanjat tembok, wajah cantik, baju pas badan, rok pendek, dan sepatu mahal.

"Sini lempar" Kana, Fana, dan Ila mulai melempar tas mereka pada Kay yang di atas sana.

"Abis ini gua ya" Fana mulai bersiap naik.

"Pelan-pelan, licin" Kay mengulurkan tangan nya pada Fana, saat melihat Fana mendekat.

"Tinggi bet anjir" Akhirnya Fana bisa naik berkat bantuan Kay.

"Buru lompat"

"Kaga ah, nunggu lo loncat dulu biar lo nangkep gue" Fana menyengir menatap Kay.

Kay menyentil dahi gadis itu pelan.

"Na naik" Kana mengangguk lalu mulai menaiki tembok tinggi itu, setelah dekat Kay mengulurkan tangan nya yang langsung diterima Kana.

"Gue lompat" Kana langsung melompat dan mendarat dengan selamat.

"Aman ga Na?"

"Aman"

"Noh, buru lompat lo" Kay sedikit mendorong Fana.

"Ih kaga ah, nanti aja nunggu lo"

"Manja" Fana hanya mendengus.

"La, bisa ga?"

"Gatau Kay, tinggi banget" Kay turun lagi membatu Ila naik.

"Ila lebih manja dari pada gue lo ga komen" Kay hanya memutar bola matanya malas.

Kay akhirnya loncat kebawah saat Ila sudah duduk anteng di atas.

"Buru sini" Fana segera melompat saat melihat Kay merentangkan tangannya.

Fana mendarat sempurna di pelukan Kayna, Kayna itu walaupun perempuan tapi ia sangat kuat.

"La buruan" Kaila sepertinya sedikit takut karena dia malah terdiam.

"Gapapa La gue juga aman kok di tangkep si babon"

"Ga usah minta tangkep ke gua lo pas balik" Fana langsung menyengir.

"Buruan sini, gue udah nemu jendela yang kebuka" Kana sedikit berjalan menghampiri ketiga temannya.

Akhirnya Ila melompat yang di tangkap sempurna oleh Kay.

Mereka berjalan ke arah belakang rumah yang lumayan besar itu, rumah ini benar benar tidak di urus.

Kana masuk duluan lewat jendela belakang rumah, ketiga temannya mengikuti dari belakang, rumah ini sekarang benar benar seperti rumah hantu, sangat gelap dan berdebu.

"Serem banget anjir" Fana terus memeluk lengan Ila yang juga sedikit gemetar.

"Kita mencar, gue bakal nyari kamar utama"

Kana berlalu pergi meninggalkan ketiga teman nya.

Kana berjalan dengan di bantu pencahayaan dari flash ponselnya.

Kana berjalan menuju salah satu ruangan yang di dekat tangga.

Kana membuka pintunya, dan sepertinya ini kamar utama karena cukup besar dengan furnitur yang memadai walaupun sudah banyak yang rusak dan berdebu, lalu Kana segera masuk.

KANAYA (REVISI)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz