ending

1.5K 223 201
                                    

Lama ya? Maaf ya hehe. Kalian boleh baca beberapa chapter di atas dulu jika lupa alur nya.

Happy reading ❣️

Jungwon menatap wanita yang duduk di bangku rumah sakit samping bangsal nya, dengan tatapan sendu. Wanita itu mata nya membengkak, terlihat sekali belakangan ini ia sering menangis.

Wanita itu dari tadi hanya menunduk, setelah mengetahui apa sebenar nya yang terjadi pada diri nya dan juga Jungwon. Pada 17 tahun.

Jungwon merasa kasihan pada Jihan yang kini sedang menahan tangis nya. Mata nya berkaca-kaca, air mata nya siap-siap akan jatuh kapan saja.

"Seperti nya, gue harus ninggalin kalian biar enak ngomong berdua nya" Heeseung paham situasi. Dari tadi Jungwon dan Jihan seperti ada yang ingin di sampaikan namun tertahan karena situasi ini. Mungkin dengan diri nya keluar dari ruangan ini, mereka bisa mencairkan situasi ini dengan sendirinya

Jungwon mengangguk, sedangkan Jihan hanya terdiam seperti tadi. menunduk.

Heeseung menepuk-nepuk bahu Jihan sebelum ia pergi.

"Aku pergi ya" titah nya, setelah nya Heeseung keluar dari kamar inap Jungwon.

Jungwon menghela nafas nya. Suasana ini ternyata masih sama jika tidak ada Heeseung, justru semakin hening. Jungwon juga bingung ia harus mulai dari mana.

"Jadi ini semua..." Jihan masih tidak habis pikir jika mereka berdua di jebak. Ini semakin membuat diri nya merasa dia lah penyebab nya. Gimana ia bisa lalai dalam hal ini? Seharus nya dulu ia sadar, jika Jungwon melakukan itu pasti ada sesuatu yg mendorong nya selain pengaruh alkohol. Ini semakin membuat nya merasa berat untuk diri nya sendiri.

"Yang Lo denger dari mereka semua itu benar. Kejadian 17 tahun lalu, kita di jebak" Jihan semakin menunduk, air mata nya sudah jatuh. Sungguh jika begini ia harus apa? Siapa yang harus di salah kan? Hidup ini terlalu berat untuk nya.

Jihan merasa frustasi dengan diri nya. Ia menatap Jungwon dengan linangan air mata. Jungwon tau Dari tadi Jihan sudah menangis, hanya saja Jungwon biar kan karena pasti Jihan shock mendengar ini semua.

"Berarti, ini semua salah g, gue?" Jungwon kaget dengan perkataan Jihan, tentu saja ini bukan kesalahan dari Jihan. Jungwon bahkan tidak mengira jika perkataan itu muncul dari mulut Jihan, yang menyalah kan diri nya sendiri.

"Jihan, ini-"

"Iya ini salah gue. Seharus nya gue ga minum itu" Jihan memukul kepala nya sendiri dengan tangan nya, dan itu semakin membuat Jungwon panik.

"Jihan"

"Seharus nya gue lebih hati-hati" lagi- lagi Jihan memukul kepala nya sendiri. Jungwon berusaha menghentikan nya, tetapi selang infus di tangan nya sangat meganggu pergerakan nya

"Jii-"

"Seharus nya gue ga ada di sana malam itu"

"Seharus nya gue-"

"JIHANN!" Jungwon menarik paksa tangan Jihan agar berhenti memukul kepalan nya. Tangan Jungwon, ia biar kan terluka dan mengeluarkan darah banyak karena jarum infus tertarik hampir ingin keluar dari tempat nya.

"Ini bukan salah Lo, please jangan begini Jihan" untuk sekian lama nya, mata mereka bertemu. Kedua pasang mata mereka sama-sama memiliki beban dari masa lalu yang sangat menyakitkan, dan berbekas.

"Jihan. Ini semua bukan salah Lo, tapi takdir kita sudah di tulis seperti ini. Jadi stopp untuk salahin diri Lo" Jihan menintikan air mata nya kembali.

"Takdir macam apa yang di buat seperti ini Jungwon? Ini sengsara"

"Takdir tuhan yang sudah di tulis untuk kita. Semua tentang elo, gue, Heeseung, Noona yera, maupun Hayun yang sekali pun menjebak kita. Itu semua takdir Jihan" Jungwon melepas selang impus yang sudah hampir mau lepas.

with you Where stories live. Discover now