05

1.6K 334 143
                                    

Banyak banget yang di sini salah sangka, kalau yena sama Daniel bakal suka-sukaan. Enggak ya guys ini cerita lebih ke keluarga, dah hubungan antara keluarga, bukan cinta-cintaan remaja anak sekolah.

So maaf banget yang ngarep kalian nanti bakal ada cinta-cintaan antara Daniel sama yena. Itu enggak ya guys.

Happy reading❣️

"Bundaaa" Daniel menghampiri bundanya yang sedang berada di dapur, berkutat dengan peralatan masak untuk membuat sarapan anak-anaknya dan juga suaminya.

Daniel memegang tangan bundanya, ia menggoyangkan tangan bundanya. Agar perhatian bundanya teralihkan ke dirinya.

"Apasih Niel, ga liat bunda lagi masak?" Jihan tidak menoleh sekali pun kepada putranya, jujur saja ia masih agak kesal pada Daniel.

"Maapin Niel bunda, janji ga gitu lagii" Jihan menghela nafasnya, ia mematikan kompor yang ada di hadapannya. Kemudian kini pandanganya teralihkan ke Daniel.

"Bener Niel ga gitu lagi? Gaboleh buat anak perempuan nangis, apa lagi sampe ngatain?" Daniel mengangguk lemas, ia akan melakukan apapun untuk bundanya agar tidak marah lagi padanya, Kalau perlu ia akan berlutut pada bundanya jika perlu.

"Iya bunda Niel ga bakal lakuin, nanti Niel bakal minta maaf sama yena" Jihan tersenyum, ia mengelus puncak kepala putranya.

"Itu baru namanya anak bunda, sini peluk" Jihan merentangkan tanganya, dan Daniel pun langsung memeluk bundanya dengan erat.

Ini masih jam 4 pagi, biasanya Daniel belum bangun. Tetapi karena pertengkarannya dengan bundanya tadi malam ia tidak bisa tertidur nyenyak. .

"Bunda ga marah lagi kan?" Jihan terkekeh, Daniel memang suka buat kesalahan. Tapi anak ini tau caranya berminta maaf dan bertanggung jawab atas kesalahannya.

"Engga sayang" Jihan mendongakan kepalanya, ia menangkup kedua pipi putranya seraya tersenyum hangat. "Bunda buat brownies coklat, nanti kamu minta maaf sama yena. Terus kasih kue cokelatnya ya?"

"Siap bunda!!" Keduanya tertawa lepas karena tingkat Daniel yang lucu.

~with you~

"Sayanggg, di mana kemeja aku?"

"Sayang aku udah telat, aku gabisa nemuin kaos kaki aku nihh" Jihan mengelengkan kepalanya ketika Heeseung berlarian kesana, kemari. Karena sudah telat untuk ke kantor.

"Ada di laci kamar nomor 2" Jihan menaruh piring lauk yang sudah matang ke meja makan, ia ingin menghampiri suaminya di kamar yang dari tadi berteriak minta di Carikan barang.

Tetapi langkahnya terhenti ketika, Heeseung muncul. Ia sudah siap dengan pakaian kerjanya.

"Lhoo, ayah ga makan dulu?" Shuyang menatap ayahnya yang langsung memakai sepatu, Tampa mampir ke meja makan dan gabung bersama mereka.

"Engga sayang, ayah harus Dateng pagi-pagi ke kantor. Karena atasan ayah sama rekan-rekannya udah balik dari business tripnya. Ayah yang baru masuk kantor itu harus langsung ngirim-ngirim dokumen penting" Heeseung menegapkan dirinya kembali, ia menghampiri istrinya yang sudah menenteng paper bag.

"Nih kamu jangan lupa makan nanti, aku bawain kamu bekel. Terus untuk atasan kamu aku udah masak brownies" Heeseung mengambil paper bag yang ada di tangan istrinya, kemudia Heeseung mencium kening Jihan.

with you Where stories live. Discover now