04

1.8K 348 164
                                    

Kalau dirty touch buat kalian kesel siap-siap with you buat kalian menanges...

Happy reading ❣️

"Bunda udah bilang Daniel! Jangan buat onar di sini. Udah berapa kali bunda bilang sama kamu hah?! Sering! Tapi kamu selalu buat ulah, Buda capek tau ga sih bilangin kamu!" Jihan memegangi kepalanya yang terasa pening, baru saja Daniel seminggu sekolah di Korea, tapi sudah 3 kali ia mendapat surat panggilan karena kelakuannya.

Daniel terdiam ia hanya menunduk seraya mengumpatkan kata-kata kesal  di dalam hatinya, pada kembaranya. Iya Dean lah yang bilang ke bunda kalau Daniel sudah buat anak orang menangis.

"Bang, kamu tau kan? Dia perempuan! Sama bunda juga prempuan! dia pasti sakit hati kamu bilang begitu. Apa kamu ga mikir perasaan dia?"

"Coba liat ayah kamu, emang ayah kamu pernah ngatain bunda seperti itu?" Daniel mengelengkan kepalanya, ayahnya selalu bersikap lembut kepada bundanya. Daniel tau itu. "Ayah kamu aja lembut sama bunda nak, bahkan dia ga pernah main tangan atau bersikap kasar sama bunda!" Jihan menatap Dean dan Shuyang yang berada di sampingnya, mereka berdua ikut di interogasi atas kejadian ini.

"Kalian berdua lakuin yang sama?! Jujur sama bunda, kalian buat kekacawan juga di sekolah kalian yang baru?" Dean dan Shuyang mengeleng kompak, mereka menundukkan kepalanya takut. Bundanya memang yang lemah lembut, tapi kalau marah bundanya akan terlihat menyeramkan meski hanya menasehati mereka.

Klekk..

"Ayah pulanggg" kini semua perhatian tertuju pada Heeseung yang sedang membuka sepatu kerjanya.

Heeseung menghampiri anak- anaknya ia mengusap kepala Daniel dengan lembut.

"Ada apa lagi bunda? Ayah denger loh dari luar suara bunda marah-marah" Jihan menghela nafasnya, beginini kalau sudah ada Heeseung ikut campur pasti dia akan membela anak-anak. "Jangan marah-marah lagi ya sayang, kasian anak-anak. Kalau mereka bandel itu wajar, namanya juga anak cowok"

"Masalahnya bukan cowok atau cewek, tapi Daniel udah keterlaluan." Heeseung menghampiri istrinya, ia merangkul pundak istrinya agar istrinya tenang.

"Udah-udah, nanti kita bahas berdua ya" Heeseung membisikkan kata-kata itu pada istrinya.

"Bang Daniel, udah paham salah kamu di mana hm?" Heeseung menatap putranya itu, ia menganggukkan kepalanya lemah.

"Udah ayah"

"Nyesel ga buat begitu?"

"Nyesel ayah"

"Yaudah bang Daniel ke kamar, terus introspeksi diri ya nak?" Daniel kembali menganggukan kepalanya, Setelahnya ia berlari menaiki tangga ke kamarnya. Begitu juga Dean sama Shuyang yang pergi ke kamarnya masing-masing.

"Kenapa kamu manjaain mereka banget sih? Liat tuh kamu manjain mereka jadi buat seenaknya gitu di sekolah!" Heeseung terseyum, ia memijat-mijat punggung isterinya agar tenang.

"Iya-iya maaf ya? Sekarang ayo kita ke kamar, jelasin semuanya ke aku, oke?" Jihan menghela nafasnya, sebenarnya ia belum puas memarahi anaknya. Tetapi kali ini akan nurut pada suaminya, Jihan jalan ke kamar mereka berdua. Di ikuti Heeseung di belakangnya.

"Ada apasih bundanya anak-anak? Sampe marah-marah begitu" Heeseung menaruh tas kerjanya di naskah, ia melonggarkan dasinya yang ia pakai. Dan duduk di sebelah istrinya yang sudah duduk di pinggir ranjang kasur.

"Daniel, dia buat masalah lagi di sekolah. Kamu tau gak sih! Dia nangisin anak perempuan sampe ngatain tau ga?! Apa ga sakit hati perkataan Daniel kalau anaknya sampe nangis?" Heeseung terdiam, Daniel memang dari dulu suka hal-hal berbau tantangan. Ga heran dia buat masalah Mulu di mana-mana, tetapi anak itu memang sudah melewati batas.

with you Onde histórias criam vida. Descubra agora