21

1.3K 253 51
                                    

Happy reading ❣️

"Tapi gue belum siap ketemu dia, bahkan yena sendiri gamau ketemu ayah kandung nya" seperti di sambar petir Dean kaku di tempat, mencerna apa yang di bicarakan kedua orang tersebut.

Entah kenapa laki nya berjalan begitu saja mendekati dua orang yang terus mengobrol itu, pikiran nya kosong. Masih bertanya-tanya dengan ucapan yang di ucapkan teman sekelas nya itu.

"Panggilan darurat!! Panggil dokter lain!" Langkah Dean terhenti takala seorang dokter keluar ruangan, meneriaki beberapa dokter lain untuk membantu nya.

Beberapa dokter yang merasa bertanggung jawab atas pasien di dalam, mereka berlari melewati Dean, mereka tergesa-gesa memasuki dalam ruangan.

"Jungwon! Jungwon bernapa!" Yera memegang tangan Niki dengan gemetar, jantung nya seperti merosot kebawah ketika mendengar teriakan dokter tadi.

"Temen saya kenapa dok!" Niki mendesak dokter yang ingin masuk kembali ke dalam ruangan.

"Pasien drop, kita harus mengambil tindakan yang lebih lanjut, kalian tetap di sini jangan ada yang masuk, biar kami yang bertindak" setelah mengatakan itu dokter masuk, menutup pintu Tampa kata apapun lagi yang membuat Niki membeku di tempat.

"Niki..." Yera sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia terjatuh di lantai tidak kuat menahan tubuh nya lagi. Gimana bisa ia melihat orang yang masih ia cinta berada di ruang sana tidak berdaya. Yera memang sempat membenci Jungwon, tetapi rasa cinta itu tidak bisa ia bohongi.

Dean yang terdiam, ia langsung berlari ke arah pintu di mana di sana ada ayah kandung nya. Dean menatap ke sela-sela jendela, banyak dokter yang bergerak dengan cepat di sana demi menyelapkan orang yang berbaring lemah di sana.

Dean berusaha ingin melihat ayah nya sendiri, tetapi terlalu sulit karena banyak dokter yang mengerubungin nya.

Namun setelah beberapa dokter itu menyingkir di sana, Dean dapat melihat wajah ayah nya. Detak jantung Dean berpacu lebih cepat, Tampa sadar air mata nya mengalir begitu saja.

"Ayah.." gumam Dean lirih, meski belum bertemu, Dean merasakan kedekatan di antara kedua nya. Apa ini yang di maksud ikatan batin?

Niki membantu yera berdiri, menuntun nya untuk duduk bangku.

"Tenang Noona, Jungwon pasti bisa bertahan, dia sudah janji akan melihat anak-anak nya" Niki menepuk-nepuk punggung yera agar lebih tenang.

Pandangan Niki kini sedikit terusik pada orang di hadapan nya, bocah laki-laki di hadapan nya dengan menggunakan pakaian basah serta menatap ke arah pintu di mana Jungwon berada. Niki berdiri ia menghampiri yang terus berdiri di depan pintu kamar inap Jungwon.

Niki menepuk punggung laki-laki itu, ia sedikit kaget ketika bahu anak itu bergetar.

"Hei, kamu—" belum selesai Niki berbicara tetapi laki-laki yang tinggi nya sebahu dia sudah berlari pergi.

~with you~

Saat ini terasa panjang untuk Daniel, ia masih di tempat yang sama, yaitu taman kota dan masih terduduk di rerumputan yang basah. Hujan sudah berhenti namun Daniel enggan beranjak, bahkan ia masih menatap danau dengan pikiran kosong.

Darah nya yang ada di tangan nya makan masih ia biarkan menetes terus menerus ke tanah. Satu kata untuk menggambarkan Daniel sekarang yaitu berantakan. Iya hidup nya sudah berantakan, bahkan keluarga yang sudah membesarkan dengan kasih sayang, kini sudah hancur dengan sekejap mata.

"Daniel??" Daniel menoleh, ia dapat melihat yena yang berdiri lima meter di hadapannya.

Prempuan yang di kepang dua itu memegang payung yang sudah ditutup.

with you Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ