12

1.4K 302 190
                                    

Anyyeong semuaaa, Nana back nih. Oh iya Nana di akhir cerita ada pemberitahuan ya... Penting banget!!! Makanya baca.

Happy reading ❣️

"Kenapa bunda Daniel nangis? Siapa yang anak haram yang kalian terus sebut dari tadi?" Daniel menatap satu persatu dari paman, tantenya, kedua orang tuanya, dan juga neneknya, Mereka semua tidak bergeming.
Daniel tidak bodoh sejak pamanya yang mabuk itu menyebut-nyebut anak haram saat dirinya dan keluarganya datang. Ada yang di semubunyikan dari keluarga ini yang Daniel tidak ketahui.

"Sayang..." Jihan menghampiri anaknya, ia mengelus lembut pipi anaknya. "Ini masalah keluarga ayah kamu, cuman pertengkaran kecil"

"Kan keluarga ayah, juga keluarga Daniel. Emang Daniel gaboleh tau? Kalau pertengkaran kecil, kenapa bunda sampe nangis?" Jihan terdiam, ia tidak bisa menjawab semua pertanyaan anaknya. Bahkan Daniel sendiri tidak tau ia bukan bagian dari keluarga ayahnya, karena ia tidak di anggap sama sekali.

Daniel masuk lebih dalam ke ruangan yang panas karena pertengkaran, ia menatap satu-satu keluarga ayahnya.

"Tante, jangan pernah sekali lagi. Mengucapkan anak haram pada siapapun, karena seorang anak juga tidak mau dirinya di lahirkan dengan cara haram" hati Jihan mencolos mendengar putranya, rasa dosa-dosa yang ia perbuat tahun lalu berputar rapih di otaknya.

"Entah kenapa, Daniel denger Tante berbicara anak haram. Hati Daniel sakit bangettt" Daniel memegang dadanya, ia merasa aneh semenjak ia pindah ke Korea. Dari perasaannya yang terlalu kuat sama yena, bahkan ia merasa tidak punya ikatan pada keluarganya ayahnya.

"Tante, kenapa? Kenapa harus anak yang harus menerima kesalahan orang tuanya? Kenapa juga mereka yang harus di caci dan di maki, karena kesalahan orang tuanya?" Heeseung menintikan air matanya, apakah anaknya menyadarinya? Bahwa dirinya bukan ayah kandungnya?

"Padahal kalau di lihat-lihat, anak haram yang Tante sebut-sebut itu, juga butuh kasih sayang sama. Mereka ga salah Tante, mereka hanya bayi kecil ketika lahir, bayi tidak berdosa dan tidak mengatuhi kenapa ia berada di dunia. Yang mereka tau, dunia itu terang, dunia itu menyenangkan. Mereka tidak bisa berfikir kedepanya mereka lah yang akan terkena dampak perbuatan orang tuanya"

Brukk!

"Jihann!!" Jihan pingsan, ia tidak bisa menahan rasa sakit di kepalanya akibat terlalu banyak mengeluarkan emosinya. Bahkan ketika anaknya bicara ia teringat jelas perbuatan dosanya.

"Bundaa"

Heeseung memangku kepala istrinya, ia menepuk-nepuk pipi Jihan agar istrinya terbangun.

"Yuka, bawakan mama kotak p3k cepat!" Mama Heeseung mendekat ke arah menantunya, tetapi di halang oleh Heeseung.

"Ma, Heeseung bawa Jihan ke rumah sakit aja, biar mama ga kerepotan. Bagai mana pun, mama masih belum benerima Jihan kan?" Mama Heeseung tidak bergeming, bahkan Daniel yang ada ada di samping ayahnya ikut bingung dengan apa yang terjadi sama ayah dan neneknya.

Tapi ia tidak mau ambil pusing, karena yang terpenting adalah bundanya.

~with you~

Daniel menatap bulan yang terang di atas sana, tidak ada bintang-bintang yang menerangi gelapnya malam kali ini. Hanya bulan lah yang menemani Daniel sendirian di taman rumah sakit, seraya menunggu bundanya terbangun dari pingsannya.

Daniel masih termenung, ketika ia tidak mengetahui apa isi dari permasalahan keluarganya. Padahal Daniel dari dulu hidup bahagia sama keluarga kecilnya, tetapi semenjak pindah ia merasa aneh, semuanya tidak sama seperti dulu, semuanya terasa kelabu untuknya.

with you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang