20

1.2K 258 74
                                    

Haii Nana is backk, huaaa Nana kangen banget sama komen kalian :( karena Nana PKL jadi susah banget bagi waktu, kalian spam komen ya tolong huhu, gapapa ga jelas biar Nana semangat :)

Happy reading ❣️

Pukul 2 malam dini hari, Daniel berada di sebuah taman kota yang di depan nya terdapat danau kecil. Daniel duduk di rerumputan, diri nya sekarang kabur dari rumah untuk menenangkan diri.

"Tapi serius deh, Lo mirip dia. Jangan-jangan Lo anak dia lagi bukan bunda"

"Kak hee, anak Lo yang haram itu mana? Di ajak juga ga?"

"Sukur deh Lo sadar, mending sekarang Lo jauhin adik gue dan bawa anak haram Lo itu"

Daniel memejamkan matanya, ia menyandarkan bahu nya pada punggung bangku taman. Otak nya selalu memutar kata-kata 'anak haram' yang membuat air mata nya tidak bisa ikut berhenti keluar. Hati nya terasa remuk ketika ia mengingat kata-kata om dan tante nya kala itu.

"Akhhhhhh!!!" Daniel berteriak keras menumpahkan emosi nya, ia bangkit dari duduk nya dan meninju tiang lampu taman hingga tangan nya mengeluarkan darah segar serta darah nya yang membiru.

"GUE BUKAN ANAK HARAM SIALAN!!"

"GUE BENCI AYAH! GUE BENCI KELUARGA LO BANGSAT!" Daniel menghentikan pukulan nya pada tiang taman, ia menjatuh kan diri nya di tanah. "Gue benci.." Daniel menunduk, tangisan nya kini mulai pecah lagi. "Gue benci diri gue" gumam nya pelan.

Daniel mendongakan kepala nya ke atas, takala gerimis hujan mulai perlahan membasahi diri nya. Daniel terseyum kecut. "Tuhan juga benci Daniel bukan, makanya Daniel di lahir kan seperti ini, tapi kenapa.." bertepatan air mata Daniel yang mengalir, kini hujan turun semakin lebat dan membasahi tubuh Daniel.

~with you~

Dean berjalan Tampa arah di bawah hujan lebat yang membasahi tubuh nya, ia dari tadi terus berjalan Tampa arah dengan membawa hati nya yang terasa nyeri serta pikiran yang terus berisik.

Dean menghentikan langkah nya, ia menunduk menatap kaki-kaki nya yang hanya beralasan sendal yang sudah di basahi hujan. Dean meremas baju nya, perlahan air matanya turun yang sendari tadi ia tahan.

"Gue anak kesalahan? Gue ga di ingin kan semua orang?" Hati nya terus meremuk takala terus di hantui rasa kecewa.

Dean merogoh saku nya, ia mengambil kartu nama yang di berikan ayah nya, tentang mengenai ayah nya yang sebenar nya.

"Yang Jungwon" Dean membaca nama di kartu indetitas nama perusahaan, dean merasa tidak asing dengan nama nya, "gue harus cari tau"

~with you~

Heeseung memandang yang di guyuri hujan dari balkon hotel, tangan nya yang memegang cangkir berisi alkohol itu terus ia teguk hingga dua botol.

Heeseung menyunggingkan seyuman nya, "sekarang Lo bisa bahagia Jungwon, anak Lo udah benci gue. Tugas gue udah selesai kan ngejaga anak Lo?" Heeseung menatap lurus kedepan air mata nya kini mengalir. "Ayah kangen piyak-piyak ayah, maafin ayah, ayah harus ambil langkah ini"

Heeseung terjatuh ke lantai, ia sudah mabok dan tidak kuat lagi menopang tubuh nya. Gelas di gengaman nya pun pecah mengenai tangan nya sendiri.

"Ayah kesakitannn nakkk, bantu ayahh" Heeseung mengangkat tangan nya yang berdarah kena pecahan beling, namun bukan nya Heeseung merasa sakit dengan tangan nya yang terluka justru Heeseung memegangi dada nya sendiri. "Sakittt sekali di sini"

Heeseung harus melakukan langkah ini karena ia tahu, Jihan terlalu sensitif untuk menyebut nama Jungwon, bahkan Jihan hampir gila karenanya. Heeseung tau jika apapun yang ia jelaskan kepada Jihan nanti nya, bersangkutan tentang Jungwon yang ingin menemui diri nya dan anak-anaknya hanya percuma. Karena Jihan sangat membenci Jungwon, itu wajar karena Jungwon sudah merebut kebahagiaan serta masa depan yang Jihan punya.

Jadi Heeseung mengambil langkah ini, membuat keluarga nya membenci diri nya. Meski ia tidak tau nasib diri nya akan bagai mana setelah ini.

"

kamu lebih berengsek dari Jungwon tau ga!!"

Heeseung mengingat kata-kata istirnya, benar bahkan ia sendiri menganggap diri nya bajingan sekarang. Diri nya tidak pantas untuk bertemu Jihan karena telah melukai hati istri nya.

"Aku kangen di peluk kamu" setelah mengatakan itu, padangan Heeseung mulai mengelap serta suara-suara berisik hujan lama-kelamaan hanya menjadi sebuah dengungan. Setelah nya Heeseung benar-benar tidak sadarkan diri akibat pengaruh alkohol.

~with you~

Dean yang semula harus ke kantor ayah kandung nya untuk mengetahu kebenaran nya, kini ia harus berputar arah takala satpam di kantor itu mengungkapkan jikas CEO dari perusahaan mereka telah di larikan ke rumah sakit.

Kini Dean sudah berada di rumah sakit terbesar di kota Seoul, diri nya yang basah kini langsung masuk ke rumah sakit Tampa mempedulikan tatapan orang lain Yang menatap nya aneh.

Dean menaiki tangga darurat untuk menuju lantai 5, ia cukup tau diri untuk tidak membuat kenyamanan untuk mengunjung lain, bahkan diri nya sudah basah kuyup gini saja orang yang melihat nya sudah tidak nyaman.

Setelah sampai di lantai 5, Dean terus menelusuri setiap lorong untuk menemui nama Jungwon.

"Tapi Jungwon baik-baik saja kan Niki?" Dean menghentikan langkah nya, ketika ia mendengar nama ayah nya di sebut serta prempuan yang menagis Tersedu-sedu di hadapan laki-laki yang terus menguat kan nya.

"Tunggu, itu.." Dean sedikit menyipitkan mata nya, ia merasa tidak asing pada prempuan yang menangis. "Eomma yena?"

"Noona, semua nya akan baik-baik saja. Kita bisa lewatin ini semua bersama Jungwon"

"Tapi gue belum siap ketemu dia, bahkan yena sendiri gamau ketemu ayah kandung nya" seperti di sambar petir Dean kaku di tempat, mencerna apa yang di bicarakan kedua orang tersebut.

TBC

Hai guys jangan lupa vote sama spam komen ya huhu aku kangen banget baca komen kalian...

Jangan lupa jaga kesehatan semua, maaf banget Nana gabisa up tiap hari kaya dulu karena memang lagi PKL huhu...

Kalau ada typo mohon di koreksi ya yarobunn.. biar Nana ganti soal nya Nana engga koreksi lagi karena buru-buru harus ngerjain tugas sekolah yang numpuk hiks. :"(

See you next chapter ❣️


with you Where stories live. Discover now