24

1.2K 246 99
                                    

Anyyeong hihi siapa yang nunggu Nana up? Sorry ya baru up Nana kira lulus PKL Nana bisa libur ternyata di kejar-kejar tugas 👍🏻 masuk-masuk langsung ujian huaaaaa....

Oke lupakan beban itu

Happy reading ❣️

Dean membuka mata nya perlahan yang terasa berat, pemandangan yang pertama ia lihat adalah ruangan Serba putih dan tercium bau obat-obatan khas rumah sakit.

Dean merasa pergerakan nya terbatas saat ingin bergerak, ia menoleh ke samping ternyata ia masih berada di satu bangkar sama ayah kandung nya.

Dean menatap wajah sang ayah yang masih menutup kan mata nya, ayah nya masih tertidur dengan nafas yang teratur dengan selang infus di tanya nya.

Dean diam-diam meneliti seluruh wajah ayah nya yang tertidur. Dean merasa iri pada Daniel yang begitu mirip paras nya sama ayah kandung nya. Meski Dean dan Daniel kembar identik, tapi Dean mengakui kalau wajah ayah nya sangat mirip dengan Daniel itu membuang nya sangat iri.

"Ayah, Dean iri. Karena wajah ayah mirip Daniel bukan Dean, seharus nya ayah mirip Dean, Bukan nya Dean terlebih dahulu yang samperin ayah?" Dean menghela nafas nya, entah kenapa ia jadi dendam sekali pada Daniel karena paras wajah ayah nya lebih mirip dia, bukan diri nya.

"Kamu sudah bangun?" Dean terhentak kaget ketika Jungwon di samping nya, tiba-tiba saja membuka mata nya. Pandangan nya masih menatap langit-langit kamar.

Karena tidak ada jawaban dari sang anak, Jungwon menoleh kesamping menatap putra nya yang seperti nya terkejut.

Dean semakin di buat speechless ketika Jungwon menatap diri nya dengan seyuman di bibir nya yang pucat, degupan jantung Dean berpacu lebih cepat ketika tangan Jungwon mengelus puncak kepala nya.

"Hai anak appa, kita akhir nya ketemu" buliran air mata Dean menetes begitu saja ketika mendapat sentuhan yang terasa berbeda di saat ayah Heeseung mengelus nya. Rasa nya begitu nyaman sampai Dean sendiri sulit untuk mengontrol air mata nya.

"Kamu nangis?" Jungwon terkejut ketika Dean mengeluarkan air mata nya, bahkan sekarang Dean semakin menangis kencang di tambah sesegukan yang semakin membuat Jungwon kebingungan.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit? Mana appa obatinn" Dean mengeleng pelan, ia berusaha menghentikan tangisan nya tapi tidak bisa.

"A, ayah J, Jungwon. A, aku..." Dean tidak bisa melanjut kan ucapan nya, rasa ini benar-benar aneh namun terasa nyaman dan menenangkan di waktu yang bersamaan.

Jungwon memeluk Dean yang ada di samping nya, ia mengelus kepala anak itu dengan sayang.

"Iya gapapa, sekarang ada appa" Jungwon menciumi kepala anak nya, agar anak nya itu benar-benar tenang.

"Ayahh.. jangan tinggalin Dean lagi" hati Jungwon mencelos mendengar kan ucapan anak nya, ia merasa bersalah pada Dean karena tidak ada di samping nya selama ia tumbuh. Bahkan anak ini terlihat rapuh saat ia datang dengan penuh tangisan menghampiri nya.

"Appa ga akan ninggalin kamu sayang, ga akan pernah lagi. Putra appa jangan pergi ninggalin appa ya?" Dean menanggung di dalam pelukan Jungwon, ia membalas pelukan ayah nya.

"Maafin appa, Dean maafin appa"

~with you~

Daniel berlarian terburu-buru untuk sampai di halte bus, ia bahkan membiarkan yena yang dari tadi terus menelpon nya.

Daniel memang tidak sopan langsung berlari dari rumah yena setelah menumpang mandi, tapi ada alasan untuk itu.

"bahkan yena ga Sudi menyebut orang yang bernama YANG JUNGWON itu ayah yena eomma!!"

with you Where stories live. Discover now