Kansa ingin membela Azka, seharusnya tadi dia tidak menerima seragam Azka dan membiarkan Azka saja yang memakainya. Namun baru satu langkah menghampiri pak Jaya, Azka menggelengkan kepalanya seolah berkata Jangan.

"Lari keliling lapangan sepuluh kali, dimulai dari sekarang!" Titah pak Jaya.

Priiit! Beliau membunyikan peluit yang terkalung di lehernya.

"Kok bisa ketinggalan sih nyet!" Gumam Satya.

"Yang ketinggalan sebenarnya seragam Kansa, Azka nggak mau liat ceweknya dihukum bro." Andra menatap Azka sok kagum sambil merangkul pundak Satya.

"Waw sosweet." Decak Satya.

"Lelaki idaman." Celutuk Ela melirik Satya sekilas.

"Seandainya lo yang diposisi Kansa, pasti gue juga ngelakuin hal yang sama kok beb."

"Sekali lagi sorry ya Ka." Kata Kansa pelan sambil memperhatikan Azka.

...

Seperti biasa pak Jaya memberikan bola berwarna orange kepada muridnya sekalian dia mau mengawasi Azka yang tengah menjalani hukumannya di halaman sekolah.

Lentera mempunyai lapangan luas, apalagi Azka diberi hukuman mengintari halaman utama Lentera sebanyak sepuluh kali.

Memasuki putaran ke-6 Azka memperpelan larinya, tenggorokannya begitu kering butuh air. Azka merendahkan tubuhnya, kedua tangannya bertumpu pada lutut.

Sejenak Azka menghirup udara dalam-dalam.

"Azka, ayo lanjut!" Pak Jaya memergoki. "Udah berapa putaran?" Beliau berkacak pinggang.

Azka mengusap peluh membanjiri keningnya, dia bisa memastikan pasti seragam belakang bagian pundak sudah basah, "Enam Pak."

"Ayo empat putaran lagi!"

Azka menegakkan tubuhnya sempurna.

Pusing!

Kaki Azka sanggup berlari sepuluh putaran mengelilingi lapangan Lentera, Sungguh. Namun tidak dengan kondisi dia sekarang ini, kepalanya mulai pusing, bahkan melihat teman-temannya yang tengah olahraga di lapangan sebelah seolah terlihat banyak sekali.

Tujuh putaran...

"Kok gue jadi nggak tega." Satya menyenggol lengan Andra.

"Sama, sampe pucet gitu." Timpal Andra.

Delapan putaran...

"Coba kalau gue yang disuruh lari gitu, udah pingsan sih pasti."

"Ya ampun, Azka kalau dah keringetan gitu tambah ganteng deeeeh!!"

"Semangat Ka!"

Oceh para penggemar Azka dari lantai bawah, sengaja mereka keluar kelas hanya untuk menyaksikan Azka berlari.

Sembilan putaran...

"Satu lagi!" Azka menguatkan tubuhnya, beberapa putaran sempat oleng. Mati-matian Azka menjalankan hukuman ini.

Sepuluh putaran...

Duk!

Lutut Azka serasa mati rasa hingga tidak bisa berdiri lagi, lelaki itu bersimpuh sambil menundukkan kepala.

"Woah anjir keren lo Ka!" Satya mendekati Azka.

"Nih minum!" Andra memberikan air mineral.

"Thanks." Ucap dia tersengal, Azka menerima air itu dan langsung meneguknya.

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now