07: Ini Semua Tidak Adil

1.5K 108 0
                                    

Happy Reading...
Azka merasa tertekan dengan semua permintaan dan tuntutan Laras kepadanya. Dia harus ini. Dia harus itu. Kalau tidak diturutin dia diancam akan dibongkar rahasianya.

"Jadi kalau gue nolak..." Azka bercerita.

"Rahasia gue, soal gue yang kerja jadi pelayan Cafe disebarin satu sekolah."

Kansa ternganga, "Itu doang?"

Azka menatap Kansa dengan alis berkerut, "Itu doang lo bilang? Berat buat gue Sa."

"Lo takut kehilangan Fans lo ya?" Tanya Kansa. Tapi memang bener sih, 90% ketakutan Azka memang itu.

"Ka gue bilangin ya.." Kansa menepuk pundak Azka.

"Lo nggak perlu takut sama Laras. Loss aja kalau dia sebarin ini semua sama satu sekolah. Dari sini lo bakal tau, siapa yang bertahan. Dan siapa yang pergi." Kansa tersenyum manis meyakinkan Azka.

"Emang kepopuleran sepenting itukah buat lo? Sampai lo harus capek-capek nurutin kemauan Laras demi nutupin hal yang sama sekali bukan aib ini?"

"Lo hebat Ka. Lo mandiri. Lo tegar. Lalu apa yang buat lo malu jadi pelayan Cafe? Toh pelayan Cafe nggak rendahan kok. Tanpa pelayan kita nggak bisa makan steak, pizza, dan minuman enak di Cafe sana karena nggak ada yang nganter makanannya."

"So. Lo masa bodoh aja sama bacotan orang. Nggak usah diambil hati. Mau orang lain ngefans sama lo ya monggo. Mau kabur juga monggo. Gue cuma kasih masukan biar lo nggak ngerasa tertekan Ka."

Azka tak melepaskan perhatiannya dari wajah Kansa. Motivasi Kansa membuat hati Azka tergerak, membuat dia tergerak untuk melawan Laras.

"Lo bener." Azka memandang Kansa, senyuman kecil terbit dari bibirnya.

"Nah kan. Bagus kalau lo sependapat dengan gue. Sekarang lo harus berani sama devil satu itu."

"Thanks ya." Azka mengelus punggung tangan Kansa yang berada di atas meja.

Kansa melotot tidak percaya, ini semua seperti mimpi. Dia bisa duduk sebelahan sama Azka, dan sekarang tangannya dipegang Azka.

Gusti! Paringono sabar.

"Sss-sama. Sama." Jawab Kansa gugup.

Mendadak pandangan Azka menjadi berbayang. Menatap Kansa didepannya seolah terbagi menjadi dua.

Azka mengerjapkan matanya berkali-kali.

Kansa menyadari perubahan raut wajah Azka seperti menahan sakit.

"Ka?" Kansa memegang pundak Azka.

Azka menggelengkan kepalanya jengah, menarik napas nya dalam-dalam.

"Kalau sakit ke uks ya? Biar dianter Andra."

"Gue nggak sakit. pusing dikit." Jawab Azka sambil memukul pelan kepala belakangnya.

"Selamat siang..." Guru mapel telah memasuki ruangan. Mereka semua langsung menyudahi obrolan mereka dan bersiap mengikuti jam pelajaran.

"Gue izinin ya?" Tawar Kansa.

Azka menggeleng, "Jangan. Gue nggak apa-apa."

"Bandel."

Disela Guru menjelaskan materi. Azka sama sekali tidak paham dengan apa yang guru itu ucapkan, pendengaran dia mendadak tidak berfungsi dengan baik. Mata dia pun demikian, semua yang dia lihat tiba-tiba menjadi kabur.

Kepala Azka terhuyung ke samping kiri dan hampir saja terjungkal. Untung dia segera sadar dan kembali menegakkan punggungnya. Berusaha agar tidak menyender.

AZKARINO✔️[TAMAT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें