16: Pengakuan

1.5K 100 0
                                    

Happy Reading...
"Ini udah lo kompres kan Ka?" Kansa mengeluarkan betadine dari kotak P3K.

Azka diam tidak menjawab, lelaki itu malah menatap wajah Kansa yang telaten mengoleskan betadine pada lebam-lebam wajah Azka.

"Jangan liatin gue kek gitu, salting nih." Kansa melirik mata Azka sekilas, dia beneran salah tingkah.

"Serius mau tunangan sama cowok itu?" Tanya Azka membuat gerakan Kansa berhenti.

"Gue nggak mau." Tutur Kansa.

"Kasar, nggak cocok sama lo." 

...

Azka meringis sewaktu rahang bawahnya ditarik oleh Tomi,

"Lo kenapa?" Tanya Tomi datang bersama Andra dan Satya.

"Lo di gebukin siapa cug?" Tomi menyeret kursi untuk duduk di samping Azka.

Azka melirik Laras, gadis itu ternyata juga tengah memperhatikan dirinya.

"Nggak. Gue nggak digebukin," elak Azka.

"Pelipis lo, sudut bibir lo, kening lo. Apa namanya kalau nggak digebukin orang?" Kini giliran Andra yang ikut mengintrogasi.

"Bokap lo lagi?" Satya bergabung.

Azka memutar pelipisnya, kepalanya mendadak pening.

"Ka?" Tomi mengguncang bahu Azka.

"Jajan yok, laper ni." Azka beranjak berdiri menghindari pertanyaan mereka bertiga.

"Lo kebiasaan!" Teriak Tomi.

Azka menoleh kebelakang, lelaki itu menghela nafasnya pelan. "Udah nggak usah ngambek sayang." Ucap Azka menggandeng tangan Tomi.

"Bukan ini yang gue mau anjir." Tomi berusaha melepas kapitan tangan Azka namun susah.

Azka malah mengapit tangan Tomi di sepanjang koridor, Satya dan Andra pun sampai menggelengkan kepalanya.

Dari arah berlawanan, Azka berpapasan dengan Kansa yang menangis sambil dikejar oleh Ela dan Adel. Azka melepas tangan Tomi lalu mencegat Kansa di sampingnya.

"Lo kenapa Sa?"

"Minggir!" Kansa malah membentak Azka dan menggeser bahu Azka.

"Ada apa?" Azka lanjut bertanya kepada Ela. Namun respon Ela sama saja.

"Hei." Kali ini Azka mencegat Adel, beruntung gadis itu mau berhenti dan menyuruh Azka mengikuti mereka.

Azka mengikuti langkah kaki mereka yang menuju ke kelas, seketika rasa lapar di perut Azka  hilang. Namun pusing yang mendera semakin berdenyut nyeri tatkala masalah terus berganti sejak pagi tadi.

"Sa?" Azka mendekat ke arah Kansa yang menelungkupkan kepalanya di meja sambil terus menangis.

"Lo kenapa..." Tanya Azka lembut.

"Ditampar adek lo!" Balas Ela mengangkat pandangannya.

"Ditampar?" Azka terkejut.

"Kansa belain adek kelas yang di palak sama adek lo, terus malah dia di gampar." Jelas Adel membuat Azka mengepalkan kedua tangannya.

"Gaza keterlaluan!" Azka melangkah lebar menuju kelas IPA, tempat paling sering untuk digunakan Regaza memalak adik kelasnya karena lokasi dekat dengan kamar mandi yang sepi.

Begitu menemukan sosok Regaza di depan ambang pintu kelas IPA, Azka menghampiri dengan emosi tertahan.

Regaza menatap kedatangan Azka malas,

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now