EMPAT PULUH TIGA: CURHAT

Mulai dari awal
                                    

Caldora mengangguk-angguk. "Terus, terus."

"Gue pagi tadi bicara sama Alexander." lirih Evalina sambil menutup mukanya.

"Terus? Kan biasanya you bicara sama dia. Masalahnya apa?" Gadis sipit itu memandang Evalina heran.

"Tapi kali ini beda."

"Beda gimana sih? Jelasin dong."

Evalina mengingat kembali peristiwa tadi pagi. Hujat turun dengan deras. Angin bertiup sangat kencang. Pohon-pohon bergoyang-goyang. Maaf kalau terlalu dramatis. Namun seperti itu yang ia rasakan tadi pagi.

"Gue tadi pagi bilang kalau gue baper sama dia." Setelah mengucapkan itu Evalina langsung menenggelamkan wajahnya ke dalam tangannya.

Caldora tersentak ke belakang hingga kepalanya terhatup jendela. Ia meringis sambil mengusap belakang kepalanya.

"Omg.... seriusan. Kok bisa?" Kedua mata sipitnya terbuka lebar.

Kepala Evalina menggeleng lemah. "Nggak tahu juga mulut gue tiba-tiba langsung aja cerocos begitu. Kelemahan gue, kan, keceplosan gitu."

"Terus reaksi Alexander gimana?"

"Sepertinya dia enggak dengar deh, soalnya gue ngomongnya pas dia pergi ninggalin gue gitu."

Sumpah deh enggak bohong Caldora ingin menjitak Evalina sekarang. Namun ia sadar temannya itu kadang memang agak konslet otaknya. Jadi ia tertawa ngakak sambil memukul meja.

Evalina menyipitkan kedua bening matanya. "Kok lo malah ketawa sih? Gue malu banget nih."

"Buat apa malu sih orang dia enggak dengar kok."

"Tapi gue takutnya dia dengar."

"Kalau you takut dia dengar buat apa you bilang."

"Ya karena gue suka sama dia."

Dagu Caldora turun naik. Ia terkekeh sebelum berbicara. "You ngaku juga sekarang. Apa i bilang.... you suka sama dia, kan. Tapi you pendam sendiri. Akhirnya mulut you udah nggak tahan buat ungkapin rasa yang ada di hati you."

"Terus gimana dong?"

"Ya nggak gimana-gimana. Setidaknya you udah jujur sama hati you. You pasti lega, kan, sekarang."

Perempuan berlesung pipi itu memandang takjub Caldora. Ternyata temannya itu bisa juga diajak diskusi serius. Biasanya kan bercanda mulu.

"Iya sih gue lega gitu tapi gue malu banget. Mau ditaruh di mana muka gue kalau misalnya dia dengar yang gue ucapin."

"Udah deh,  you ngggak usah malu, i juga pernah kok ada di posisi you." Caldora menepuk bahu Evalina satu kali.

Gadis sipit itu menarik napas panjang sebelum melanjutkan ucapannya. "Kita barisan para cewek yang menaruh perasaan ke Alexander. Hehehe."

"Tapi i rasa you masih ada kesempatan untuk dekat sama dia." tambahnya dengan nada serius.

"Kesempatan bapak lo." sahut Evalina menatap Caldora seolah temannya itu orang gila.

"Hahahaha. I rasa you berdua bakal pacaran deh." cetus Caldora yakin.

Ternyata temannya benar-benar orang gila! Namun kata-kata itu membuat Evalina sedikit terhibur. Tidak bisa dipungkiri ia senang mendengarnya.

Evalina memberengut. "Enggak mungkin. Dan gue juga nggak berharap kok pacaran sama dia."

"Yakin?" tanya Caldora dengan nada menyelidik dan sebelah alis terjungkit.

Perempuan berkepang dua itu diam beberapa saat. "Berharap sih, tapi dikit."

Sontak Caldora tertawa renyah di kursinya. "I doain deh ya semoga you bisa sampai nikah sama dia."

"Caldora... udah deh bercandanya, nggak lucu."

"Pacaran aja belum eh udah nikah aja."

Caldora menyenggol bahu temannya yang sedang salting itu. "Enggak lucu tapi kok you senyam-senyum gitu. Senang ya. Hehehe."

"Caldora ih... gue tabok ya lo." Evalina langsung melepaskan sepatunya.

Melihat itu Caldora buru-buru kabur keluar kelas dengan tawanya. Evalina mendengus dan menyusul bestienya yang sekarang mau makan bakso di kantin.

Enggak jadi marah deh, soalnya Caldora mau mentraktirnya lagi! Hehehe.

***

PENASARAN DENGAN BAB SELANJUTNYA!

SPAM KOMENTAR 🔥 UNTUK LANJUT!

SPAM RAJAWALI DI SINI!!!

SPAM ❤️ SEBANYAK-BANYAKNYA DI SINI!!!

SPAM NAMA EVALINA!

SPAM NAMA ALEXANDER!

UPDATE KAPAN LAGI?

HARI INI/BESOK?

SPAM 😊 SEKALI LAGI SEBANYAK-BANYAKNYA!

5K KOMENTAR YUK BISA YUK!

SATU KATA UNTUK CERITA RAJAWALI?

ADA YANG MAU DITANYAKAN UNTUK EVALINA?

UNTUL ALEXANDER?

UNTUK AUTHOR? 🤪

NAMA INSTAGRAM KAMU?

YUK KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA DI SETIAP PARAGRAF YA!!!

TERIMA KASIH, AYANG.

TERTANDA, HENDRA PUTRA

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang