FANA 48

15.6K 2.1K 244
                                    

Semua berlalu begitu cepat, baru rasanya ia mengajari kedua anaknya berjalan. Sekarang mereka sudah lincah, lincah berbicara bahkan berjalan.

Kini keluaraga bahagia itu berada dimobil menuju kesuatu tempat, yang pastinya dengan Bodyguard dibelakangnya untuk jaga-jaga takut hal itu terulang kembali.

"Bundaaaa ini mau kemana?" tanya Kiya.

Faiz hanya berdiam diri tak banyak bicara seperti Adeknya itu, sambil melihat ke arah jendela mobil.

"Mau ke tante Amel..."

"Kiya biasain panggil Umi nak" ujar Fazry yang masih fokus menyetir.

"Ah sama aja Abi, ya kan Bun?"

"Iya sayang, Kiya mau panggil Umi ataupun Bunda boleh kok selagi itu masih sopan" tutur Ana lembut.

Fazry menghela napasnya pelan, istrinya terlalu membiarkan Kiya. Takut anak itu kebiasaan.
Disisi lain Fazry melirik ke arah spion untuk memastikan Faiz yang sedari tadi hanya diam saja.

"Faiz kamu sakit?" tanya Fazry. Faiz yang sedang melamun pun tersadar oleh pertanyaan Abinya.

"Kenapa, Bi?" tanya nya memastikan dan sedikit memajukan tubuhnya agar mendengar lebih jelas.

"Kamu sakit? dari tadi diem aja"

Mendengar pernyataan itu pun Ana juga langsung menoleh kebelakang, memastikan anaknya baik-baik saja. Ditakutkan ia lalai dalam mengurus anaknya.

"Abang sakit?" tanya Ana.

Faiz menggeleng pelan, menyenderkan kembali tubuhnya. "Enggak, Umi"

"Kok diem aja, bikin Umi sama Abi khawatir"

"Maaf Mi,Bi..." lirihnya.

"Terus Abang kenapa diem aja sambil ngelamun gitu, lagi mikirin sesuatu? cerita ke Umi bang"

"Abang mikilin kakak Caca ya" sela Kiya sambil menunjuk-nunjuk ke wajah Abangnya.

"Apaan si Dek, Abang aja gak kenal"

"Ih yang waktu itu main baleng sama kita di taman, masa Abang lupa sih!" bisiknya namun masih terdengar.

Faiz mulai berpikir sejenak, "Oh namanya Caca?"

"Ish Abang masih kecil udah pelupa"

"Kamu juga masih kecil"

Ana menggeleng kepalanya pelan, melihat kelakuan Kiya persis sepertinya. Ana melirik sekilas ke Fazry yang muka nya terlihat datar tak berekspresi sedikit pun.

"Mas kenapa?" tanyanya pelan.

ehekmm!

Semua terdiam, begitu juga Kiya yang sedari tadi meledeki Abangnya terus-menerus. Ana pun juga ikut terdiam, ia seperti merasakan suasana hati suaminya ini seperti tidak baik-baik saja.

"Abang paham pesan Abi ke abang kan?"

"Na'am Abi" lirihnya menundukkan kepalanya.

"Apa?"

"Gak boleh deket sama yang bukan mahlom"

"Terus kenapa it-" ucap nya terputus.

"Faiz beneran gak deket-dekatan kok, Abi" bela Faiz agar Abinya tidak salah paham.

"Terus barusan?"

"Ish Abi, kan cuman bercandaan doang... Abi gak seru ah! dibawa serius terus" sela Kiya.

"Kalau bener cuma bercandaan, Abi cuma ingetin ke Abang untuk jaga-jaga termasuk buat kamu juga Kiya"

"Olang kita gak macem-macem kok, Abiiii" kesel Kiya.

DIA TAKDIRKU! || TAMATHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin