DIA TAKDIRKU! || TAMAT

FANA 46

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN

Ana mengakui jika mengurus kedua anak sekaligus tidak semudah yang dia pikirkan. Selebih lagi dia baru pertama kali menjadi Ibu, pengalaman yang berkesan dalam hidupnya, akan kah hanya kedua anak ini yang akan menemani kehidupan mereka? atau akan ada kejutan lagi nantinya?

"Utututu sayanggg, anak cantik Umi kenapa nih kok nangis terus, hmm? kangen sama Abi ya?"

"Sabar yaa, nanti Abi pulang. Nanti Kiya main sama Abi ya kalau Abi udah pulang"

Ana melihat Faiz yang tiduran sambil melihatnya dengan senyuman yang manis, yang dimana ketika melihat senyuman anak manis itu capenya seketika langsung hilang.

"Eh anak Umi yang ganteng ini senyum-senyum aja, manis banget ciii senyumnya kayak Abi, iya" goda Ana.

Faiz yang puji itu justru makin kesenangan entah dia mengerti atau tidak apa yang diucapkan Uminya, namun ia senang karna melihat senyum Uminya.

"Aaaakkk aaa akkk"

"Uh! anak ganteng mau jadi zombie ya?"

"Aaaaakkk akkkk aaaakkk"

"Tolong ada zombie ganteng, tolonggg"

Faiz semakin lincah menggerakan tubuhnya, hinggi membuat Ana kesusahan karna harus memegang satu-satu.

"Aduh! aduh! uh! lincah bangett anak Umi satu ini" sambil memegang tubuh Faiz untuk menjaga-jaga.

Sedangkan Kiya masih saja menangis sambil memegang ujung kerudung Uminya dan kadang ia tarik kerudungnya. Ana tak pernah kesal atau marah kepada kelakuan anak-anak justru itu buat dia belajar artinya kesabaran dalam mengurus anak.

Kalau dilihat dari segi sifat, dapat dilihat bahwa sifat kedua Anak mereka tak beda jauh dari Umi dan Abinya. FAIZ lebih pendiam tak banyak menangis, lebih nurut apa yang dikatakan Uminya. Sedangkan KIYA persis seperti Uminya yang cerewet banyak nangisnya dan hanya Fazry lah yang bisa menenangkannya.

"Masih lama ya kayaknya?" tanya Ana menggendong Kiya sambil melihat jam di dinding.

Ana tadinya tak ingin mengganggu acara kajian Fazry, namun karna Kiya terus-menerus menangis mau tak mau dia harus memberikan kabar.

hasil...