FANA 03

35.5K 3.9K 110
                                    

Dalam perjalanan Ana terus mengeluh dibagian perutnya, Namun ia lupa mengerjakan sholat Asharnya. Akhirnya ia mampir sebentar ke Mushola terdekat untuk sholat Ashar walaupun kini perutnya benar-benar amat sakit mungkin dengan ia melaksanakan sholat sakitnya akan hilang.

Ada Ibu-ibu tua tengah duduk diteras Mushola sambil tertidur dan memegangi perutnya, Ana menghampiri Ibu itu untuk menanyakan keadaannya.

"Assalamu'alaikum Bu?" salam Ana.

Ibu itu terbangun dari tidurnya, "Wa'alaikumussalam, iya ada apa Nak?"

"Sedang menunggu jemputan?"

"Tidak Nak..."

"Lalu sedang menunggu apa Bu?"

"Saya lupa arah jalan pulang Nak"

Ana memandangi wajah pucat Ibu itu, "Ibu sakit?"

"Enggak Nak, Ibu hanya lapar saja"

Ana membuka kotak bekal yang Uminya bawakan, ternyata masih ada sisa lumayan banyak namun sepertinya cukup untuk satu orang.

"Ah iya, Ana punya makanan. Ibu mau?"

"Tidak usah Nak, itu kan makananmu lebih baik kamu saja yang makan. Ibu masih sedikit kenyang kok"

"Ana udah makan bareng temen-temen kok Bu, perut Ana aja sekarang udah gede banget nih kayak Ibu-ibu hamil" hibur Ana menunjukkan perutnya yang membuncit.

Ibu itu tersenyum karna terhibur, "Boleh Ibu meminta sedikit makananmu Nak?"

"Boleh Bu, boleh banget malah. Ibu habisin ya, Ana mau sholat dulu nanti diomelin sama Bunda"

Ibu itu mengangguk faham, ia memakan makanan yang telah Ana siapkan untuknya, hendak ingin masuk ke dalam Mushola Ana memberitahu rahasia kepada Ibu itu.

"Bu tau gak?"

"Apa Nak?"

"Bunda Ana galak banget tau, kalau marah kadang lembut tapi kadang kalau marah kayak singa ngamuk" canda Ana.

Ibu itu makin dibuat ngakak olehnya, "Kamu ini ada-ada saja"

"Yauda kalau gitu Ana sholat dulu, Ibu jangan kemana-mana ya sampai Ana selesai"

"Ibu akan nungguin Nak Ana disini"

Ana bergegas untuk sholat, namun perut makin membuatnya sakit. Ana sudah berusaha sekuat mungkin untuk tahan.

•••

"Sebelumnya Ibu kenapa bisa sampai lupa arah jalan pulang? emang gak ada yang nemenin Ibu jalan-jalan?"

"Ibu kan sudah tua Nak, niat Ibu hanya jalan-jalan disekitaran rumah saja. Tapi ternyata mah makin jauh"

"Dari kapan Ibu belum pulang?"

"Dari pagi Nak, dan hanya Mushola ini lah yang Ibu ingat bahwa rumah Ibu dekat dari sini"

"Kalau gitu izinin Ana temenin Ibu disini ya"

"Tidak usah Nak, lebih baik kamu pulang...Pasti Bundamu sudah menunggu dirumah"

Ana segera menolak, "Engga kok Bu, Bunda kan udah ada Ayah jadi ada yang temenin hehe"

Ibu ikut lagi-lagi kembali tersenyum dengan lelucon yang dibuat Ana. Ana juga nyaman mengobrol dengan Ibu itu, mungkin dengan dia mengajaknya mengobrol Ibu itu jadi inget dimana rumahnya.

DIA TAKDIRKU! || TAMATWhere stories live. Discover now